HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN DIRI DENGAN POSTTRAUMATIC GROWTH PADA IBU DARI ANAK CEREBRAL PALSY (Studi pada Yayasan Pembinaan Anak Cacat)

Abstract

Anak dengan CP adalah anak yang mengalami kecacatan fisik yang disebabkan oleh kerusakan otak yang mengakibatkan sindrom yang meliputi disfungsi motor, kelumpuhan, dan gangguan emosi maupun tingkah laku. Ibu yang memiliki anak CP awalnya mengalami stres dan depresi ketika mengetahui anak mereka mengalami CP. Pengungkapan diri diharapkan dapat memberikan dampak positif pada ibu dalam hal pembentukan PTG, yang merupakan bentuk perubahan positif setelah individu mengalami trauma. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pengungkapan diri dengan PTG pada ibu dari anak CP di YPAC. Populasi penelitian ini berjumlah 64 orang dan sampel penelitian berjumlah 33 orang. Penentuan sampel dilakukan melalui teknik cluster sampling. Pengumpulan data menggunakan skala PTGI yang terdiri dari 21aitem (α = 0,933) dan skala pengungkapan diri yang terdiri dari 24 aitem (α = 0,902). Uji hipotesis menggunakan metode Kendal Tau menunjukkan (τ) = 0,065 dengan p = 0,606 (p>0,05), artinya hipotesis penelitian ini ditolak yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara pengungkapan diri dengan PTG pada ibu dari anak CP di YPAC Semarang dan YPAC Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan kondisi empiris PTG 14 orang (42,4%) berada pada kategori sedang, dan kondisi empiris dari pengungkapan diri 28 orang (84,82%) berada pada kategori tinggi. Taku, dkk. (2009, h. 1241) menyebutkan bahwa meskipun pengungkapan diri memiliki peranan penting dalam proses pembentukan PTG tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa PTG dapat terbentuk tanpa individu melakukan pengungkapan diri tentang trauma yang dialaminya