STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERSEPEDA MASYARAKAT KOTA SURAKARTA

Abstract

Di sektor transportasi dominasi kendaraan pribadi meningkatkan kemacetan, polusi, konsumsi bahan bakar, dan emisi gas rumah kaca, yang menjadi permasalahan lingkungan. Upaya mitigasi dan adaptasi telah disusun dalam kerangka undang-undang dan peraturan, tapi pelaksanaan di tingkat lokal masih dalam proses. Konsep transportasi yang berkelanjutan melalui penggunaan kendaraan tidak bermotor (non-motorized transport) menjadikan bersepeda salah satu alternatifnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor apa yang mempengaruhi minat masyarakat untuk bersepeda, serta mengurutkan fasilitas bersepeda berdasarkan tingkat kepentingannya menurut masyarakat Kota Surakarta sebagai pertimbangan dalam menyusun usulan alternatif pengembangan fasilitas bersepeda. Data yang dianalisis didapat dari hasil survei terhadap 492 responden. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu mengenai faktor bersepeda, maka dalam penelitian ini dilakukan analisis faktor pada 30 variabel. Berdasarkan pendapat responden mengenai urutan pentingnya 7 fasilitas bersepeda yang diajukan, keputusan akhir dari peringkat dianalisis dengan pengambilan keputusan atribut berganda. Faktor-faktor ini dipertimbangkan untuk mempersiapkan kegiatan/program meningkatkan motivasi bersepeda. Dari hasil analisis faktor ditemukan 6 faktor utama yaitu faktor kesenangan, fisik dan lingkungan, keselamatan, kemudahan, hambatan pribadi, serta keharusan. Sedangkan hasil perangkingan fasilitas bersepeda berurutan dari yang terpenting yaitu jalur/lajur/rute sepeda, parkir/tempat penitipan sepeda di terminal/stasiun, aturan yang mendukung bersepeda, tempat perbaikan/bengkel sepeda, penyewaan sepeda dan sepeda umum/bike sharing, bus dengan rak untuk sepeda/gerbong khusus untuk sepeda dan perlengkapan di terminal/stasiun, dan tempat mandi bagi pesepeda di tempat kerja. Melalui adopsi bentuk kegiatan/program dari pedoman dan best practice mengenai upaya pengembangan bersepeda, maka diharapkan prioritas strategi pengembangan fasilitas bersepeda yang disusun dalam penelitian ini dapat diwujudkan dengan tahapan yang baik dan tepat guna sesuai tujuan kebijakan yang ada.