PENGGUNAAN SHIJISHI KO–SO–A PADA WAWANCARA BAHASA JEPANG (Kajian Sosiopragmatik)

WININGSIH, Irma (2012) PENGGUNAAN SHIJISHI KO–SO–A PADA WAWANCARA BAHASA JEPANG (Kajian Sosiopragmatik). Masters thesis, Program Pascasarjana Undip.

[img]
Preview
PDF
331Kb

Abstract

Deiksis adalah hal atau fungsi yang menunjuk sesuatu di luar bahasa. Kata tunjuk promina, ketakrifan, dsb. adalah disebut mempunyai fungsi sebagai deiksis (Kridalaksana,2008:45). Levinson (1983:54) membaginya menjadi lima macam yaitu, deiksis orang (persona), waktu (temporal), tempat (spatial), wacana (discourse) dan social (social).Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka dengan metode penelitian kualitatif deskriptif yang ancangannya sosiopragmatik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tahu dan mendeskripsikan makna jarak kesopanan yang terkandung dalam penggunaan bahasa Jepang shijishi ko-so-a ditinjau dari kajian sosiopragmatik. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode agih dengan menggunakan pendekatan pragmatik, teori Takahashi, dkk (2000), Teramura (1998), Kinsui (1989) dan Yuuji(1999) tentang deiksis. Kemudian pendekatan sosiolinguistik penulis lakukan dengan menggunakan teori Ide (2008) tentang kesopanan dalam wujud jarak dan teori Akio (1990) tentang Wilayah Komunikasi. Sumber data berupa wawancara interaktif dan merupakan inventaris Universitas Kyuushuu, Jepang. Korpus data merupakan klausa yang memuat shijishi ko-so-a. Hasil yang penulis peroleh adalah: shijishi so paling sering digunakan karena wawancara adalah tuturan yang formal, maka hubungan penutur dengan petutur dianggap selalu sama, yakni sebagai orang yang baru kenal. yang menjadi alasan mengapa perujukannya sebagian besar merupakan perujukan anaforis, karena topiknya fleksibel mengikuti alur pembicaraan. Sementara itu pemilik wilayah tuturan terbanyak adalah penutur dan jarak psikologis terbanyak adalah penghindaran ’avoidance’. Di sini muncul avoidance yang bukan dikarenakan antipati atau ketidaksukaan, melainkan karena pengakuan sepenuhnya bahwa petuturlah pemilik informasi awal. Keywords: deiksis, shijishi, ko-so-a, avoidance, anaforis, kataforis Deixis refers to reference by means of an expression whose interpretation is relative to the (usually) extralinguistics context of the utterance. Pronouns and definiteness have their function as deixis (Kridalaksana, 2008:45). According to Levinson (1983:54), deixis is divided into five which are persona, temporal, spatial, social, and discourse. This research is library study and the method used was descriptive qualitative with sociopragmatic approach. The aims of this research is is to identify and to describe the usage of demonstrative of Japanese ko-so-a with sociopragmatic approach in Japanese interview. This research use distribution method, pragmatic approach and deixis theories from Takahashi (2000), Teramura (1998), Kinsui (1989) and Yuuji (1999). This research was also used consept from Ide (2008) about psychological distance appeared by utterance between speaker and interlocutor and Akio (1990) about information’s territory . The data taken from interactive interview and Kyuushuu University’s inventory. Corpus data were clause which have demonstrative ko-so-a. The result shows the demonstrative so is highly used in the interview. Because interview is a formal situation, the relation between the speaker are equal. It also shows that most of the reference are anaphoric reference. It happens because the topics are flexible. The territory of information is mostly the speakers’s. Avoidance is often used in the interviewbut the meaning not emphatic deictic but mostly caused by respectness of the speaker to hearer s territory of information.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Linguistic
ID Code:42573
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:03 Mar 2014 14:49
Last Modified:03 Mar 2014 14:49

Repository Staff Only: item control page