Model Pengembangan Imbal Jasa Lingkungan Kolam Retensi Tawang Berkelanjutan

Edi Santosa, - (2014) Model Pengembangan Imbal Jasa Lingkungan Kolam Retensi Tawang Berkelanjutan. PhD thesis, Program Doktor Ilmu Lingkungan.

[img]
Preview
PDF
154Kb
[img]
Preview
PDF
1989Kb

Abstract

ABSTRAK Wilayah Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan dan juga dataran rendah, dimana sebagian besardari daerah dataran rendah tersebut selalu tergenang akibat banjir dan rob. Dari perspektif pembangunan berkelanjutan, maka sistem polder (Sistem Polder Kota Lama dengan salah satu komponennya adalah Kolam Retensi Tawang) merupakan alternatif yang paling ideal. Dalam kenyataan Kolam Retensi Tawang belum berfungsi optimal karenadesain kolam retensi belum memenuhi syarat, ketidakjelasan lembaga yang bertanggungjawab dalam pengelolaan, lemahnya komitmen Pemerintah Kota Semarang yang ditunjukkan oleh kecilnya APBD dan rendahnya keterlibatan masyarakat untuk menjaga kelestariannya. Imbal jasa Lingkungan (IJL) adalah salah satu instrumen lingkungan yang mampu mengintegrasikan antara infrastruktur fisik dan sosial sehingga tercipta perilaku yang mendukung pengelolaan ekosistem yang berdampingan dengan air. Penelitian ini bertujuan mengkaji implementasi kebijakan pengelolaan Kolam Retensi Tawang, mengkaji potensi modal sosial, modal politik dan kearifan lingkungan dalam penerapan Imbal Jasa Lingkungan, serta menyusun model ideal Imbal Jasa Lingkungan dalam Pengelolaan Kolam Retensi Tawang Berkelanjutan yang bertumpu pada modal sosial, modal politik dan kearifan lingkungan untuk memberikan insentif ekonomi kepada masyarakat miskin di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif.Untuk menggali data dilakukan melalui FGD dengan 36 informan yang berasal dari Pemerintah Kota Semarang, anggota legislatif, perguruan tinggi, LSM dan KSM, tokoh masyarakat serta pengusaha yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Serta dengan kuesioner dari 115 responden ditentukan secara random sampling dari warga di tiga kelurahan: Purwodinatan, Tanjung Mas dan Bandarharjo. Temuan penelitian adalah: a) Pemerintah daerah belum mampu dalam menerapkan StandardPolder and Water Basin System Management(Standar Manajemen Pengelolaan Sistem Polder) yang disebabkan oleh lemahnya dukungan anggaran, SDM maupun kelembagaan dan organisasi; b) Karakteristik pola jejaring sosial masyarakat sekitar Kolam Retensi Tawang termasuk jenis “modal sosial yang menjembatani”. Modal politik masyarakat belum memiliki posisi tawar yang signifikan terhadap upaya pemenuhan tuntutan publik akan bebas banjir dan rob. Segenap nilai-nilai kearifan yang ada di wilayah penelitian telah mengalami pergeseran yang disebabkan oleh tiga faktor utama yakni pluralitas dan tekanan migrasi penduduk yang tinggi, semakin menyempitnya ruang, tanah dan lahan serta sedikitnya relawan-relawan lingkungan yang muncul sebagai tokoh teladan.Hasil temuan analisis kuantitatif konsisten dengan temuan analisis kualitatif,dengan koefisien regresi logistik sebesar 0,379; c) Untuk dapat diterapkan, model pengembangan Jasa Lingkungan Kolam Retensi Tawang berkelanjutan membutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah melalui pembentukan aturan sebagai payung hukum, ketrampilan negosiasi yang tinggi dalam proses penetapan mekanisme dan nilai imbal jasa yang akan disepakati, serta adanya fondamen potensi modal sosial yang menjembatani (bridging social capital) khusunya warga miskin. Kata Kunci: Modal sosial, modal politik, kearifan lingkungan, imbal jasa lingkungan dan pembangunan berkelanjutan  

Item Type:Thesis (PhD)
Subjects:G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Doctor Program in Environmental Science
ID Code:43072
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:12 May 2014 08:45
Last Modified:12 May 2014 08:45

Repository Staff Only: item control page