Wacana Ahmadiyah di Media Massa (Analisis Wacana Pemberitaan Harian Suara Merdeka dalam Kasus Penyerangan terhadap Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Cikeusik, Pandeglang, Banten)

UNSPECIFIED (2011) Wacana Ahmadiyah di Media Massa (Analisis Wacana Pemberitaan Harian Suara Merdeka dalam Kasus Penyerangan terhadap Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Cikeusik, Pandeglang, Banten). [Experiment]

[img]
Preview
PDF (Laporan Penelitian)
3431Kb

Abstract

Peristiwa penyerbuan massa terhadap kalangan pengikut Ahmadiyah di daerah Cikeusik, Pandeglang, Banten, mendapatkan perhatian yang besar dari media massa. Hal ini disebabkan kejadian itu melahirkan banyak korban, baik korban yang terluka parah maupun tewas. Suara Merdeka juga menyajikan pemberitaan terhadap kejadian itu dalam serial pemberitaan yang boleh dikatakan panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan deskripsi tentang skema pemberitaan Suara Merdeka terhadap peristiwa tersebut dan menguraikan struktur wacana ideologis yang terdapat dalam pemberitaan-pemberitaan harian tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat dari aspek judul berita, teras berita, dan reaksi-reaksi verbal yang dikemukakan oleh para narasumber, maka Suara Merdeka memberikan penegasan bahwa kelompok Ahmadiyah layak dilihat sebagai sekumpulan manusia yang mengikuti ajaran agama yang sesat. Hal ini dapat terjadi karena harian ini memberi akses yang begitu besar kepada pihak pemerintah (dalam hal ini Menteri Agama Suryadharma Ali) dan organisasi-organisasi keagamaan di luar pemerintah; misalnya Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Front Pembela Islam (FPI), Forum Umat Islam (FUI); dan beberapa individu lainnya yang secara terbuka menyatakan bahwa Ahmadiyah melakukan kesesatan dalam beragama. Sebaliknya, kelompok Ahmadiyah dan kalangan pendukungnya diberikan akses yang sangat kecil untuk berbicara atau mengemukakan pendapat mereka. Dalam situasi semacam itu, maka hal yang dapat dikonklusikan adalah Suara Merdeka telah menjadi aparatus ideologis bagi kelompok keagamaan dominan. Pada akhirnya, secara implisit, harian ini memberikan pembenaran atau legitimasi bahwa kekerasan yang dialami para pengikut Ahmadiyah merupakan hal yang pantas atau selayaknya terjadi. Keadaan ini menunjukkan bahwa Suara Merdeka terlibat secara kuat dalam memposisikan kalangan pengikut Ahmadiyah sebagai kaum beragama minoritas. Prasangka (sikap dan pemikiran yang demikian negatif) dan diskriminasi (dalam bentuk kekerasan dan penerapan hukum yang merugikan) kalangan pengikut Ahmadiyah dianggap sebagai kewajaran belaka.

Item Type:Experiment
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
ID Code:40059
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:04 Sep 2013 15:29
Last Modified:04 Sep 2013 15:29

Repository Staff Only: item control page