PENGARUH RHODAMINE B PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 12 MINGGU TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI TESTIS TIKUS WISTAR JANTAN

Devi, Priska Harsanti and Saebani , Saebani (2013) PENGARUH RHODAMINE B PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 12 MINGGU TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI TESTIS TIKUS WISTAR JANTAN. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF
371Kb
[img]
Preview
PDF
224Kb
[img]
Preview
PDF
215Kb
[img]
Preview
PDF
176Kb
[img]
Preview
PDF
250Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

1005Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

91Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

84Kb
[img]
Preview
PDF
774Kb

Abstract

Latar Belakang Rhodamine B secara umum dikenal merupakan zat pewarna sintetis berupa serbuk berwarna merah keunguan sering juga disebut sebagai pigment violet, menghasilkan warna merah, serbuknya tidak berbau, sering digunakan sebagai pewarna tekstil dan kertas. Namun di masyarakat banyak beredar makanan dan minuman yang menggunakan Rhodamine B sebagai pewarna makanan, yang bertentangan dengan peraturan menteri kesehatan. Pada banyak penelitian Rhodamine B terbukti dapat mengganggu kesehatan. Pengaruh histopatologis nya terhadap organ testis masih belum begitu jelas. Tujuan mengetahui perbedaan gambaran histopatologi testis tikus wistar jantan pada pemberian Rhodamine B peroral dosis bertingkat selama 12 minggu. Metode Penelitian true experimental laboratoric dengan post test only control group design. Sampel penelitian adalah tikus wistar jantan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dibagi secara acak dengan simple random sampling. Konsumsi Rhodamine B 0 mg/kg BB pada kelompok kontrol; 1/16 letal (55,44 mg/kg BB) pada kelompok I; 1/8 dosis letal (110,88 mg/kg BB ) pada kelompok II; 1/4 dosis letal (221,75 mg/kg BB) pada kelompok III; 1/2 dosis letal (443,5 mg/kg BB) pada kelompok IV; Dosis letal (887 mg/kg BB) pada kelompok V. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung gambaran histopatologis spermatogenesis di tubulus seminiferus. Uji hipotesis menggunakan uji Kruskall-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc(Mann-Whitney Test). Hasil Nilai rerata spermatogenesis tubulus seminiferous yang terburuk pada kelompok IV. Uji Kruskall-Wallis didapatkan perbedaan yang bermakna (p=0,001). Uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan yang bermakna pada K-I (p=0,014), K-II (p=0,005), K-III (p=0,006), K-IV (p=0,008), I-III (p=0,005), I-IV (p=0,007), II-III (p=0,004), II-IV (p=0,005), III-IV (p=0,045) Kesimpulan Pemberian Rhodamine B peroral dosis bertingkat pada tikus wistar menyebabkan terjadinya perubahan gambaran histopatologi testis. Perubahan struktur histopatologi testis yang terlihat berupa penurunan spermatogenesis pada tubulus seminiferous tikus wistar. Kata Kunci Rhodamine B, peroral, gambaran histopatologis testis, tikus wistar

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1001 Forensic Medicine. Medical jurisprudence. Legal medicine
Divisions:Faculty of Medicine > Department of Medicine
Faculty of Medicine > Department of Medicine
ID Code:44119
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:24 Oct 2014 09:33
Last Modified:24 Oct 2014 09:33

Repository Staff Only: item control page