PENILAIAN ENTOMOLOTI TERHADAP ABATISASI MASAL DALAM PEMBERANTASAN VEKTOR PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTAMADYA SEMARANG TAHUN 1986

Soesetyowati, A.F. Endang Soesetyowati (1987) PENILAIAN ENTOMOLOTI TERHADAP ABATISASI MASAL DALAM PEMBERANTASAN VEKTOR PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTAMADYA SEMARANG TAHUN 1986. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF - Published Version
27Kb

Official URL: http://www.fkm.undip.ac.id

Abstract

Penyakit demam berdarah dengue di Indonesia sejak di ketemukannya pada th 1968 di Surabaya, telah diketahui merupakan masalah kesehatan masyarakat. Kotamadya Semarang merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue sejak tahun 1969, dan telah terjadi epidemis pada tahun 1973. strategi utama upaya pemberantasannya adalah pemberantasan vektor. Abatisasi masal merupakan salah satu cara pemberantasan vektor pada stadium jentik dengan menggunakan insektisida. Penelitian ini bersifat deskriptif, dan menggunakan data sekunder tentang pelaksanaan abatisasi masal, hasil survai jentik di kecamatan Semarang Selatan. Telah dilakukan penilaian entomologi dengan cara survai jentik, dengan mengambil 5% sampel dari seluruh rumah yang diabatisasi. Untuk mengetahui perbedaan proporsi rata-rata indek jentik antara sebelum dan sesudah abatisasi masal, dilakukan uji t. Pelaksanaan abatisasi masal di kecamatan Semarang Selatan telah diterapkan pada 14 desa endemis tinggi, dengan bekerja sama antara Pemda, DikBud, Penerangan serta petugas Puskesmas beserta anggota masyarakat sebagai tenaga suka rela penabur abate (abator). Hasil penelitian entomologi terhadap pelaksanaan abatisasi masal di kecamatan Semarang Selatan, menunjukkan bahwa terjadi penurunan semua indek jentik secara bermakna antara sebelum pelaksanaan abatisasi dengan sesudah pelaksanaan abatisasi masal. Cakupan abatisasi maasl I dan II relatif sama, tetapi penurunan BI pada abatisasi masal II lebih rendah bila dibandingkan dengan abatisasi masal I. Hal ini menunjukkan bahwa pada abatisasi masal II masyarakat cenderung lalai melakukan usaha pendukungnya yaitu PSN, ditambah pula dengan mulai meningkatnya kembali kepadatan vektor yang bertepatan dengan habisnya efek residu abate. Dalam pelaksanaan abatisasi masal tetap diperlukan usaha pendukungnya, yaitu PSN yang melibatkan setiap anggota masyarakat. Disarankan dalam melaksanakan abatisasi masal didaerah endemis Demam Berdarah Dengue dengan perencanaan yang sebaik-baiknya dan minimal dilakukan dua siklus, dengan interval dua bulan mengingat efek residu abate pada siklus II sudah menurun, dan bahkan habis.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:3980
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:16 Jan 2010 05:38
Last Modified:16 Jan 2010 05:38

Repository Staff Only: item control page