Melani, Indra Hapsari (2011) INDUSTRI BUDAYA LAGU ANAK-ANAK. Masters thesis, Master Program in Communication Science.
| PDF 65Kb | |
| PDF 235Kb | |
| PDF 282Kb | |
| PDF 367Kb |
Abstract
Abstraksi Betulkah lagu anak mati suri? Jarangnya lagu anak di blantika musik dan acara televisi memicu anak-anak bernyanyi dengan lagu dewasa. Televisi sebagai penyebar lagu anak-anak yang efektif dituding telah mematikan lagu anak karena tak lagi memberikan ruang bagi anak untuk tampil menyanyi dalam program acara yang disajikannya. Televisi juga tidak lagi memberikan ruang promosi lagu anak-anak melalui video musik. Jikalau ada slot waktu yang tersedia untuk video musik, harga promosi menjadi luar biasa mahal. Selain itu, musuh utama industri musik yaitu pembajakan, juga makin tak terkendali. Hambatan lainnya adalah kesulitan untuk mencari pencipta lagu anak yang mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman. Musikalitas anak-anak sekarang telah jauh berkembang dibandingkan anak-anak masa lalu. Anak-anak sudah tidak mau lagi menyanyikan lagu anak-anak. Inilah yang membuat para produser enggan untuk memproduksi lagu anak-anak. Idola Cilik hadir memberikan secercah harapan akan bangkitnya lagu anak-anak. Namun, yang tersaji justru lagu dewasa. Industri rekaman memproduksi lagu anak-anak, namun kebanyakan adalah hasil reproduksi lagu lama. Sangat jarang lagu anak yang baru dapat kita temukan di pasaran. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui (1) Mengetahui komodifikasi lagu anak-anak dalam industri rekaman (2) serta mengetahui bagaimana keterkaitan pihak rekaman dan televisi melakukan 4 strategi industri budaya pada lagu anak-anak. Untuk itulah digunakan teori mengenai Industri Budaya dari Theodor W. Adorno dan Horkheimer. Kajian ekonomi politik mengenai komodifikasi juga menjadi bagian dari industri budaya. Secara sederhana industri budaya dapat diartikan sebagai budaya yang telah mengalami komodifikasi dan industrialisasi. Apa yang disajikan kepada khalayak telah diatur, dan produksi dilakukan hanya untuk mencari profit. Berbasis kepentingan mencari keuntungan saja, maka industri tidak memperhatikan kualitas dari lagu anak-anak tersebut. Misalnya adalah memasukkan lagu dewasa untuk dinyanyikan oleh anak-anak di album lagu anak-anak, pembuatan video musik/ VCD yang asal-asalan. Lagu anak-anak telah menjadi komoditas potensial untuk industri rekaman dan juga televisi. Pemasaran lagu anak kini tak hanya melalui jalur mainstream, yaitu toko-toko kaset terkemuka. Ada jalur alternatif pemasaran lagu anak-anak, misalnya disatukan dengan paket makanan di restaurant (KFC), atau masuk ke toko retail (Indomaret).
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Communication Science |
ID Code: | 38444 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 14 Feb 2013 15:44 |
Last Modified: | 17 Dec 2015 15:58 |
Repository Staff Only: item control page