GAMBARAN FAKTOR KETERLAMBATAN PENGOBATAN PADA PENDERITA LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG

UNSPECIFIED (2013) GAMBARAN FAKTOR KETERLAMBATAN PENGOBATAN PADA PENDERITA LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF - Published Version
12Kb

Abstract

Angka kematian (CFR) leptospirosis di Kota Semarang mengalami peningkatan diduga akibat keterlambatan pengobatan yang dapat memperburuk prognosis dan berujung pada kematian. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui gambaran faktor keterlambatan pengobatan pada penderita leptospirosis di Kota Semarang.Penelitian menggunakan metode total samplingpada 81 penderita dan secara purposive samplingpada petugasleptospirosis di 22 puskesmas yang mempunyai data kasus. Hasil penelitian menunjukkan 80,2% pengetahuan penderita rendah, dan 45,7% penderita mengkonsumsi obat-obatan bebas sebelum datang ke fasilitas kesehatan. Sebanyak 79,4% penderita kasus sembuh tidak terlambat datang berobat sedangkan sebanyak 66,7% penderita kasus meninggal dinyatakan terlambat. Pada kasus sembuh, keterlambatan pengobatan banyak terjadi karena keterlambatan diagnosis dokter (50,8%), sedangkan pada kasus meninggal keterlambatan paling banyak terjadi karena keterlambatan penderita dalam pencarian pengobatan dan keterlambatan diagnosis dokter (38,9%). Faktor lain adalah adanya kesulitan biaya pengobatan (29,6%) dan akses (12,3%), kurangnya penyebaran informasi oleh nakes dan toma (60,5%; 66,7%), tidak mendapatkan dukungan keluarga (6,2%) dan persepsi tidak simpatik pada sikap nakes (13,6%), tingkat pengetahuan petugas 100% baik, pelayanan darah rutin tersedia (72,7%) dan leptotek tersedia (81,8%), antibiotik 100% tersedia, dan 68,2% kualitas pelayanan cukup baik. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan penderita masih rendah, sebagian besar responden mengkonsumsi obat-obatan bebas sendiri dulu hingga beberapa diantaranya dinyatakan terlambat berobat, masih banyak terjadi keterlambatan diagnosis dari petugas, sebagian besar penderita tidak mengalami kesulitan biaya dan akses, penyebaran informasi mengenai leptospirosis belum merata, dukungan keluarga dan persepsi pada sikap nakes sudah simpatik, tingkat pengetahuan petugas, ketersediaan sarana diagnosis dan terapi, serta mutu pelayanan secara keseluruhan sudah baik. Kata Kunci: Leptospirosis, keterlambatan pengobatan, CFR Kota Semarang

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:39715
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:12 Aug 2013 09:12
Last Modified:12 Aug 2013 09:12

Repository Staff Only: item control page