RAKASIWI, Heby and PIGAWATI, Bitta (2010) KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN WONOSOBO. Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.
PDF Restricted to Repository staff only 3750Kb |
Abstract
Lahan merupakan sumber daya yang terbatas ( FAO, 1993 ) , karena lahan memiliki batasanbatasan tertentu seperti kondisi topografi, jenis tanah, tingkat erosi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, bentuk penggunaan lahan dalam rangka perencanaan pembangunan wilayah harus dilakukan agar mencapai optimalisasi dari sumber daya lahan yang ada, agar tercapai tatanan yang lebih baik tanpa meninggalkan keberlanjutan dari lingkungan. Perwujudan dari perencanan yang baik tersebut tidak terlepas dari aspek fisik yang merupakan dasar dari penentu aktivitas yang dapat direncanakan di dalamnya selain dari aspek non fisik seperti sosial, ekonomi, hukum, dan lan sebagainya. Kondisi fisik lahan tersebut menentukan fungsi pemanfaatan lahan apakah lahan tersebut dapat dijadikan lahan budidaya atau lahan lindung dan penyangga. Adanya pembagian fungsi pemanfaatan lahan yang merupakan dasar dari rencana penentuan aktivitas dengan penggunaan lahan eksisting dapat menunjukkan seberapa besar ketidaksesuaian pemanfaatan lahan. Salah satu aktivitas tersebut yaitu pertanian yang memerlukn data dan informasi sumber daya lahan yang akurat dalam melakukan penataan sistem lahan pertanian. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian atau terbangun menyebabkan berkurangnya lahan pertanian sebagai sumber produksi pangan. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem perencanaan pembangunan pertanian sebagai salah satu jalan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu perencanaan pembangunan pertanian yaitu dengan memperhatikan kondisi fisik alamnya yang berguna dalam penyusunan kesesuaian lahannya, sehingga dapat bermanfaat sebagai peningkatan potensi pertanian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Wonosobo yang merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah. Dalam perkembangannya, kawasan ini diproyeksikan sebagai kawasan produksi pertanian, wajar jika kemudian sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja paling dominan. Namun dalam perkembangaannya kegiatan pertanian terutama di daerah dataran tinggi mengakibatkan ancaman erosi yang cukup besar, hal ini dikarenakan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun. Hal itu akan berdampak pada penurunan potensi pertanian di Kabupaten Wonosobo. Permasalahan yang telah dirumuskan di atas disusun suatu tujuan penelitian sebagai acuan dari penyusunan penelitian ini. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengkaji pemanfaatan lahan pertanian di Kabupaten Wonosobo sehingga menghasilkan suatu rekomendasi dalam penataan lahan pertanian. Dari tujuan tersebut diharapkan mampu memberikan suatu arahan mengenai pemanfaatan lahan pertanian yang dapat meningkatkan potensi pertanian di Kabupaten Wonosobo Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan pendekatan permodelan dalam menentukan arahan pemanfaatan lahan pertanian yang kemudian dikaji dengan penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Wonosobo. Di sini sistem dapat mengubah data-data spasial yang dibantu dengan teknik skoring dan pengkelasan, sehingga dapat divisualisasikan dalam sistem komputasi, dan dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Adapun prosesnya yaitu diawali dengan identifikasi kondisi fisik serta melakukan overlay, dari karakteristik tersebut untuk memperoleh wilayah prioritas pengembangan lahan pertanian atau budidaya. Faktor penghambat kemudian dioverlay dengan hasil overlay karakteristik untuk mendapatkan kesesuaian lahan pertanian. Identifikasi faktor penentu tingkat kesesuaian lahan pertanian menghasilkan tingkat klasifikasi pemanfaatan lahan pertanian. Proses analisis disini menggunkan suatu alat bantu yaitu sistem informasi geografis ( SIG) . Hasil analisis menunjukkan fungsi pemanfaatan lahan Kabupaten Wonosobo sebesar 58.257 ha atau 59% dari total wilayah berupa kawasan budidaya dan permukiman. Pada kawasan budidaya dan permukiman maka ditentukan kawasan peruntukan lahan pertanian sebesar 51.404 ha, yang terdiri dari 21.515 ha kawasan pertanian lahan basah dan 29.889 kawasan pertanian lahan kering. Berdasarkan penentuan kawasan peruntukan lahan pertanian tersebut kemudian dikaji untuk membandingkan antara hasil analisis dengan kondisi eksisting sehingga didapat kawasan yang sesuai sebesar 18.386,452 ha dan tidak sesuai sebesar 48.159,966 ha. Dari hasil perbandingan tersebut maka kawasan yang sesuai kemudian dibandingkan dengan kesesuaian peruntukan pertanian berdasarkan RTRW menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 8.179,936 ha yang tidak sesuai. Hasil analisis tersebut didapatkan suatu zona arahan perencanaan peruntukan pertanian yang terbagi menjadi kawasan pertanian lahan basah dan kawasan pertanian lahan kering. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu mempermudah pengambilan keputusan dalam kebijakan penentuan tingkat kesesuaian lahan pertanian, serta dapat merekomendasikan bagi pemerintah sebagai pengambil keputusan melalui sebuah perangkat lunak sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning |
ID Code: | 41064 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 16 Dec 2013 10:14 |
Last Modified: | 14 Jul 2014 11:28 |
Repository Staff Only: item control page