Rekno, Sulandjari (2012) MEMBACA PENGAKUAN PEREMPUAN DI MEDIA MASSA (Analisis Semiotika Terhadap Feature Rubrik Curahan Hati di Tabloid Cempaka). Masters thesis, Master Program in Communication Science.
| PDF 122Kb | |
| PDF 314Kb | |
| PDF 137Kb | |
| PDF 397Kb |
Abstract
ABSTRAKSI Teks bukan hanya merupakan formasi sosial, melainkan juga merupakan bahan baku tidak hanya untuk diproses melalui determinan sosial saja melainkan juga gender dan kelas. Banyak makna yang tersembuyi di balik sebuat teks yang bersifat memprovokasi atau bahkan untuk membangkitkan kesenangan, harapan dan penafsiran yang berbeda. Melalui teks media juga bisa menyajikan sekaligus memaksakan gagasan ideal versi media itu sendiri, yang terkadang justru menimbulkan kesalahpahaman dengan menimbulkan devaluasi pengalaman pembacanya. Hal ini ditempuh guna mengejar kenikmatan/kesenangan yang bisa dicapai pembacanya utamanya dalam hal ini penyajian berita dalam bentuk feature. Teks dalam feature ini menawarkan suatu proses untuk mengembangkan keterampilan dalam refleksi diri yang kritis. Hal ini dibuktikan juga dengan keberadaan penulisan feature tentang pengakuan atau confession di media massa Indonesia. Di antaranya adalah majalah wanita dwi minguan Kartini, majalah mingguan Liberty, majalah bulanan Popular dan surat kabar mingguan terbitan Yogyakarta Minggu Pagi serta tabloid mingguan Cempaka. Di mana pengakuan atau confession yang termuat mayoritas dari seorang perempuan dengan berbagai peristiwa kehidupan yang menderanya. 'Jurnalisme Confessional' dan 'terapi berita' muncul pada 1990-an dengan berfokus pada perasaan, keintiman dalam cara pandang, masalah keluarga dan korban kehidupan seks serta orang kaya dan terkenal. Tabloid mingguan Cempaka merupakan salah satu media massa yang mempresentasikan jurnalisme confessional Indonesia yang dominan akan budaya patriakialnya. Isi redaksionalnya khsusnya pada rubrik curahan hati mereferensikan bagaimana perempuan Indonesia “selalu” mengalami ketidakadilan atau ketidaksetaraan dalam menjalankan kehidupan berumah tangganya. Ironisnya dalam banyak kesempatan feature curhat yang dimuat Cempaka, seringkali ditemui praktik ketidaksetaraan ini yang dipicu dengan dukungan tokoh-tokoh karakter yang memuluskan adanya kesenjangan gender ini. Berangkat dari permasalahan ini, yang menjadi kepentingan tersendiri peneliti untuk menguak lebih lanjut tentang ketidaksetaraan hubungan dalam berumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan struktur narasi pengakuan atau connfession dalam feature “curhat” di Cempaka sekaligus mengungkapkan gagasan dominan pada feature “curhat” Cempaka. Selain itu, penelitian ini juga dimaksud untuk menjelaskan indikasi-indikasi ideologi gender tertentu yang dipresentasikan melalui peran gender dominan tertentu yang dijalankan oleh tokoh dalam confession feature di media massa. Penelitian ini sendiri menerapkan metoda Semiotic Analysis untuk mengungkap/membongkar bagaimana makna teks mampu menjelaskan struktur narasi pengakuan atau confession dan mengungkapkan gagasan dominan pada feature di media massa . Dengan menggunakan teknik analisis naratif Roland Barthes yaitu dalam analisis naratif menggunakan lima kode pokok (Barthes,1990:29-31)dalam melihat wacana (bahasa dalam tulisan) sebagai bentuk dari praktik sosial. Analisis ini menggunakan makna yang terbentuk melalui teks pada bahasa untuk melihat ketimpangan kekuasaan yang terjadi di masyarakat, terutama dalam kehidupan berumah tangga, karena ketimpangan kekuasaan tersebut menghasilkan output berita-berita yang rasis dan seksis (kekerasan simbolik) berbasis gender. Kata kunci : teks, jurnalisme pengakuan dan dominasi kekuasaan dalam rumah tangga ABSTRACT Text is not only a social formation, but also the raw material for processing is not only through but also the social determinants of gender and class. A lot of meaning behind in the text that is provoked or even to generate excitement, hope and a different interpretation. Through the media text can also be present at the same time impose the ideal version of the media itself, which sometimes even lead to a misunderstanding with the devaluation raises the reader experience. This was taken to the pursuit of pleasure / fun to be achieved in terms of its main readers of this feature in the form of news presentation. Text in this feature offers a process to develop skills in critical self-reflection. This is evidenced also by the existence of written acknowledgment or confession feature of the mass media in Indonesia. Among these are weekly women's magazine called Kartini, Liberty’s weekly magazine, a monthly magazine named Popular and from Yogyakarta weekly newspaper published Minggu Pagi and Cempaka from Semarang. Where admission or confession that contained a majority of women with various life events that happened to herself. 'Journalism Confessional "and" therapy news "emerged in the 1990s by focusing on feelings, intimacy in perspective, the problem of family and the victim's sex life. And the weekly Cempaka is one of the mass media journalism Confessional Indonesia presented the dominant culture of man. Particularly editorial content of the section referencing how the women in Indonesia "always" had a run inequities or inequalities in family life ladder. Ironically, in many cases the loaded feature of Cempaka confide, frequently encountered practices that triggered this inequality with the support of leaders who paved the character of this gender gap. Departing from these problems, which in the interests of its own investigators to uncover more about the inequality in the marriage relationship. The purpose of this study was to describe the narrative structure in the feature recognition or connfession "vent" in Cempaka at once reveals the dominant idea in the feature "vent" of Cempaka. In addition, this study is also intended to explain the indications of a particular gender ideology presented by the dominant gender roles run by the figures given in the confession feature in the mass media. The study was implemented method of Semiotic Analysis to reveal / unpack the meaning of text to explain how the narrative structure of acknowledgment or confession, and brought the idea to the dominant feature in the mass media. By using narrative analysis technique that Roland Barthes in narrative analysis using the five basic code (Barthes ,1990:29-31) in view of discourse (language in the text) as a form of social practice. This analysis uses a form of meaning through the text on the language to see the power imbalance that occurs in society, especially in married life, because the power imbalance that produces news output is racist and sexist (symbolic violence) gender based. Key words : text, confessional journalism and dominance of power in the household
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Communication Science |
ID Code: | 38470 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 15 Feb 2013 19:10 |
Last Modified: | 18 Dec 2015 17:39 |
Repository Staff Only: item control page