WIJAYANTI, Dwi (2014) PEMBERIAN LARUTAN DAUN BINAHONG DALAM MEMPERPENDEK FASE INVOLUSI UTERUS KAMBING PERANAKAN ETAWAH BERDASARKAN TIPOLOGI FERNING SERVIKS DAN SALIVA. Undergraduate thesis, Peternakan.
| PDF 94Kb | |
PDF Restricted to Registered users only 129Kb | ||
PDF Restricted to Registered users only 36Kb | ||
PDF Restricted to Registered users only 284Kb | ||
PDF Restricted to Registered users only 62Kb | ||
PDF Restricted to Registered users only 2485Kb |
Abstract
DWI WIJAYANTI. 23010110130189. 2014. Pemberian Larutan Daun Binahong dalam Memperpendek Fase Involusi Uterus Kambing Peranakan Etawah Berdasarkan Tipologi Ferning Serviks dan Saliva (Effect of Binahong’s Leaves solution in Shortening Uterine Involution of Etawah Goat Grade Based on Typology of Ferning Cervical and Saliva) (Pembimbing: ENNY TANTINI SETIATIN dan DAUD SAMSUDEWA) Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian larutan daun binahong (Anredera cordifolia) dalam mempercepat penyembuhan luka uterus, memperpendek fase involusi uterus dan mempercepat munculnya berahi yang dievaluasi melalui gambaran tipologi ferning kambing. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai dasar dan informasi mengenai pengaruh pemberian larutan daun binahong (Anredera cordifolia) dalam memperpendek fase involusi uterus. Penelitian telah dilaksanakan mulai 25 Agustus sampai dengan 27 November 2013. Ada 2 lokasi penelitian yaitu Kelompok Tani Ternak (KTT) Pucung dan Kelompok Tani Ternak (KTT) Makmur, di Kelurahan Pudak Payung, Semarang. Pengamatan tipologi ferning dilakukan di Laboratorium Genetika, Pemuliaan dan Reproduksi, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Delapan ekor kambing Peranakan Etawah (PE) dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok A (tanpa pemberian larutan daun Binahong), B (pemberian larutan daun Binahong sebanyak 0,54 g/kg bobot badan kambing), C (pemberian larutan daun Binahong sebanyak 0,64 g/kg bobot badan kambing) dan D (pemberian larutan daun Binahong sebanyak 0,78 g/kg bobot badan kambing). Pemberian larutan binahong diberikan selama 7 hari berturut turut pagi dan sore setelah 7 hari pasca melahirkan. Pengambilan lendir serviks dan saliva dilakukan pagi hari selama 7 hari setelah pemberian perlakuan. Hasil nilai p ferning serviks dan saliva kambing PE adalah 0.981 (p> 0,05) dan 0.847 (p> 0,05). Analisis Kruskal Wallis H – Test menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara ferning serviks dan saliva dengan pemberian larutan binahong pada kambing PE dalam memperpendek involusi uterus. Larutan daun binahong yang diberikan pada kambing Peranakan Etawah (PE) dari 0,54 g/kg bobot badan kambing hingga 0,78 g/kg bobot badan kambing selama 7 hari post partum sejak hari ke-8 sampai ke-14 belum dapat memperpendek fase involusi uterus. Fitoestrogen yang ada di dalam daun binahong baru dapat bekerja membantu kontraksi uterus untuk pengeluaran locia. Hal ini ditandai dengan belum terlihatnya gambaran ferning serviks dan saliva. Perlu penelitian lebih lanjut untuk dosis pemberian larutan daun binahong dalam rentan yang lebih besar dan kecil serta waktu pemberian larutan daun binahong perlu dilakukan secara simultan sebelum dan setelah melahirkan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture |
ID Code: | 43155 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 18 Jun 2014 09:04 |
Last Modified: | 18 Jun 2014 09:04 |
Repository Staff Only: item control page