PERENCANAAN TATA RUANG DAN IMPLEMENTASINYA PADA KOTA KECIL DI JAWA TENGAH (STUDI KASUS: KOTA MUNTILAN)

Abstract

Kecenderungan proses urbanisasi sebenarnya terjadi secara berimbang antara kota besar dan kota-kota kecil (smaller urban centers). Namun yang terjadi adalah perubahan pemanfaatan ruang pada kota kecil atas pengaruh tarikan aktivitas dan fasilitas pada kota besar yang sudah tidak mampu lagi memberikan ruang untuk menetap. Sehingga hampir separuh penduduk perkotaan memilih bertempat tinggal di kota-kota kecil (Taccoli (ed.), 2006). Banyaknya literatur yang cenderung membahas permasalahan urbanisasi di kota besar saja, maka ide perencanaan untuk proses perbaikan hanya berjalan di kota-kota besar. Padahal peran kota kecil, terutama daerah yang berbatasan langsung dengan kawasan perkotaan, menjadi jembatan penghubung atau “intermediate city” juga penting untuk diperhatikan sehingga tercipta interaksi berkelanjutan yang akan semakin relevan di masa-masa akan datang. Perkembangan yang terus terjadi akan berdampak pada bentuk kebijakan perencanaan terkait pembangunan penataan ruang perkotaan meskipun hanya pada lingkup kota kecil. Tidak berjalannya perencanaan tingkat lokal mengakibatkan kota kecil atas karakter kawasan pedesaan dan sumber daya lokal menjadi suatu kawasan kota yang seolah tanpa perencanaan, cenderung berkembang sendiri dan terlambat untuk diatur kembali.