TRANSFORMASI FISIK SPASIAL KAMPUNG KOTA DI KELURAHAN KEMBANGSARI SEMARANG

Abstract

Semarang merupakan salah satu kota yang tumbuh dan berkembang melalui fenomena permukiman kampung kota. Kondisi ini ditunjukkan dengan banyaknya kampung kota yang muncul dengan karakteristik tertentu yang dapat dilihat dari jenis pekerjaan maupun etnis masyarakatnya. Namun, keberadaan kampung di Semarang terutama pada pusat kota saat ini semakin tergerus oleh adanya pengaruh dari pembangunan kota yang terus dilakukan melalui pengembangan kawasan-kawasan komersial di sekitarnya. Salah satu permukiman kampung kota yang menjadi dampak dari adanya kegiatan pengembangan kawasan komersial tersebut adalah Kelurahan Kembangsari. Sejak awal mula munculnya yaitu tahun 1992 hingga saat ini kawasan permukiman kampung di Kelurahan Kembangsari mengalami fenomena perubahan fisik spasial yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat pada setelah tahun 2000 yaitu pada tahun 2005 kawasan Kampung Jayenggaten mulai hilang seiring dengan pembangunan Hotel Gumaya Palace. Kondisi tersebut juga terjadi pada Kampung Petempen pada tahun 2012 dimana sebagian besar kawasannya mengalami penggusuran karena adanya kegiatan pembangunan Apartemen Mutiara Garden. Tidak hanya pada penggunaan lahan, fungsi bangunan dan jalan serta pola ruang kawasan di Kelurahan Kembangsari pun mengalami perubahan. Berdasarkan gambaran fenomena tersebut maka dirumuskan suatu tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis bentuk transformasi fisik spasial padakawasan kampung kota di pusat kota Semarang.