PERAN PEREMPUAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS HUNIAN MELALUI PROGRAM BSP2S DI KELURAHAN NUSUKAN, KOTA SURAKARTA

Abstract

Berdasarkan Physical Quality of Life Index (PQLI), terpenuhinya kecukupan papan merupakan salah satu indikator kemiskinan (Suman, 2007). Maka, rendahnya kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan huniannya dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk kemiskinan. Selain itu, berdasarkan konsep welfare economics, tingkat keberdayaan kaum perempuan dalam pembangunan juga harus dipertimbangkan (Suman, 2007). Hal ini juga didukung oleh asumsi Rose dalam Asmorowati (2007), yang menyatakan bahwa akses terhadap sumber daya dapat membebaskan perempuan dari kemiskinan, telah mampu membuat peran perempuan dalam pembangunan menjadi hal yang patut untuk dipertimbangkan. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Kota Surakarta, sesuai dengan Permenpera No. 08/PERMEN/ M/2006, memberikan dukungan keuangan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, yang berkelompok dalam KSM Bedah Rumah di Kelurahan Nusukan, berupa Program Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) untuk kegiatan perbaikan rumah dengan dana bantuan sebesar 5 juta rupiah. Bantuan tersebut disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro di Kota Surakarta, yaitu BMT Hidayah. Dana tersebut disalurkan melalui BMT Hidayah kepada 20 orang debitur dengan debitur perempuan berjumlah 7 orang (35%) dan besar cicilan yang harus dikembalikan adalah Rp 255.000,- per bulan. Jangka waktu pelunasan cicilan adalah selama 2 tahun berdasarkan kesepakatan yang telah disetujui oleh debitur dengan BMT Hidayah, yaitu sejak Januari 2010 hingga Desember 2011.