FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS PERIODONTAL PADA LANJUT USIA (Studi Kasus di Posyandu Lanjut Usia Kelurahan Wonosari Kota Semarang Tahun 2011)

SAPTORINI, Kriswiharsi Kun (2011) FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS PERIODONTAL PADA LANJUT USIA (Studi Kasus di Posyandu Lanjut Usia Kelurahan Wonosari Kota Semarang Tahun 2011). Masters thesis, Program Pascasarjana Undip.

[img]Microsoft Word
Restricted to Repository staff only

381Kb

Abstract

Penyakit periodontal merupakan peradangan pada jaringan pendukung gigi yaitu gingiva, ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar. Faktor-faktor risiko antara lain umur, jenis kelamin, higiene mulut, pH plak, pH saliva, buffer saliva, jumlah gigi tersisa, merokok, pengetahuan, sikap, praktik dalam kaitannya dengan status periodontal yang dinilai menurut Bleeding on Probing, Probing Pocket Depth, Loss of Attachment, Furcation Invovement dan Tooth Mobility belum banyak diteliti. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional. Populasi studi adalah lanjut usia berumur ≥ 60 tahun yang terdaftar dalam 5 Posyandu Lanjut Usia di wilayah Kelurahan Wonosari, dengan sampel sebanyak 72 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi klinis dan diskusi kelompok terarah. Data dianalisis dengan uji chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara lanjut usia > 65 tahun (nilai p = 0,021, 95% CI= 1,210-9,885, PR = 3,5) dan jumlah gigi tersisa < 20 (nilai p = 0,004, 95% CI= 1,667-15,936, PR = 5,2) dengan status periodontal pada lanjut usia. Variabel lainnya yaitu jenis kelamin, higiene mulut, pH plak, pH saliva tidak distimulasi, pH saliva distimulasi, buffer saliva, status merokok, pengetahuan tentang penyakit periodontal dan pencegahannya, sikap tentang penyakit periodontal dan pencegahannya, praktik tentang penyakit periodontal dan pencegahannya tidak berhubungan dengan status periodontal pada lanjut usia. Simpulan dari penelitian ini, bahwa lanjut usia > 65 tahun mempunyai risiko 3,5 kali mengalami status periodontal buruk dibanding lanjut usia dini (≤ 65 tahun) dan jumlah gigi tersisa < 20 mempunyai risiko 5,2 kali mengalami status periodontal buruk dibanding jumlah gigi tersisa ≥ 20. Probabilitas lanjut usia yang berumur > 65 tahun dan jumlah gigi tersisa < 20 mengalami status periodontal buruk adalah 26,2%. Dalam studi kualitatif dengan FGD menunjukkan istilah penyakit periodontal tidak dikenal, tetapi penyakit gusi, dan penyakit ini dianggap tidak terlalu penting, perawatan seperti skeling tidak dilakukan dan pengobatan dilakukan secara tradisional. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan lanjut usia perlu mempertahankan gigi geliginya minimal 20 gigi dan perlu melakukan skeling sejak dini, skeling juga sebaiknya dimasukkan dalam ASKES/ Jamkesmas dan perlu adanya kerjasama dengan pihak swasta dalam kegiatan pendidikan kepada masyarakat dan pengabdian masyarakat dalam bentuk pemeriksaan kesehatan dan konsultasi gigi. Kata kunci : lanjut usia, status periodontal, faktor risiko

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Epidemiology
ID Code:37363
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:29 Nov 2012 14:09
Last Modified:29 Nov 2012 14:10

Repository Staff Only: item control page