Setyawan, Aan (2011) BAHASA DAERAH DALAM PERSPEKTIF KEBUDAYAAN DAN SOSIOLINGUISTIK: PERAN DAN PENGARUHNYA DALAM PERGESERAN DAN PEMERTAHANAN BAHASA. In: International Seminar Language Maintenance and Shift. ISSN: 2088-6799, 2 Juli 2011, Hotel Pandanaran Semarang.
| PDF - Published Version 337Kb |
Official URL: http://mli.undip.ac.id
Abstract
Menyinggung ranah bahasa daerah sebagai khazanah kebudayaan tentu sangat berbeda dalam perspektif sosiolinguistik. Kebudayaan akan memposisikan bahasa daerah sebagai kekayaan dan peninggalan cipta rasa dan karsa manusia tempo dulu yang sangat berarti dan harus dijaga serta dilestarikan. Apabila dikorelasikan dengan sifat kebudayaan, tentunya bahasa daerah termasuk ke dalam kebudayaan yang bersifat dinamis yang berarti akan mengalami dekonstruksi dan atau rekonstruksi bahasa. Mustahil jika bahasa itu tidak menerima sebuah konsep atau kosakata dari bahasa lain. Artinya bahasa akan mengalami perkembangan baik dari segi kosakata yang dimilikinya ataupun konsep dan penggunaanya. Sedangkan dilain sisi, pemakai bahasa seringkali memposisikan bahasa sebatas alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi saja. Bukan memposisikan bahasa sebagai hasil kebudayaan yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Hal ini memicu terjadinya ketidakpeduliaan terhadap keberadaan dan penggunaan bahasa daerah yang digunakanya. Padahal Koentjaraningrat (1983) memasukan bahasa sebagai salah satu dari tujuh unsur kebudayan. Imbasnya adalah pemakai bahasa akan lebih mementingkan penggunaan bahasa sebatas fungsinya sebagai alat berkomunikasi. Pemakai bahasa akan lebih memprioritaskan kesuksesan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam skala yang lebih luas jika dibandingkan dengan mempertahankan bahasa daerahnya dalam domain-domain yang sudah lazim digunakan dalam norma yang terjadi di masyarakat. Sudah cukup banyak studi tentang pergeseran bahasa daerah yang terjadi di Indonesia yang dilakukan oleh ahli bahasa seperti Gunarwan pada masyarakat Jawa, Bali, Banjarmasin, dan Lampung. Rokhman pada masyarakat Banyumas, dan Alimuddin pada masyarakat Banjar, serta ahli bahasa lain yang secara umum dapat disimpulkan bahwa bahasa daerah sedang mengalami pergeseran bahasa. Kebocoran diglossia dalam beberapa domain keluarga yaitu dipilihnya bahasa Indonesia sebagai bahasa utama merupakan bukti salah satu indikasi bahwa pemakaian bahasa daerah sedang mengalami pergeseran. Padahal kita tahu bahwa keluarga merupakan benteng pemertahanan terakhir penggunaan bahasa daerah dari pengaruh penggunaan bahasa lainya seperti bahasa Indonesia. Makalah ini mencoba mereview beberapa hasil penelitian tentang pergeseran dan pemertahanan bahasa daerah yang terjadi di Indonesia.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Speech) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Linguistic |
ID Code: | 37651 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 11 Dec 2012 13:16 |
Last Modified: | 26 Feb 2018 11:43 |
Repository Staff Only: item control page