Spreading Activation Network Model as a Tactic in Writing Task for 10th grade Students of Don Bosco Senior High School, Semarang

SIANIPAR, Yules Orlando (2012) Spreading Activation Network Model as a Tactic in Writing Task for 10th grade Students of Don Bosco Senior High School, Semarang. Masters thesis, Program Pascasarjana Undip.

[img]
Preview
PDF
713Kb

Abstract

Writing also involves composing, which implies the ability either to tell or retell pieces of information in many forms such as narratives, description, or explanation to transform information into new texts, as in expository or argumentative writing. The act of composing can create problems for the learners, especially for the foreign language learners. Expressing new idea or writing it also can cause difficulties, because it is transforming new information or expressing it, which is also more complex in writing than telling. The objective of this study is to know how effective the spreading activation network model in solving the writing problems and also help them learning & understanding the new vocabularies of the target language The researcher chose an experimental research and two different classes randomly, but at the same level as the population. He started by giving them a task of writing; the students were freely to choose the topic they were going to use, as the pre-test. After the task was checked and returned back along with the results, the researcher taught by using the spreading activation network model and used it in conducting the writing task for class A, before that he explained what mistakes they have done in their writing task. For class B, he just explained what mistakes they have done in it. The samples were the students of those two classes. The instrument used by the researcher was only writing task. By delivering the task, he found the result of the students’ writing before and after the use of Spreading Activation Network Model. The other instruments were rubric scores by Brown and Baley and t-Test. The rubrics was used for scoring the students’ writing results of the pre-test and post test for each class, the t-Test was for knowing the mean score of each class. Based on the result, the mean score for class A was 0.6833, meanwhile for class B, the mean score was 0.258. Meanwhile the result of the mean rank, for class A, the mean rank was 37.17. For class B, the mean rank was 22.59. It means that the mean score for class A was higher than class B. Based on the scores, it can be concluded the class that used the spreading activation network model had a better improvement than the class without spreading activation network model. Since the data were abnormal, the researcher used the Mann Whitney test. Keywords: writing, Spreading Activation Network Model, T-test, Mann-Whitney test Menulis meliputi penyusunan, yang mengikutsertakan kemampuan menceritakan dan menceritakan kembali potongan-potongan dari informasi dalam berbagai bentuk diantaranya secara narasi dan deskripsi atau penjelasan untuk mengubah suatu informasi kedalam bentuk teks baru, seperti tulisan eksplisit atau argumentative. Tindakan penyusunan dapat menimbulkan masalah bagi si pembuat, terutama pembelajar bahasa asing. Menyatakan ide baru atau menuliskannya kembali ide tersebut juga menjadi kesulitan, karena merubah infromasi baru atau menceritakannya kembali, sangatlah sulit dalam bentuk tulisan dibandingkan dalam bentuk omongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif Model Spreading Activation Network dalam memecahkan masalah-masalah dalam menulis dan juga membantu mereka dalam mempelajari dan membantu mereka mengerti kosakata-kosakata baru dalam bahasa yang mereka sedang pelajari. Peneliti memilih penelitian eksperimental dan dua kelas secara acak tetapi tetap dalam tingkatan yang sama sebagai populasi penelitian. Dia memulainya dengan memberi mereka tugas membuat karangan, murid-murid diberi kebebasan dalam memilih topic yang akan mereka tulis, ini adalah pretest. Setelah hasil tulisan mereka diperiksa dan dikembalikan kepada mereka beserta nilainya, peneliti kemudian mengajarkan Model Spreading Activation Network dan cara penggunaannya dalam pembuatan karya tulis untuk kelas A, tetapi sebelumnya dia menjelaskan kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan pada pretest. Untuk kelas B, dia hanya menjelaskan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan pada pretest. Sampel penelitian ini adalah murid-murid dari kedua kelas tersebut. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah karya tulis. Dengan memberikan soal ini, peneliti menemukan hasil dari tulisan murid-murid tersebut sebelum dan sesudah menggunakan Model Spreading Activation Network. Alat lain yang digunakan disini adalah Rubrik penilaian karya Brown dan Baley, serta t-Test. Rubrik tersebut digunakan untuk acuan pemberian nilai pada hasil karya murid-murid dari pretest hingga post-test, sedang t-Test digunakan untuk mencari nilai rata-rata setiap kelas. Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata kelas A adalah 0,6833, sementara kelas B adalah 0,258. Hasil tingkatan rata-rata nilai, kelas A adalah 37,17. Untuk kelas B tingkatan rata-rata nilai 22,59. Itu berarti nilai rata-rata kelas A lebih tinggi disbanding kelas B. Berdasarkan penilaian, dapat disimpulkan bahwa kelas yang menggunakan Model Spreading Activation Network memiliki perkembangan yang lebih baik dibandingkan kelas yang tidak menggunakan. Karena datanya abnormal, peneliti juga menggunakan Mann-Whitney test. Kata kunci: menulis, writing, Model Spreading Activation Network, T-test, Mann Whitney test

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Linguistic
ID Code:42649
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:12 Mar 2014 11:58
Last Modified:12 Mar 2014 11:58

Repository Staff Only: item control page