PENGARUH PEMBERIAN RHODAMINE B PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 12 MINGGU TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TUBULUS PROKSIMAL GINJAL TIKUS WISTAR

Mahanani, Seia and Saebani, Saebani (2013) PENGARUH PEMBERIAN RHODAMINE B PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 12 MINGGU TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TUBULUS PROKSIMAL GINJAL TIKUS WISTAR. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine University Diponegoro.

[img]
Preview
PDF
488Kb
[img]
Preview
PDF
336Kb
[img]
Preview
PDF
430Kb
[img]
Preview
PDF
248Kb
[img]
Preview
PDF
487Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

872Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

171Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

163Kb
[img]
Preview
PDF
1917Kb

Abstract

Latar Belakang: Rhodamine B merupakan zat warna sintesis yang semula digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai keperluan seperti sebagai pewarna kertas dan tekstil. Namun Rhodamine B sering kali disalahgunakan untuk pewarna pangan dan pewarna kosmetik. Hal ini bertentangan dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Beberapa penelitian telah melakukan penelitian bersifat deksriptif dengan teknik analisi kualitatif namun penelitian pengaruh Rhodamine B secara peroral terhadap histologis ginjal dengan teknik analisi kuantitatif masih belum jelas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian Rhodamine B peroral dosis bertingkat selama 12 minggu terhadap perubahan gambaran histologis tubulus proksimal ginjal tikus wistar Metode: Penelitian eksperimental laboratorik dengan post test only control group design. Sampel penelitian adalah 30 tikus wistar jantan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, diadaptasi selama 7 hari. kemudian dibagi secara acak dengan sample random sampling. K merupakan kelompok kontrol tanpa pemberian Rhodamine B, P1 diberi Rhodamine B 1/16 x dosis lethal (55,4375 mg/kgBB), P2 diberi Rhodamine B 1/8 x dosis lethal (110,875 mg/kgBB), P3 diberi Rhodamine B ¼ x dosis lethal (221,75 mg/kgBB), P4 diberi Rhodamine b ½ x dosis lethal (443,5 mg/kgBB), P5 diberi Rhodamine B 1 x dosis lethal (887 mg/kgBB). Setelah 12 minggu semua sampel diambil organ ginjal untuk dilakukan pemeriksaan histologis. Data dideskripsikan dalam bentuk tabel, gambar, dan analisa statistik dengan SPSS for Windows 17.0. Hasil: Nilai rerata jumlah tubulus normal ginjal tertinggi pada kelompok kontrol. Uji Kruskal-Wallis didapatkan perbedaan yang bermakna. Uji Post Hoc Mann Whitney didapatkan perbedaan yang bermakna pada K dan P1 (p=0.009) ; K dan P2 (p=0.008) ; K dan P3 (p=0.009); K dan P4 (p=0.008); P1 dan P2 (p=0.008) ; P1 dan P3 (p=0.009); P1 dan P4 (p=0.008) ; P2 dan P3 (p=0.009) ; P2 dan P4 (p=0.008) ; P3 dan P4 (p=0.015). Kesimpulan: Pemberian Rhodamine B peroral dosis bertingkat selama 12 minggu menyebabkan terjadinya perubahan histologis ginjal tikus wistar. Perubahan yang terlihat berupa penurunan jumlah tubulus normal karena adanya atrofi dan dilatasi tubulus. Kata kunci: Rhodamine B, gambaran histologi ginjal, dosis bertingkat, tubulus normal

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1001 Forensic Medicine. Medical jurisprudence. Legal medicine
Divisions:Faculty of Medicine > Department of Medicine
Faculty of Medicine > Department of Medicine
ID Code:44171
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:30 Oct 2014 10:48
Last Modified:30 Oct 2014 10:48

Repository Staff Only: item control page