FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN LONVERSI AKHIR PENGOBATAN FASE INTENSIF PENDERITA TB-PARU BTA POSITIF KASUS BARU (STUDI DI KABUPATEN KULONPROGO PROVINSI DI YOGYAKARTA)

SUHARNA, SUHARNA (2008) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN LONVERSI AKHIR PENGOBATAN FASE INTENSIF PENDERITA TB-PARU BTA POSITIF KASUS BARU (STUDI DI KABUPATEN KULONPROGO PROVINSI DI YOGYAKARTA). Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF - Published Version
12Kb

Abstract

Tuberkulosis(TB) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu strategi untuk menanggulangi penyakit ini adalah strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course). Strategi ini telah dilaksanakan di Kabupaten Kulonprogo sejak tahun 1999, tetapi pada tahun 2007 baru mencapai angka konversi 73,39%, di bawah target nasional minimal 80%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian penderita TB mengalami kegagalan konversi pada akhir pengobatan fase intensif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kegagalan konversi pasien TB Paru kasus baru di Kabupaten Kulonprogo. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Sebagai kasus adalah penderita TB Paru BTA positif kasus baru yang berusia di atas 15 tahun, tercatat mulai pengobatan sejak bulan Januari 2007 sampai Maret 2008, dan tidak mengalami konversi (BTA tetap positif) pada akhir pengobatan fase intensif. Sedangkan kontrol adalah penderita TB Paru BTA positif kasus baru yang berusia di atas 15 tahun, tercatat mulai pengobatan sejak bulan Januari 2007 sampai Maret 2008, mengalami konversi (BTA menjadi negatif) pada akhir pengobatan fase intensif. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposif fixed disease sampling. Jumlah sampel sebanyak 24 kasus dan 24 kontrol, dengan perbandingan antara kasus dan kontrol 1:1. Hasil penelitian ini menunjukkan ada dua variabel yang berhubungan dengan kegagalan konversi yaitu cara minum OAT (p=0,042) dan ketidakteraturan minum OAT (p=0,041). Berdasarkan kesimpulan tersebut, disarankan kepada pemegang program penanggulangan TB di Kabupaten Kulonprogo untuk memberikan informasi secara intensif kepada penderita TB untuk meningkatkan pemahaman penderita TB khususnya mengenai cara minum OAT yang benar, yaitu OAT diminum dalam dosis tunggal setiap hari, minimal 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan, dan hanya menggunakan air putih, bukan teh, kopi, susu, atau makanan. Kata Kunci: tuberkulosis, BTA positif kasus baru, kegagalan konversi

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:37929
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:17 Jan 2013 09:35
Last Modified:17 Jan 2013 09:35

Repository Staff Only: item control page