Nurdiansyah, Ferlina (2012) Perilaku Masyarakat Perkotaan dalam Menyediakan Ruang Terbuka Hijau Privat Rumah Tinggal di Kabupaten Kudus (Studi Kasus Kelurahan Panjunan, Kudus). Masters thesis, Program Magister Ilmu Lingkungan Undip.
| PDF 402Kb | |
| PDF 103Kb |
Abstract
RINGKASAN Kudus pada tahun 2011telah berkomitmen mewujudkan Kota Hijau, sebagai bagian dari mitigasi pemanasan global. Dalam mewujudkan Kota Hijau di Kabupaten Kudus tersebut, Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditempatkan sebagai salah satu dari dua fokus yang menjadi perhatian dari mulai tahap pengembangan hingga tahap percepatan. Peran masyarakat yang diawali dari rumah tinggal menjadi pendorong meningkatnya RTH privat. Keberadaan RTH di rumah tinggal selain memberikan kenyamanan penghuninya juga terkandung fungsi ekologis yang tinggi, namun ketersediaannya sering tersisihkan oleh pemenuhan kebutuhan akan ruang untuk fungsi di luar ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi, faktor- faktor yang mempengaruhi, serta strategi peningkatan penyediaan RTH privat rumah tinggal di Kelurahan Panjunan, Kudus, sebagai kelurahan terpadat penduduknya se- Kabupaten Kudus. Tipe penelitian adalah kuantitatif disertai dengan metode kualitatif untuk melengkapi. Adapun variabel dalam penyediaan RTH meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, ketersediaan sarana, tokoh masyarakat, dan sosialisasi kebijakan. Metode penelitian menggunakan wawancara mendalam dan kuesioner dengan pihak-pihak yang dianggap berkompeten terhadap penyediaan RTH yaitu rumah tangga di Kelurahan Panjunan dan instansi yang berwenang dengan pelaksanaan penyediaan RTH. Dalam penelitian ini, masyarakat yang menjadi obyek penelitian ini dibagi dalam tiga kategori yaitu pemilik lahan kecil, sedang, dan besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk masyarakat pemilik lahan kecil di Kelurahan Panjunan sebagian besar memiliki pengetahuan dengan kategori cukup baik, persepsi negatif, sikap negatif, ketersediaan sarana pada kategori kurang, tidak ada pengaruh tokoh masyarakat, dan tidak ada sosialisasi kebijakan. Untuk masyarakat pemilik lahan sedang sebagian besar memiliki pengetahuan dengan kategori cukup baik, persepsi negatif, sikap negatif, ketersediaan sarana yang kurang, tidak ada pengaruh tokoh masyarakat, dan tidak ada sosialisasi kebijakan. Adapun sebagian besar masyarakat pemilik lahan besar memiliki pengetahuan dengan kategori baik, persepsi positif, sikap positif, ketersediaan sarana yang kurang, tidak ada pengaruh tokoh masyarakat, dan tidak ada sosialisasi kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyediaan RTH masih bersifat inisiatif pribadi dari masing- masing pemilik lahan. Selain itu, belum ada komitmen bersama antara para stakeholder untuk mengupayakan peningkatan RTH di Kabupaten Kudus dalam rangka mewujudkan Kota Hijau melalui RTH privat rumah tinggal. Hal ini menyebabkan variabel pengetahuan, persepsi, sikap, sarana, pengaruh tokoh masyarakat, dan sosialisasi kebijakan yang digunakan sebagai variabel independen di dalam penelitian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyediaan RTH pada tiga jenis kepemilikan lahan. Berdasarkan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) menunjukkan bahwa aspek ekologi dengan alternatif strategi berupa sosialisasi bentuk dan fungsi ekologis Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat rumah tinggal menjadi prioritas dalam peningkatan RTH di Kelurahan Panjunan, Kudus. Kata kunci: perilaku masyarakat, wilayah perkotaan, ruang terbuka hijau privat, Kudus xv
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Environmental Science |
ID Code: | 37953 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 17 Jan 2013 14:51 |
Last Modified: | 17 Jan 2013 14:51 |
Repository Staff Only: item control page