Industrialisasi dan Segresi Sosial Kajian Historis Kota Semarang pada era kolonial.

Abstract

Sejak pertengahan abad ke-19 Kota Semarang sudah berkembang sebagai locality of urban based industries yang mencakup industri pers, jasa transportasi laut, darat serta udara, perusahaan umum (utilit industries), dan industri pengolahan (manufacture industries). Industrialisasi di Semarang yang telah berproses sejak pertengahan abad ke-19 itu telah mengakibatkan segregasi sosial yang tidak hanya menampakkan perbedaan antara golongan the have dan the have not, tetapi juga pembelahan masyarakat dalam kelompok-kelompok pemukiman elite dan kumuh, segregasi antara orang berpendidikan tinggi dan rendah, serta antara orang asing dan bumiputera. Industrialisasi yang diharapkan dapat menjadi the gateway to prosperity (pintu gerbang menuju kesejahteraan) untuk mengatasi kondisi kemerosotan kesejahteraan rakyat (de mindere welvaart van het volk), tidak berhasil menghasilkan kesejahteraan, tetapi justru menciptakan impoverishment process melalui perekrutan secara massive sumber daya manusia bumiputera yang hanya diberi upah atau gaji sangat minimal demi kejayaan kapitalisme eksploitatif dan kolonialisme. Industrialisasi juga memunculkan konsentrasi penduduk the have not pada kampung-kampung yang berciri slum areas. Sumber daya manusia bumiputera yang dihargai dengan upah yang sangat rendah itu tidak berdaya untuk menempati pemukiman yang sehat, mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi, mengikuti pendidikan yang lebih tinggi daripada sekolah rakyat, dan membiayai kebutuhan akan kesehatan.