Juhana, Hakim Alhaady and Intarniati N.R, Intarniati N.R (2013) PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DENGAN DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN MAKROSKOPIS DAN MIKROKSKOPIS GINJAL TIKUS WISTAR SELAMA 4 MINGGU DILANJUTKAN 2 MINGGU TANPA PAPARAN BORAKS. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine Diponegoro University.
| PDF 176Kb | |
| PDF 30Kb | |
| PDF 268Kb | |
| PDF 28Kb | |
| PDF 86Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 397Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 16Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 13Kb | ||
| PDF 828Kb |
Abstract
Latar Belakang: Boraks atau sodium tetraborate decahydrate adalah mineral dengan toksisitas yang rendah. Umumnya boraks digunakan dalam berbagai produk misalnya pada produk insektisida, fungisida, herbisida, serta boraks juga dapat dilarutkan di dalam air dan digunakan untuk membersihkan emas dan perak. .Namun sekarang banyak yang menggunakan boraks sebagai bahan pengawet makanan, hal ini bertentangan dengan peraturan menteri kesehatan. Boraks yang terkandung dalam makanan dengan dosis yang berlebihan dapat menimbulkan keracunan. Penggunaan boraks dalam jangka panjang bahkan dapat menimbulkan gangguan sistem imun hingga gangguan pada sistem reproduksi. Namun sampai saat ini penelitian pengaruh boraks secara peroral terhadap histopatologis ginjal masih belum jelas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian boraks peroral dosis bertingkat selama 4 minggu dilanjutkan 2 minggu terhadap perubahan gambaran makroskopis dan mikroskopis ginjal tikus wistar. Metode: Penelitian ekperimental laboratorik dengan post test only control group design. Sampel sebanyak 21 tikus wistar yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, diadaptasi selama 7 hari. Setelah masa adaptasi, tikus wistar dibagi secara simple random sampling menjadi 3 kelompok. K merupakan kelompok kontrol tanpa diberi boraks peroral. P1 diberi boraks peroral 300 mg/kgBB/hari (100 mg/cc/hari) dan P2 diberi boraks peroral 600 mg/kgBB/hari (200 mg/cc/hari). Setelah 4 minggu dilanjutkan 2 minggu tanpa paparan boraks, semua sampel diterminasi, diambil organ ginjal untuk dilakukan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis. Data dideskripsikan dalam bentuk tabel, gambar, dan analisa statistik. Hasil: Nilai jumlah kerusakan epitel tubulus ginjal dan berat ginjal tertinggi pada kelompok P3. Hasil uji Kruskal-Wallis untuk makroskopis ginjal tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antar 3 kelompok (p=0.083) lalu dilanjutkan Uji Post Hoc Mann Whitney untuk berat ginjal tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada K-P1 (p=0.482), didapatkan perbedaan yang bermakna K-P2 (p=0.041), serta tidak didapatkan perbedaan yang bermakna P1-P2 (p=0.085). Hasil uji Kruskal-wallis untuk mikroskopis ginjal didapatkan perbedaan yang bermakna antar 3 kelompok (p=0,000),lalu dilanjutkan dengan uji Post Hoc Mann Whitney untuk mikroskopis ginjal didapatkan perbedaan yang bermakna pada K-P1 (p=0,000), didapatkan perbedaan yang bermakna pada K-P2 (p=0,000) serta didapatkan perbedaan yang bermakna pada P1-P2 (p=0,036). Kesimpulan: Pemberian boraks peroral dosis bertingkat selama 4 minggu dilanjutkan 2 minggu tanpa paparan boraks tidak terjadi perubahan makroskopis (berat ginjal) pada tikus wistar serta terjadi perubahan mikroskopis (histopatologis) ginjal tikus wistar. Perubahan yang terlihat berupa lumen menyempit, hilangnya brush border dan protein cast (lumen berisi). Kata kunci: Boraks, sodium tetraborate decahydrate, dosis bertingkat, makroskopis berat ginjal, gambaran histopatologis ginjal
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1001 Forensic Medicine. Medical jurisprudence. Legal medicine |
Divisions: | Faculty of Medicine > Department of Medicine Faculty of Medicine > Department of Medicine |
ID Code: | 43910 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 09 Oct 2014 08:16 |
Last Modified: | 09 Oct 2014 08:16 |
Repository Staff Only: item control page