DAYA TUMBUH DAN BOBOT BIOMASA GAMAL (Gliricidia sepium) DAN KATUK (Sauropus androgynus(L)Merr) PADA BERBAGAI ARAS ZAT PENGATUR TUMBUH

Osvia, Chatnedea Yovino (2014) DAYA TUMBUH DAN BOBOT BIOMASA GAMAL (Gliricidia sepium) DAN KATUK (Sauropus androgynus(L)Merr) PADA BERBAGAI ARAS ZAT PENGATUR TUMBUH. Undergraduate thesis, Nutrisi dan Makanan Ternak.

[img]
Preview
PDF
99Kb
[img]
Preview
PDF
8Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

73Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

338Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

334Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

83Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

536Kb

Abstract

RINGKASAN CHATNEDEA YOVINO OSVIA. H2C 008 022. 2013. Daya tumbuh dan bobot biomasa gamal (Gliricidia sepium) dan katuk (Sauropus androgynus(L)Merr) pada berbagai aras zat pengatur tumbuh (Pembimbing: ENDANG DWI PURBAJANTI DAN SUTARNO). Penelitian bertujuan memanfaatkan urin sapi betina sebagai sumber zat pengatur tumbuh pada tanaman, mengetahui tinggi tanaman, daya tumbuh, bahan segar dan bahan kering tajuk tanaman dari perlakuan aras urin sapi dan auksin sintetis. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November – Desember 2011 di lahan tanaman pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang dan analisis bahan kering dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 192 polybag ukuran 30x35 cm, ember, gelas ukur, timbangan, ayakan, cangkul, oven, alat tulis, penggaris/ meteran, termometer, amplop, stek gamal, stek katuk, urin sapi betina bunting, auksin sintetis, tanah latosol. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis tanaman, yaitu G = Gamal (Gliricidia sepium), K = Katuk (Sauropus androgynus (L) Merr. Faktor kedua adalah dosis urin sapi dan auksin sintetis (N), yaitu N0 = 0% zat pengatur tumbuh alami, N1 = 25% zat pengatur tumbuh alami, N2 = 50% zat pengatur tumbuh alami, N3 = 10% auksin sintetis. Parameter yang diamati adalah daya tumbuh, tinggi tanaman, bahan segar tajuk dan bahan kering tajuk. Data dianalisis berdasarkan analisis ragam, kemudian apabila signifikan dilanjutkan dengan uji berganda Duncan. Hasil penelitian disimpulkan daya tumbuh tanaman katuk lebih baik dibandingkan tanaman gamal pada penggunaan zat pengatur tumbuh 10% auksin sintetis dan zat pengatur tumbuh 25% urin sapi. Pemberian zat pengatur tumbuh 10% auksin sintetis memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi tanaman gamal dan katuk, dibanding pemberian zat pengatur tumbuh 25% urin sapi dan zat pengatur tumbuh 50% urin sapi. Hasil bahan segar pemberian zat pengatur tumbuh 25% zat pengatur tumbuh 50% urin sapi, zat pengatur tumbuh 10% auksin sintetis tidak berbeda. Bahan kering tanaman pada perlakuan aras urin sapi 25% dan 10% auksin sintetis tidak berbeda pada tanaman gamal dan katuk. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh berpengaruh terhadap pertumbuhan dan bobot biomasa dengan hasil yang sesuai dengan hipotesis pada parameter daya tumbuh, tinggi tanaman dan bahan kering tajuk tanaman.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:S Agriculture > SF Animal culture
Divisions:Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
ID Code:42588
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:04 Mar 2014 08:21
Last Modified:04 Mar 2014 08:21

Repository Staff Only: item control page