MODEL PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR BERBASIS PADA PENDEKATAN SISTEM SOSIOEKOLOGI, SISTEM SOSIOEKONOMI DAN SISTEM SOSIOPOLITIK (STUDI KASUS : PULAU LINGAYAN SULAWESI TENGAH)

LUBIS, MOH. SALEH (2014) MODEL PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR BERBASIS PADA PENDEKATAN SISTEM SOSIOEKOLOGI, SISTEM SOSIOEKONOMI DAN SISTEM SOSIOPOLITIK (STUDI KASUS : PULAU LINGAYAN SULAWESI TENGAH). PhD thesis, UNDIP.

[img]
Preview
PDF
1486Kb

Abstract

Indonesia memiliki lebih dari 17.504 pulau dan 92 pulau diantaranya adalah pulau kecil terluar yang perairannya berbatasan langsung dengan negara tetangga. Salah satu pulau kecil terluar yaitu Lingayan yang terletak di bagian barat laut Pulau Sulawesi yang perairannya berbatasan dengan perairan Malaysia. Berdasarkan pada letaknya, Lingayan memiliki peran geostrategis sebagai penentu batas-batas laut NKRI yang meliputi laut teritorial (12 mil), zona ekonomi ekslusif (200 mil) dan landasan kontinental benua (350 mil). Saat ini, ekosistem pesisir Pulau Lingayan mengalami kerusakan dan perekonomian pulau rendah sehingga tidak dapat mendukung keberlangsungan hidup penduduk. Kondisi ini dapat melemahkan peran geostrategis tersebut sesuai Artikel 121 Bagian VIII UNCLOS PBB. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Lingayan dengan tujuan : (1) Menguji hubungan kausalitas variabel-variabel dalam Sistem Sosioekologi, Sistem Sosioekonomi dan Sistem Sosiopolitik sebagai basis pengelolaan Pulau Lingayan dengan capaian pemulihan fungsi ekosistem pesisir, nilai tambah (add value) ekonomi serta pertahanan dan keamanan; (2) Menentukan jenis pendekatan dan program aksi prioritas serta alternatif kesesuaian kegiatan dalam pengelolaan Pulau Lingayan sebagai pulau kecil terluar Indonesia; (3) Menemukan model pengelolaan Pulau Lingayan sebagai pulau kecil terluar berbasis pada Sistem Sosioekologi, Sistem Sosioekonomi dan Sistem Sosiopolitik. Jumlah sampel sebanyak 250 responden yang dipilih berdasarkan pertimbangan (purposive sampling) yang kemudian diacak (random). Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, deep interview dan Focus Group Discussion (FGD) kemudian di uji statistik dengan analisis Structural Equating Modelling (SEM) program AMOS 19.0. Penentuan kesesuaian kegiatan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)-Priority Action Program (PAP) dan Analisis model menggunakan metode dinamika sistem dengan perangkat lunak powersim versi 2.5c. Hasil penelitian menunjukkan hubungan kausalitas variabel-variabel dalam sistem sosioekologi, sistem sosioekonomi dan sistem sosiopolitik memberikan nilai yang signifikan dan meningkatkan capaian pemulihan fungsi ekosistem pesisir, nilai tambah (add value) ekonomi serta pertahanan dan keamanan pulau. Jenis pendekatan prioritas dalam pengelolaan Pulau Lingayan secara berurutan terdiri atas: (i) pendekatan Sosiopolitik, (ii) pendekatan Sosioekonomi dan (iii) Pendekatan Sosioekologi. Sedangkan program aksi prioritas terdiri atas : (i) pemenuhan kebutuhan dasar penduduk; (ii) pemberian modal usaha dan (iii) pembinaan norma-norma hidup. Skenario model untuk menekan laju kerusakan karang dengan upaya pemulihan fungsi ekosistem dapat diturunkan sampai 88,89 ha dari 641,08 ha karang rusak. Skenario model untuk perikanan budidaya memiliki hasil panen yang lebih tinggi dari perikanan tangkap tradisional yang mencapai 27,76 ton sehingga dapat menjadi komoditas nilai tambah (add value) ekonomi pulau. Tren peningkatan jumlah pendapatan penduduk Lingayan akan sama dengan tren peningkatan tingkat kesejahteraan, dengan skenario model penghasilan penduduk bisa mencapai rata-rata lebih dari Rp. 6.000.000,00 per bulannya. Tingkat kesejahteraan memperkuat keberadaan penduduk di Pulau Lingayan sebagai pulau kecil terluar dan mendukung aspek kepentingan