INTEGRASI SOSIAL DI DESA PAGERSARI KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG TAHUN 1967- 1988

KARYANTI, Tri (2012) INTEGRASI SOSIAL DI DESA PAGERSARI KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG TAHUN 1967- 1988. Masters thesis, Program Pascasarjana Undip.

[img]
Preview
PDF
261Kb
[img]
Preview
PDF
733Kb
[img]
Preview
PDF
457Kb

Abstract

Penelitian dengan judul Integrasi Sosial di Desa Pagersari Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang tahun 1967 – 1988 mengkaji proses berlangsungnya integrasi sosial di desa Pagersari dengan menggunakan metode sejarah. Integrasi sosial merupakan kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persatuan dan kesatuan yang berupa nilai- nilai yang dijunjung bersama. Dalam mewujudkan integrasi sosial,diperlukan pemimpin yang mampu menyatukan segala macam pertentangan atau konflik di antara warga masyarakatnya Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis bahwa di dalam proses sosialisasi terwujud dalam pembedaan kelompok-kelompok sosial yang mengidentifikasikan dirinya sebagai in-group dan kelompok di luar dirinya sebagai out-group. Kemudian di antara keduanya memungkinkan terjadinya konflik atau pertentangan. Untuk mengkaji mengenai kepemimpinan, menggunakan pendekatan teori kepemimpinan dari Kartini Kartono yang membagi 8 tipe kepemimpinan yaitu tipe kharismatis, paternalistis dan maternalistis, militeristis, otokratis, tipe laiser faire, tipe populistis, tipe administrative dan tipe demokratis. Penelitian ini menemukan bahwa sejak awal masa kepemimpinan Wardono sebagai kepala desa tahun 1967, di Desa Pagersari ini telah terdapat potensi konflik dalam kehidupan masyarakatnya dimana terdapat dua paham agama Islam yang berbeda yaitu Islam tradisional yang diwakili oleh Nahdhatul Ulama dan paham Islam modern yaitu Muhammadiyah bahkan terdapat kelompok masyarakat lain yaitu warga eks PKI. Konflik terjadi karena ada dusun yang mendapat sebutan dusun Muhammadiyah yaitu dusun Pagerjurang dan kebetulan kepala desa juga berasal dari dusun tersebut sementara dusun yang lain sebagai dusun NU bahkan dusun Islam Mentah. Penanganan konflik menuju masyarakat yang terintegrasi ditempuh dengan mencari sumber permasalahannya kemudian mencari tokoh-tokoh yang terlibat dan diantara tokoh yang terlibat inilah dilakukan pendekatan-pendekatan. Beberapa bidang kehidupan yang menjadi sasaran untuk mewujudkan masyarakat yang terintegrasi adalah agama yaitu dengan melaksanakan kegiatan pengajian bersama yang pengurusnya terdiri dari warga dusun Pagerjurang yang identik dengan Muhammadiyah dan warga dusun Tapen yang identik dengan NU, melalui pendekatan kultural yaitu kegiatan kesenian Jatilan dan kobrasiswa yang dalam pertunjukannya membutuhkan kekompakan di antara para pemain dan pertunjukannya merupakan pertunjukan terbuka yang memungkinkan masyarakat berkumpul untuk menyaksikannya. Kata Kunci : masyarakat pedesaan, konflik, pemimpin, integrasi sosial This study examines the process of social integration in the village of Pagersari, Mungkid, Magelang years 1967 - 1988 using the historical method. Social integration is a collaboration of all members of society, from individuals, families, and society as a whole so as to produce unity in the form of a cherished values together. In the realization of social integration, it would require a leader capable of uniting all sorts of contradictions or conflicts between their peoples . Pagersari village head who served in 1967 - 1988 is H. Wardono have an important role to realize the integration of society. This study uses sociological approach that in the socialization process embodied in the distinction of social groups that identify themselves as in-group and the group outside of her as out-group. Then in between the two possible conflict or disagreement. To assess the leadership, Kartini Kartono’s theoretical approach that divides the three types of legitimacy, namely the dominance of traditional, charismatic and legal domination. This study found that since the beginning of the reign of Wardono as head of the village in 1967, the Pagersari village potential for conflict because there are two different understandings of the religion of Islam that is traditional Islam is represented by Nahdhatul Ulama and Muhammadiyah is the modern Islam, there are other communities that residents PKI.Konflik former occurs because Pagerjurang as a Muhammadiyah village and incidentally also the village chief from the village. Conflict resolution are integrated into the community reached by looking for the source of the problem and then look for the characters involved and among the characters involved is important to approach. Some areas of life that were targeted to achieve an integrated society in the Pagersari, Mungkid religion as a source of conflict is the disagreement NU with Muhammadiyah, namely by carrying out activities with the recitation Selapanan that managers are Pagerjurang villagers are identical to the Muhammadiyah and the citizens Tapen hamlet that is identical to NU, and then through a cultural approach to the activities of art groups and kobrasiswa Jatilan that the performer needs cohesiveness among the players and the show is a show open that allows people gathered to watch. Keywords: rural communities, conflict, leadership, social integration

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in History
ID Code:41786
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:30 Jan 2014 13:09
Last Modified:30 Jan 2014 13:09

Repository Staff Only: item control page