PERAN INTUISI DALAM PROSES MERANCANG

Rimbowati, Rimbowati (1991) PERAN INTUISI DALAM PROSES MERANCANG. Modul Arsitektur Fakultas Teknik Undip, 1 (1). pp. 3-6. ISSN 0853 - 2877

[img]
Preview
PDF - Published Version
15Kb

Abstract

Pekerjaan para Arsitek dapat dibagi kedalam bidang-bidang yang sangat berbeda. • Dalam bagian pertama, disebut Pemrograman (Programing). Arsitek menetapkan hal-hal yang menjadi perhatian klien, dan apa sesungguhnya yang diperlukan. • Dalam bagian kedua, disebut Perencanaan (Planing). Arsitek menyatakan masalah umum klien menjadi sejuta masalah “standar” yang lebih kecil yang telah diketahui pemecahaannya atau yang mudah dipecahkan. • Pada bagian ketiga disebut Perancangan (seluruh proses ini juga disebut sebagai perancangan). Arsitek menggunakan informasi dua tahap mula sebagai tuntunan dalam mengembangkan sutau gagasan keseluruhan dan suatu usul bagi bentuk dan kontruksi bangunan. Pada tahap perancangan ini, intuisi mempunyai peran yang penting karena perancangan merupakan suatu proses mencipta atau kreatif. Apa yang disebut dengan intuisi ? Intuisi ^ : Daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati. Intuisi dapat diartikan sebagai pengamatan, pengenalan atau pemahaman secara langsung, tanpa langkah-langkah pertimbangan mental secara sadar, sampai pada suatu kesimpulan tidak berdasarkan analisa dan penalaran. Bagaimana hubungan intuisi dengan kreatifitas atau dengan proses kreatif ? Apakah kreatif itu ? Kreatif^ : kemampuan untuk mencipta ; karya cipta. ^(Kamus besar bahasa Indonesia . DepDikBub. Balai Pustaka) Setiap orang mempunyai bakat untuk kreatif walaupun dalam derajad dan jenis yang berbeda-beda, dan bakat itu dapat dipupukdan dikembangkan. Ada ciri-ciri kepribadian tertentu yang penting dimiliki atau dikembangkan agar bakat kreatif seseorang dapat terwujud, seperti : daya imajinasi yang tinggi, rasa ingin tahu yang tinggi, bebas dalam berfikir, kepekaan astetik, dan sebagainya. Orang-orang yang kreatif percaya pada perasaan-perasaannya, pada pikiran-pikiran pra sadar, disamping pikiran yang sadar, sengaja, selangkah demi selangkah sistematis. Mereka mengandalkan pada bawah sadar untuk membantu memiliki penjawaban terhadap suatu masalah. Dan orijinlitas dalam berfikir, serta kemampuan elaborasi, yang ikut menentukan produktifitas kreatif seseorang. Factor-faktor penentu lainnya ialah yang termasuk “press” atau factor-faktor pendorong, baik yang bersifat eksternal (lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan dan kebudayaan yang mendukung) maupun yang bersifat internal (hasrat dan motivasi yang kuat dari individu) yang mendorongnya untuk bersibuk diri secara kreatif. Kreatifitas sebagai proses adalah suatu bentuk pemikiran, dimana individu berusaha menentukan hubungan-hubungan yang baru, untuk mendapatkan jawaban, metode atau cara-cara baru dalam menanggapi masalah. Perilaku atau produktivitas kreatif merupakan fungsi dari imajinasi, data evaluasi dan aksi, dimana keempat unsure tersebut sama pentingnya dan mutlakperlu. Albert Einstein menekankan bahwa memiliki daya imajinasi adalah lebih penting dari pada kemampuan menyerap pengetahuan.

Item Type:Article
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:4128
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:18 Jan 2010 11:43
Last Modified:18 Jan 2010 11:44

Repository Staff Only: item control page