Arso, Tri (1991) SQUARE DALAM RUANG DAN WAKTU. Modul Arsitektur Fakultas Teknik Undip, 1 (1). p. 19. ISSN 0853 - 2877
| PDF - Published Version 10Kb |
Abstract
Pelataran St. Peter di Roma, St. Mark di Venezuela maupun place Vendome di Prancis semuanya merupakan ha yang secara umum diketahuai dan dikagumi, sebagaimana monalisanya Leonardo, Mosesnya Michelangelo maupun Night watch-nya Rembrant. Tak diragukan lagi semua itu merupakan karya seni yang tinggi sebagai lukisan, sculpture, maupun karya arsitektur. Pekataran diatas kaya dengan hubungan yang unik antara ruang terbuka, bangunan disekelilingnya maupun dengan langit diatasnya, yang menunjukan kreasi sejati dari suatu pengalaman emosi yang digabung dengan usha-usaha seni lainnya. Itu sendiri baru merupakan hal penting kedua setelah penemuhan setiap kebutuhan fungsinya. Pada masa akhir-akhir ini terlihat adanya penghargaan yang berlebihan terhadap penalaran yang tercermin pada perencanaan kota. Para perencana kota seakan-akan hanya disibukkan oleh masalah fisik (terukur) saja, seperti masalah tata guna tanah, peningkatan trafik, komunikasi, zoning, pendaerahan dan sebagainya. Pertimbangan-pertimbangan square tidak lebih hanya kepada kepentingan akan susunan kota belaka. Secra fisik dan psikologis, fungsi-fungsi suatu square tidak tergantung kepada ukuran dan skala, baik pada suatu dusun yang hijau, pada suatu kota yang kecil, lapangan dari suatu perumahan disuatu kota besar maupun plasa yang monumental dari suatu metropolitan, semuanya mempunyai kegunaan yang sama. Dibuat sebagai suatu tempat berkumpul yang humanis, memberikan perlindungan terhadap kesibukan lalu lintas dan membebaskannya dari ketegangan yang ditimbulkan dari kesibukan sepanjang jaringan jalan. Kalau jalan digambarkan sungai tempat arus gerakan hubungan manusia, maka square digambarkan sebagai suatu danau, yang mengarahkan dan memberikan gerakan-gerakan hidup tidak hanya pada batas-batasnya sendiri, tapi juga menjangkau kepada jaringan jalan di sekelilingnya yang seakan bermuara kepadanya. Sebagaimana pada masa lalu maka funfsi psikologis dari suatu square dimasa sekarang dan mendatang adalah sama. Seorang perencana kota dimasa lalu menghadapi problem yang sama dengan seperti perencanaan kota sekarang, misalnya masuknya bangunan baru pada suatu pemukiman, peningkatan frekuensi kegiatan atau rorganisasi dari suatu daerah pada suatu kota lama. Atau dalam hal standar, misalnya pembuangan lengkungan suatu untuk pemberhentian kereta untuk bangsawan atau mobil, atau pembuatan ruang terbuka yang untuk kegiatan spektakuler atau monumental bagi para pemimpin-pemimpin politik dan sebagainya, tidaklah dibuat dalam prinsip yang berbeda. Fungsi juga mempengaruhi pertimbangan dari lebar, panjang dan kedalaman dari jalan maupun lapangan. Yang membedakan adalah bahwa perencanaan ruang kini menyangkut lebih banyak fungsi daripada abad yang lalu. Keinginan dan kebutuhan masa lalu tidak banyak dan sekompleks sebagaimana sekarang. Karenanya analisa dari contoh typical dari masa lalu tinggal sedikit yang didiskusikan oleh sejarah, namun demikian masih dapat dijadikan rangsangan pemikiran bagi perencanaan kota dimasa sekarang.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 4446 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 19 Jan 2010 14:26 |
Last Modified: | 19 Jan 2010 14:26 |
Repository Staff Only: item control page