Sastra Syi'ir Sebagai Alternatif Pengembangan Industri Pariwisata Daerah Pesisir (Sebuah Representasi Budaya Pesantren)

Abstract

Artikel ini menggunakan beberapa naskah sebagai objek penelitian. Naskah pertama ialah Erang-erang Sekar Panjang dan Hizb, Wirid. Pertama, naskah tersebut terdapat di koleksi pribadi Kaliwungu Kendal dan Komunitas Pekalongan. Ada tiga alasan memilih naskah ini. Pertama, naskah ini terdiri dari puisi Islam yang diikuti oleh sebagian dari muslim Jawa. Kedua, puisi Islam memiliki pemikiran bahwa Islam harus berpikiran maju dan komprehensif. Metode yang digunakan ialah metode filologi dan tematik. Metode filologi ditujukan mendapatkan naskah yang nyaris tidak terdapat kesalahan. Di lain pihak, metode tematik ditujukan untuk mencari tema dari naskah tersebut. Metode terakhir menganalisis puisi Islam dah hizb dan wirid untuk mendekatkan diri pada Allah dengan mengucapkan subhanallah, la ilaha illallah, hasbunallah, dan seterusnya. Doa tersebut ditujukan untuk menjawab apakah pertanyaan dalam Alquran telah mengajari orang Islam untuk selalu bertasbih dengan menyebut nama-nama Allah berupa tanzih dan tasybih. hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan membandingkan dua naskah tersebut dapat disimpulkan bahwa naskah satu (A) dipilih sebagai naskah teks. Pemilihan tersebut didasarkan atas dua alasan, yaitu (1)naskah ke-1 lebih lama, (2) naskah lebih lengkap. Isi dari doktrin eskatologi dan teologi berkisah tentang doktrin Islam, yaitu, Aqiqah (1) cara menyembah Allah, (2) Alquran sebagai qadim atau jaded, (3) perilaku manusia, (4) qada dan qadar, (5) persoalan hukuman, dan (6)konsep surga dan neraka, dan lain-lain. kata kunci: syi'ir, seni pertunjukan, Islam, naskah, hizb, dan wirid.