PRANOTO, Widio (2012) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN E-PEMBELAJARAN DI SEKOLAH: STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 PATI. Masters thesis, Program Pascasarjana Undip.
| PDF 114Kb | |
| PDF 409Kb | |
| PDF 163Kb |
Abstract
Tujuan penelitian studi ini adalah untuk menyelidiki apakah komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi berpengaruh terhadap implementasi kebijakan di sekolah, khususnya dalam kebijakan E-Pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif-asosiatif dengan pengambilan sampel secara proportionate random sampling sejumlah 57 orang guru dari 5 program keahlian/jurusan yang berbeda di lokasi penelitian. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa masing-masing faktor dari komunikasi, sumber daya, disposisi, struktur birokrasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi kebijakan E-Pembelajaran di sekolah. Keempat faktor tersebut juga secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi kebijakan E-Pembelajaran di sekolah. Penelitian juga mengungkapkan adanya temuan-temuan yang dapat menjadi bahan perbaikan kebijakan di kemudian hari. Pembahasan faktor implementasi E-Pembelajaran mengungkapkan kelebihan dari kebijakan ini bahwa siswa mudah memahami materi pelajaran dan guru antusias menggunakan media pembelajaran, serta dukungan sekolah terhadap program turut membantu kesuksesan implementasi kebijakan.. Kekurangannya adalah penguasaan guru terhadap media pembelajaran dan komputer masih rendah (74,6 % guru belum pernah ikut pelatihan), dan instalasi LCD proyektor yang tidak permanen di ruang kelas menyulitkan guru untuk menggunakan media pembelajaran secara berkesinambungan. Pembahasan faktor komunikasi mengungkapkan bahwa terdapat kekurangan berupa terdapat penugasan yang jelas terhadap suatu tanggung jawab, informasi dari Disdik tentang suatu program sering datang terlambat, kurangnya aturan tertulis yang mengikat guru agar konsisten dalam implementasi, dan atasan yang kurang tegas. Pembahasan faktor sumber daya mengungkapkan bahwa terdapat kekurangan personil IT sehingga terjadi tumpang-tindih (overlap) tugas dan mengakibatkan penanganan kerusakan peralatan IT terlambat, kadang tidak ada surat tugas, instalasi LCD proyektor yang tidak permanen di ruang kelas, dan kekurangan akses printer maupun scanner untuk sebagian guru dalam mendukung tugas-tugas administrasi mengajar guru. Pembahasan faktor disposisi mengungkapkan bahwa 66,7 % guru merupakan guru bersertifikasi sehingga memiliki disposisi kerja yang lebih baik daripada guru yang belum bersertifikasi. Kekurangan yang ada adalah bahwa para guru dengan usia di atas 50 tahun cenderung kurang berminat untuk belajar mengoperasikan media pembelajaran sehingga cenderung menghambat implementasi kebijakan ini, dan guru dengan gaji kurang dari 700 ribu rupiah per bulan (5,26 % guru) dan antara 700 ribu – 2 juta rupiah per bulan (14,04 % guru) cenderung merasa kurang puas dengan honornya yang juga mempengaruhi disposisi guru tersebut. Pembahasan faktor struktur birokrasi mengungkapkan bahwa terdapat guru yang mengajar bukan pada bidangnya, dan adanya tumpang-tindih (overlap) untuk beberapa tugas. The purpose of study is to investigate whether communication, resources, disposition, and bureaucratic structure affect policy implementation at schools, particularly for E-Learning policy. The method of study is quantitative-associative by taking sample using proportionate random sampling for 57 teachers from 5 different departments at the location of study. The result reveals that each factors of communication, resources, disposition, and bureaucratic structure positively and significantly affects the policy implementation of E-Learning at schools. All of the factors put together also positively and significantly affect the policy implementation of E-Learning at schools. The study also reveals some findings for improvement of the program in the future. The study of E-Learning policy factor reveals that; students understand the material of study easily, teachers enthusiastically apply learning media, and the support from school for the program helps to make successful policy implementation. The drawbacks: poor teachers’ mastery of how to use learning media and computer (74,6 % of teachers never have any training), and LCD projectors that are not installed in the classrooms make it difficult to use learning media continuously. The study of communication factor reveals the drawbacks : unclear job description for some responsibilities, information about some policies from Education Board (Dinas Pendidikan) often comes late, there are a few written rules to engage teachers in consistent implementation, and a less firm supervisor. The study of resources factor reveals: the shortage of IT personnels that makes the overlap in job and the long waiting period of maintenance, sometimes there is no official letter for doing jobs, LCD projectors that are not installed in the classrooms, and poor access of printer or scanner for some teachers to support teaching administration. The study of disposition factor reveals: 66,7 % of teachers are certified, and have better disposition of work than the uncertified teachers. The drawbacks: teachers with age more than 50 years old tend to be less enthusiastic to learn how to operate learning media and hence tend to slow E-Learning policy, and teachers with salary less than 700 thousand rupiahs per month (5,26 %) and between 700 thousand to 2 million rupiahs per month (14,04 %) tend to be less satisfied and hence it affects their disposition of job. The study of bureaucracy structure factor reveals that there are teachers that teach in a different area of expertise, and some overlaps for certain jobs.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Administration Science |
ID Code: | 41793 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 03 Feb 2014 08:39 |
Last Modified: | 03 Feb 2014 08:39 |
Repository Staff Only: item control page