PERSAINGAN POLITIK DALAM ORGANISASI MASSA : STUDI KASUS KONFLIK DALAM ORGANISASI HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia)

Setiyono , Budi (2011) PERSAINGAN POLITIK DALAM ORGANISASI MASSA : STUDI KASUS KONFLIK DALAM ORGANISASI HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia). [Experiment]

[img]
Preview
PDF
24Mb

Abstract

Konflik dalam suatu organisasi adalah suatu hal yang wajar karena adanya perselisihan atau pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan kebutuhan, nilai dan kepentingan antara orang yang bekerja bersama-sama. Konflik biasanya lebih mudah terjadi di organisasi yang memiliki kelemahan dalam sistem manajemen internal, sementara pengaruh eksternal cukup kuat mempengaruhi. Di Indonesia, konflik terjadi di hampir semua organisasi-organisasi besar yang rnemiliki pengaruh dan anggota yang besar. Konflik itu terjadi karena benturan-benturan kepentingan antar pengurus organisasi itu untuk menggunakan potensi organisasi untuk kepentingan politik. Salah satu organisasi yang mengalami konflik internal hebat adalah Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Konflik berawal saat Musyawarah Nasional (Munas) HKTI, di Bali, pada 13 Juli 2010. Munas organisasi tersebut berakhir kisruh karena salah satu pihak menyatakan pelaksanaan Munas dianggap cacat prosedur. Salah satu fihak kemudian mengadakan Munas sendiri dan kekisruhan itu selanjutnya menghasilkan dua kepengurusan berbeda, Kepengurusan yang satu dipimpin oleh Prabowo Subianto, sedangkan yang lairmya diketuai oleh Oesman Sapta. Penelitian ini mendokumentasikan dan menganalisis konflik dalam tubuh organisasi HKTI. Penelitian ini menemukan, bahwa konflik tersebut utamanya disebabkan karena HKTI tidak memiliki budaya organisasi yang partisipatif. Secara historis, HKTI dilahirkan melalui proses top-down, sehingga anggota-anggotanya tidak memiliki rasa memiliki yang kuat terhadap organisasinya. Pun tidak ada keseimbangan hak-kewajiban yang diimplementasikan secara ketat. Anggota pada umumnya memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap para pemimpinnya dan tidak membayar iuran secara teratur. Akibatnya manakala elite berkonflik karena kepentingan politik yang berbeda, anggota lainnya ikut berkonflik dan hanya bersikap pasif dan terbelah-belah. Tujuan dan core dasar kepentingan petani juga tidak terlalu diperhatikan karena selama ini mereka tidak memiliki kemandirian dan cenderung menuruti inisiatif dan kehendak para elit belaka. Untuk menyelesaikan atau mencegah konflik di masa datang. penelitian ini merekomendasikan agar para anggota HKTI harus memiliki kepedulian, partisipasi, dan kemandirian yang tinggi dalam mengelola organisasi.

Item Type:Experiment
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Government Science
ID Code:41717
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:25 Jan 2014 15:07
Last Modified:25 Jan 2014 15:07

Repository Staff Only: item control page