PERBEDAAN AKTIVITAS PROLIFERASI SEL MUKOSA NASOFARING PADA PEMBERIAN DIVINE KRETEK : Studi Eksperimental Laboratorik pada Mencit C3H yang Diinduksi Formaldehyde

Ardiani, Risa and PRASETYO, AWAL (2012) PERBEDAAN AKTIVITAS PROLIFERASI SEL MUKOSA NASOFARING PADA PEMBERIAN DIVINE KRETEK : Studi Eksperimental Laboratorik pada Mencit C3H yang Diinduksi Formaldehyde. Undergraduate thesis, Fakultas Kedokteran.

[img]
Preview
PDF
2704Kb

Abstract

Latar Belakang: Nanobiologi adalah metode yang potensial yang dapat digunakan untuk pengobatan kanker. Salah satu contoh produk yang berprinsip pada konsep nanobiologi di Indonesia adalah divine kretek. Divine kretek mengandung partikel berukuran nano yang memiliki densitas elektron tinggi, sehingga dapat mendonasikan elektron. Elektron-elektron ini diharapkan mampu mendorong perbaikan sel sakit, dan mendorong sel sehat untuk mengoptimalkan diri. Tujuan: Membuktikan dan membandingkan potensi preventif dan kuratif divine kretek dalam proses karsinogenesis nasofaring (meliputi aktivitas proliferasi sel) pada mencit C3H. Metode: Penelitian eksperimental dengan post test only control group design, menggunakan 20 ekor mencit strain C3H. Mencit dibagi menjadi empat kelompok, kelompok K1 diinduksi formalin dan diberi paparan asap rokok kretek biasa selama 18 minggu; kelompok K2 diinduksi formalin, dilanjutkan pemaparan asap rokok kretek biasa selama 9 minggu berikutnya; kelompok P1 diinduksi formalin dan diberi paparan asap divine kretek selama 18 minggu; kelompok P2 diinduksi formalin, dilanjutkan pemaparan asap divine kretek selama 9 minggu berikutnya. Di akhir penelitian, nasofaring mencit diproses dan diperiksa, untuk dinilai aktivitas proliferasi selnya. Hasil: Uji Kruskal-Wallis terhadap variabel jumlah bercak AgNOR adalah bermakna (p=0,021). Uji Mann-Whitney terhadap variabel jumlah bercak AgNOR antara K1 vs P1 (p=0,018) dan P1 vs P2 (p=0,017) juga bermakna, namun antara K2 vs P2 tidak berbeda (p=0,065). Kesimpulan: Paparan asap divine kretek selama induksi formalin menimbulkan pengaruh berbeda bermakna pada penurunan aktivitas proliferasi sel epitel mukosa nasofaring mencit C3H. Namun, paparan asap divine kretek sesudah induksi tidak terdapat perbedaan. Efek preventif paparan asap divine kretek lebih kuat daripada efek kuratif. Kata kunci: Divine Kretek, formalin, proliferasi sel, AgNOR

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RF Otorhinolaryngology
Divisions:Faculty of Medicine > Department of Medicine
Faculty of Medicine > Department of Medicine
ID Code:37759
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:03 Jan 2013 10:58
Last Modified:03 Jan 2013 10:58

Repository Staff Only: item control page