SAKTI, Bima and WIDJAJANTI, Retno (2009) RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG EVAKUASI BENCANA TSUNAMI (Studi Kasus: Daerah Rawan Tsunami Kabupaten Kulonprogo). Undergraduate thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.
| PDF 3805Kb |
Abstract
Keberadaan kota/kabupaten di Indonesia sebagian besar terletak di daerah pesisir yaitu sebanyak 80%. Dari kota/kabupaten tersebut, 28 % rawan terhadap Tsunami (Joga, 2006 dalam www.kompas.com). Pesisir pantai di Indonesia yang cukup rawan Tsunami salah satunya adalah pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pesisir pantai selatan Pulau Jawa yaitu di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Kulonprogro mempunyai potensi bencana Tsunami. Hal tersebut disebabkan beberapa hal diantaranya, letak geografis yang merupakan tempat bertemunya dua samudra yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia yang mempunyai kedalaman lebih dari 1.000 meter. Selain itu juga merupakan pertemuan tiga lempeng kerak bumi yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia dan Lempeng Indiastralia. Dilihat dari dokumen perencanaan tata ruang Kabupaten Kulonprogo, belum ada perencanaan yang spesifik dan secara khusus mengatur mengenai perencanaan ruang terbuka di Kabupaten Kulonprogo termasuk perencanaan ruang terbuka sebagai ruang evakuasi bencana. Dari segi penggunaan lahan terutama permukiman, terdapat banyak permukiman yang terletak di tepi pantai yang teridentifikasi sebagai daerah rawan Tsunami. Selain itu, penggunaan lahan di tepi pantai sebagian besar didominasi oleh pertanian terutama pertanian lahan kering. Ruang-ruang terbuka yang ada di tepi pantai dan di sekitarnya sebagian besar berfungsi sebagai ruang rekreatif dan belum difungsikan sebagai ruang evakuasi. Keberadaan mangrove di sekitar tepi pantai juga sangat minim sehingga mengakibatkan kurangnya barrier terhadap arus air laut terlebih lagi jika terjadi Tsunami.Dari hal tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang ada adalah banyaknya permukiman penduduk yang terletak di tepi pantai yang teridentifikasi sebagai daerah rawan Tsunami (zona rawan tinggi) serta sedikit adanya mangrove atau hutan pantai pantai sebagai pelindung pantai serta belum adanya perencanaan mengenai ruang terbuka sebagai ruang evakuasi bencana Tsunam di Kabupaten Kulonprogo. Dalam hal inilah fungsi dari Ruang Terbuka mempunyai peranan yang signifikan khususnya dalam upaya evakuasi Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji jenis dan bentuk ruang terbuka sebagai ruang evakuasi bencana Tsunami di daerah rawan Tsunami Kabupaten Kulonprogo. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan berupa deskripti komparatif. Metode tersebut digunakan dalam mengkaji jenis dan bentuk ruang terbuka di daerah rawan Tsunami Kabupaten Kulonprogo yang kemudian dikomparasikan dengan dokumen perencanaan tata ruang yang ada serta kajian literatur yang terkait dengan tema penelitian. Dari hasil analisis diketahui bahwa teridentifikasi tiga daerah rawan bencana Tsunami di Kabuopaten Kulonprogo meliputi zona 1 (zona kerawanan tinggi), zona 2 (zona kerawanan sedang) dan zona 3 (zona kerawanan rendah). Dengan pembagian zona tersebut maka dapat ditentukan jenis dan bentuk ruang terbuka sebagai ruang evakuasi bencana Tsunami pada tiap zona dimana pada zona 1 ruang terbuka difokuskan sebagai barrier pantai berupa hutan pantai serta ruang evakuasi sementara berupa Tsunami Tower. Pada zona 2 ruang terbuka diutamakan berupa jalur evakuasi menuju ruang evakuasi di zona aman (zona 3) berupa jalan dan pedestrian sedangkan zona 3 ruang terbuka diprioritaskan sebagai ruang evakuasi berupa lapangan, taman atau alun-alun. Beberapa temuan studi yang didapat adalah adanya pelanggaran guna lahan di daerah rawan Tsunami Kabupaten Kulonprogo seperti permukiman di dekat pantai, adanya rencana yang kontradiktif dengan pengembangan ekologi dan perencanaan kota yang ramah terhadap bencana seperti rencana pembukaan pertambangan pasir di Pantai Bugel hingga Pantai Glagah serta pembangunan resto dan resort di Pantai Congot yang ketiganya berada pada zona kerawanan tinggi. Selain itu juga belum adanya perencanaan ruang terbuka yang mengarah pada upaya mitigasi dan evakuasi Tsunami. Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo sementara ini menggunakan ruang-ruang yang sudah ada sebagai ruang evakuasi. Rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti adalah penyediaan ruang-ruang terbuka pada masingmasing zona di daerah rawan Tsunami Kabupaten Kulonprogo.Pada zona 1, ruang terbuka diprioritaskan pada upaya perlindungan terhadap pantai melalui hutan pantai. Pada zona 2, ruang terbuka diutamakan pada penyediaan jalur evakuasi beupa jaringan jalan dan pedestrian yang mengarah pada zona aman dan tempat evakuasi. Pada zona 3, ruang terbuka mengarah pada ruang evakuasi seperti lapangan dan taman aktif. Kata kunci: Ruang Terbuka, Evakuasi, Tsunami
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GF Human ecology. Anthropogeography |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning |
ID Code: | 41049 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 12 Dec 2013 13:59 |
Last Modified: | 13 Dec 2013 10:27 |
Repository Staff Only: item control page