GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN KONDISI LINGKUNGAN PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENUSUPAN KABUPATEN TEGAL TAHUN 2005

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus. Di Indonesia sejak tahun 1968 mulai terjangkit di Jakarta dan Surabaya hanya 2 Kabupaten/Kota yang terkena dengan jumlah 58 kasus, kematian 24 kasus. Tahun 2005 di Jawa Tengah 4.357 kasus,kematian 125 kasus, Kabupaten Tegal sebanyak 389 kasus, Kematian 14 kasus. Puskesmas Penusupan daerah endemis DBD karena mengalami peningkatan tiga tahun terakhir 2003 14 kasus dan 2004 16 kasusdan tahun 2005 31 kasus mati 2 kasus. Meningkatnya kasus DBD di wilayah Puskesmas Penusupan dipengaruhi tingginya populasi nyamuk sebagai vektorpenyebabnya. Kelangsungan hidup nyamuk dipengaruhi lingkungan sekitar baik lingkungan biologik,fisik,kimia, sosial disamping perilaku manusia. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan kondisi lingkungan penderita Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Penusupan Kabupaten Tegal tahun 2005,subyek penelitian adalah penderitaDBD diwilayah Puskesmas Penusupan jumlah 31 orang, penelitian ini menggunakan metode deskriptif, data diperoleh dengan wawancara dan observasi selanjutnya diolah dan dianalisa secra deskkriptif. Karakteristikumur sebagian besar umur 5-9 tahun sebesar 38,7%, hampir sama dengan penelitianlain, DBD menyerang pada umur <5 tahun (86-95%). Kondisi lingkungan fisik suhu ruangan rumah 45,2% pada suhu >270C,menurut WHO telur nyamuk menetes dalam waktu 75 jam atau empat hari dalam temperatur 25-270C. Distribusi frekuensi penampungan air 93,5% tidak memelihara ikan,ikan sebagi predator untuk memakan jentik nyamuk. Kondisi lingkungan kimia tidak menggunakan obat nyamuk siang hari 100%, lingkungan sosial melakukan PSN < 1 minggu 90,3%. Pentingnya penyuluhan berperilaku hidup sehat pada masyarakat penting dan ikanisasi pada masyarakat sangat diperlukan untuk pengendalian jentik nyamuk. Kata Kunci: Penderita DBD,Karakteristik penderita dan kondisi lingkungan.