LIANAH, - (2013) Kajian Implikasi Lingkungan Pemanfaatan Tumbuhan Walikadep /Tetrastigma glabratum (Blume) Planch untuk Bahan Obat Tradisonal ( Studi Kasus di Desa Blumah Plantungan Kendal). PhD thesis, Program Doktor Ilmu Lingkungan.
| PDF 1994Kb | |
| PDF 1588Kb | |
| PDF 2108Kb | |
| PDF 3166Kb |
Abstract
ABSTRAK Walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch dimanfaatkan oleh masyarakat desa Blumah karena diyakini mengandung khasiat obat penyegar (stimulan) dan obat dari beberapa penyakit. Survei awal mengungkap bahwa masyarakat Desa Blumah telah mengeksploitasi walikadep dari Hutan Lindung Gunung Prau (HLGP). Lebih dari 10 % dari 448 KK di Desa Blumah pernah memanfaatkannya sebagai obat tradisional/jamu. Bagian walikadep yang paling sering digunakan oleh penduduk tersebut adalah cairan dari batang. Saat ini keberadaan walikadep sudah sulit ditemukan di HLGP.Tujuan penelitian : membuktikan efek stimulansia walikadep, mengukur laju pertumbuhan dan laju eksploitasi walikadep, mencari cara konservasi walikadep yang efektif, dan mengidentifikasi implikasi terhadap lingkungan. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan survey eksploratif. Untuk mengetahui khasiat stimulansia eksudat batang dan ekstrak daun walikadep, dengan menggunakan metode uji panggung (open- field test ) dan uji panggung berlubang (hole- board test). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan eksperimen sedangkan analisis data untuk menjawab kasiat obat stimulansia dengan Analisis Statistik digunakan analisis uji laboratorium dan Anova. Analisa data laju eksploitasi dan laju pertumbuhan dengan menggunakan model regresi, perbandingan pertumbuhan stek batang dihabitat aslinya (in-situ) dan diluar habitat aslinya (ex-situ) menggunakan analisis dikriptif. Implikasi lingkungan akibat eksploitasi walikadep dihitung dengan menggunakan analisis vegetasi struktur populasi Shannon Weinner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksudat dan ekstrak walikadep secara statistik terbukti tidak menyebabkan efek stimulansia, eksploitasi walikadep dan lamanya masa panen mengakibatkan kelangkaan tanaman tersebut di habitat aslinya. Perbandingan pertumbuhan walikadep secara in-situ lebih cepat di banding secara ex-situ, jenis stek yang paling cepat tumbuh adalah stek tengah, jenis pupuk yang efektif vermikompos. Indeks keanekaragaman pasca eksploitasi nilai lebih tinggi dibanding sebelum eksploitasi. Diduga bersifat toksik dan ada fenomena alelopati karena mengandungfenol yang bersifat alelokimia. Berdasarkan hasil penemuan, direkomendasikan bahwa dilakukan penelitian lanjutan tentang efek toksik pada ekstrak daun dan batang serta adanya fenomena alelopati. Ruang terbuka yang akan menjadi persaingan obyek tanaman asosiasi. Dengan demikian penebangan walikadep akan berpengaruh langsung terhadap keanekaragaman flora di sekitarnya. Dari hasil temuan direkomendasikan bahwa masyarakat Blumah tidak perlu lagi menggunakan walikadep sebagai stimulan karena telah terbukti bahwa tanaman ini tidak mengandung stimulan. Selain itu diperlukan upaya konservasi budidaya walikadep yang dilakukan oleh masyarakat, pemerintah desa, daerah, pusat, dan perhutani yang dikelola secara terpadu. Produk peraturan juga dibutuhkan sebagai salah satu upaya penyelamatan walikadep. Dengan demikian Pengamanan Terpadu Konservasi Walikadep Lestari (PTKWL) dapat terlaksana dengan efektif. Kata kunci : implikasi lingkungan, walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch, obat tradisional, konservasi xxii
Item Type: | Thesis (PhD) |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Doctor Program in Environmental Science |
ID Code: | 40478 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 21 Nov 2013 11:11 |
Last Modified: | 21 Nov 2013 11:11 |
Repository Staff Only: item control page