IMPLIKASI FLUKTUASI HARGA BBM TERHADAP MEKANISME SUBSIDI ANGKUTAN FEEDER DI PINGGIRAN KOTA SEMARANG

SANTOSO, Joko and MANULANG, Okto Risdianto (2009) IMPLIKASI FLUKTUASI HARGA BBM TERHADAP MEKANISME SUBSIDI ANGKUTAN FEEDER DI PINGGIRAN KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF
2234Kb

Abstract

Perkembangan masyarakat Kota Semarang ke arah pinggiran merupakan fenomena perkembangan wilayah perkotaan, dimana kebutuhan ruang terbangun sebagai permukiman semakin meningkat. Perkembangan kearah pinggiran kota didukung oleh ketersediaan infrastuktur sebagai pendukung permukiman, selain itu ketersediaan jaringan jalan mempermudah masyarakat dalam melakukan pergerakan. Pergerakan aktivitas sehari-hari masyarakat meliputi bekerja, sekolah, dan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pergerakan masyarakat pinggiran tergolong perjalanan Home-Based, yaitu perjalanan yang menunjukkan bahwa rumah dan pembuat perjalanan merupakan asal dan tujuan dari perjalanan ( Willumsen, 1994: 114 ) . Akibat pergerakan tersebut muncul kebutuhan terhadap moda angkutan untuk melakukan perjalanan, ketersediaan angkutan yang melayani pergerakan masyarakat pinggiran adalah angkutan feeder atau angkutan pengumpan. Kondisi angkutan feeder yang ada memiliki pelayanan yang tidak memuaskan dan kenyamanan terabaikan karena sistem pengoperasian angkutan feeder menggunakan sistem setoran yang memaksa para operator untuk mendapatkan setoran sehingga kualitas pelayanan menjadi terabaikan. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana mekanisme subsidi angkutan feeder yang terdapat di pinggiran Kota Semarang. Metode pendekatan yang digunakan adalah metode kuaktitatif dan kualitatif, kuantitatif untuk mengetahui besaran subsidi terhadap angkutan feeder dan kualitatif menjelaskan fenomena permasalahan yang terjadi dilapangan berupa data hasil observasi pada objek studi yaitu operator yang memberikan pelayanan dan penumpang yang mendapatkan pelayanan ( Moleong, 2000 : 9 ) . Metode analisis yang digunakan kuantitatif dan kualitatif dengan teknik analisis diskriptif kauntitatif dan diskriptif kualitatif. Pemberian mekanisme subsidi yang tepat diberikan dan sesuai dengan karakterisrtik angkutan feeder adalah melalui mekanisme buy the service, dimana subsidi ini difokuskan pada biaya perawatan angkutan. Mekanisme subsidi buy the service dapat mengurangi 40% setoran/hari, sehingga dapat meningkatkan pendapatan operator sebesar Rp 39.000-54.000/hari, dimana penghasilan yang mereka dapatkan setiap hari hanya Rp 15.000-30.000/hari. Pemberian subsidi dengan mekanisme buy the service dilakukan pada saat perawatan dan penggantian suku cadang dimaksudkan agar subsidi tersebut tepat sasaran dan digunakan sebagaimana mestinya, selain itu pemerintah harus menyediakan bengkel khusus agar subsidi ini mudah diterapkan dan dikontrol. Mengenai mekanisme subsidi smart card, dimana sasaran pemberian subsidi hanya fokus kepada peningkatan pendapatan operator melalui subsidi BBM ( premium, solar ) sebagai bahan bakar operasional angkutan feeder, sedangkan kondisi angkutan tidak diperhatikan. Besaran subsidi setiap trayek juga memiliki perbedaan yang signifikan yaitu Rp 25.200-126.900 sehingga penghasilan operator meningkat rata-rata Rp 40.200-156.900, dimana besaran tersebut didapat dari penghasilan sisa hasil setoran. Pemberian subsidi ini dapat menimbulkan permasalahan karena angkutan yang memiliki trayek lebih panjang akan mendapat subsidi lebih banyak dari pada angkutan dengan trayek lebih pendek, sehingga pelaksanaannya masih perlu dikaji lagi mengenai mekanisme pemberiannya. Mekanisme subsidi yang diberikan kepada angkutan feeder diharapkan mampu meningkatkan kulitas pelayanan dan mendukung transportasi angkutan umum masal yang sedang dikembangkan oleh Kota Semarang melalui program BRT. Keberadaan BRT diharapkan bersinergi dengan angkutan feeder yang berperan sebagai angkutan pengumpan dan melayani aktivitas pergerakan masyarakat pinggiran, serta diharapkan mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga dapat menghemat konsumsi BBM. Oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara angkutan umum masal harus memberikan subsidi kepada angkutan feeder, dimana pemberian subsidi ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada penumpang. Operasional angkutan feeder melayani pergerakan masyarakat pinggiram, hal ini dapat mendukung kebijakan Kota Semarang yang mengembangkan daerah pinggiran sehingga masyarakat yang berada dipinggiran pergerakannya dapat terlayani oleh angkutan feeder dan diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Keyword: Mekanisme Subsidi, Angkutan Feeder, Fluktuasi Harga BBM

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:H Social Sciences > HE Transportation and Communications
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning
Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning
ID Code:41069
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:16 Dec 2013 10:59
Last Modified:16 Dec 2013 10:59

Repository Staff Only: item control page