PERILAKU PERJALANAN RUMAH TANGGA PENGGUNA SEPEDA MOTOR YANG TINGGAL DI KAWASAN PUSAT KOTA (STUDI KASUS: KECAMATAN SEMARANG TENGAH)

Abstract

Kawasan pusat kota sebagai lokasi sentral dari aktivitas perkotaan dengan struktur ruang kota yang membagi antara tempat bermukim dan tempat beraktivitas, menyebabkan penduduk yang tinggal di dalamnya butuh melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya di tempat yang berbeda. Dengan jarak yang dekat dengan lokasi aktivitas serta fasilitas yang ada dan dapat diakses dengan jaringan pelayanan angkutan umum, maka angka penggunaan kendaraan pribadi di kawasan pusat kota dapat berkurang (Naess, 2005), namun kondisi tersebut berbeda dengan kota besar di negara berkembang seperti Kota Semarang, di mana angka penggunaan sepeda motor mencapai 81,2% dari total kendaraan bermotor yang ada (Kota Semarang Dalam Angka, 2011). Bahkan Kecamatan Semarang Tengah yang termasuk kawasan pusat kota, memiliki angka ratio kepemilikan sepeda motor tertinggi kedua dari seluruh kecamatan yang ada di Kota Semarang. Fenomena tersebut patut dicermati dari skala paling kecil yaitu rumah tangga sebagai pelaku utama pergerakan menggunakan sepeda motor, dengan mengidentifikasi karakteristik perilaku perjalanan rumah tangga pengguna sepeda motor yang tinggal di kawasan pusat kota, di mana hal tersebut menjadi tujuan dari penelitian ini. Adapun dalam mengidentifikasi karakteristik perilaku perjalanan tersebut dikaitkan dengan aspek spasial, aspek sosial-demografi, aspek ekonomi, serta aspek alokasi waktu aktivitas dan pola pergerakan, sehingga nantinya dapat diketahui karakteristik permintaan perjalanan berbasis pada aktivitas rumah tangga yang dapat menjadi input dalam perencanaan transportasi pada skala perkotaan.