pertahanan dan keamanan pulau. Kata Kunci : Lingayan, Sosioekologi, Sosioekonomi, Sosiopolitik viIndonesia has more than 17,506 islands and 92 islands of them are outermost small islands with the waters directly adjacent to the neighboring countries. Lingayan is one of the outermost small island located in Northwest of Sulawesi Island that have direct border to the Malaysian water territory (President Decree No. 78, 2005). Based on its position, Lingayan has geostrategic role to determine sea boundaries of NKRI which include the territorial seas (12 miles), the exclusive economic zone (200 miles) and the continental shelf (350 miles). Recently, the coastal ecosystem of Lingayan Island is damage and the island‟s economy is low so that they cannot support the sustainability of people‟s life. This condition can weaken the geostrategic role as stated in article 121 Chapter VIII of United Nations Convention on The Law of The Sea-UNCLOS. The research was conducted in Lingayan Island and its aims to : (1) examine and assess the causality relation of variables in the Socio-Ecology, Socio-Economic, and Socio-Politic Systems as the basis for Lingayan Island management with the recovery achievement of coastal ecosystem function, economic add value, and defense and security; (2) determining the type of approaches and priority action programs as well as the alternative of activity appropriateness in managing Lingayan Island as the Indonesian small outermost island; (3) determining the management model of Lingayan island as the small outermost island based on the Socio-Ecology, Socio-Economic, and Socio-Politic Systems. The total samples as 250 respondents selected based on considerations (purposive sampling) that are be randomized. Data was collected by distributing questionnaires, in-depth interview, and Focus Group Discussion (FGD) and be analyzed using Structural Equating Modeling (SEM) AMOS 19.0 program. Determination of suitability program used Analytical Hierarchy Process (AHP) and Priority Action Program (PAP). The model analysis used the system dynamic method with software powersim versi 2.5c. The research results show that the causality relation of the variables in the Socio-Ecology, Socio-Economic, and Socio-Politic Systems provide significant value and improve the recovery achievement of coastal ecosystem function, economic add value, and the island‟s defense and security. The types of priority approach in managing Lingayan Island in a sequence consist of: (i) Socio-Politic approach, (ii) Socio-Economic approach and (iii) Socio-Ecology approach. The priority action program consists of: (i) the fulfillment of people‟s basic needs; (ii) the provision of business capital; and (iii) the building of life norms. The model scenario to suppress the rate of coral damage by the efforts of ecosystem function recovery could be decreased to 88.89 ha from 641.08 ha of damaged coral. The model scenario for fishery shows higher harvest than traditional catching fishery that reached 27.76 ton, so it can be the commodity with economic add value for the island. The income improvement trend of Lingayan residents will be the same as the welfare improvement trend with the model scenario. The resident‟s income could reach more than IDR 6,000,000.00 in average per month. The rate of welfare strengthens the existence of the resident in Lingayan Island as the small outermost island and supports the aspect of the island‟s defense and security interests. Keywords: Lingayan, Socio-Ecology, Socio-Economic, Socio-Politic

Item Type:Thesis (PhD)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Doctor Program in Coastal Resources Management
ID Code:44296
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:15 Nov 2014 14:20
Last Modified:15 Nov 2014 14:20

Repository Staff Only: item control page