DAMPAK PERKEBUNAN TEH TERHADAP PENDUDUK DAN TANAH DI BUITENZORG (BOGOR) TAHUN 1830-1870

SHARIASIH, Euis (2012) DAMPAK PERKEBUNAN TEH TERHADAP PENDUDUK DAN TANAH DI BUITENZORG (BOGOR) TAHUN 1830-1870. Masters thesis, Program Pascasarjana Undip.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tesis yang berjudul “Dampak Perkebunan Teh terhadap Penduduk dan Tanah Di Buitenzorg (Bogor) Tahun 1830-1870”, ini disusun dengan mengunakan metode sejarah yang terdiri dari empat langkah secara berurutan yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Sementara permasalahan utama yang dibahas di dalamnya adalah dampak dari perkebunan teh terhadap penduduk dan tanah di Buitenzorg, akan tetapi dibatasi pada tiga aspek saja yaitu: dampak terhadap kesejahteraan ekonomi penduduk yang terlibat dalam perkebunan teh, dampak terhadap kegiatan atau pekerjaan petani yang terlibat dalam perkebunan teh, dan dampak terhadap lingkungan hidup di mana para petani yang terlibat bertempat tinggal. Meskipun periode dalam tesis ini tahun 1830-1870, akan tetapi perkebunan teh yang diusahakan di Buitenzorg bukanlah dalam rangka tanam paksa (Kultuurstelsel), akan tetapi perkebunan yang diusahakan oleh pengusaha-pengusaha perkebunan di tanah-tanah partikelir. Perkebunan-perkebunan teh ini tidak menggunakan lahan sawah yang biasa ditanami padi oleh penduduk, akan tetapi menggunakan tanah-tanah kosong yang tidak digarap (woeste gronden) di daerah pegunungan. Dengan demikian usaha perkebunan itu tidak menjadi beban atas tanah-tanah pertanian. Dalam pelaksanaannya usaha perkebunan teh di Buitenzorg banyak menggunakan tenaga kerja dari penduduk setempat. Mereka bekerja sebagai buruh perkebunan dengan berbagai tugasnya antara lain sebagai kuli pada penggilingan padi, buruh perkebunan, mandor, sopir pedati, pemetik pucuk teh untuk kaum perempuan dan lain-lain. Tentu saja mereka memperoleh upah sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. Dengan demikian keberadaan perkebunan teh itu telah mendorong munculnya profesi dan penghasilan baru atau tambahan di antara penduduk pribumi, yang tentu saja bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Dalam bekerja sebagai buruh di perkebunan teh, ternyata mereka masih mempunyai sisa waktu yang cukup untuk mengerjakan pekerjaan mereka sebagai petani, khususnya untuk menanam padi. Hal ini disebabkan karena tugas bekerja di perkebunan tidak dilakukan setiap hari, sepanjang hari dan sepanjang tahun. Oleh karena itu keterlibatan sejumlah penduduk dalam perkebunan teh di Buitenzorg tidak berakibat menurunnya produksi beras di daerah itu. Keberadaan dan beroperasionalnya perkebunan teh di wilayah asisten residensi Buitenzorg ternyata juga tidak merusak ekologi tanah, khususnya di pemukiman penduduk. Dampak ekologis dari keberadaan perkebunan itu mungkin sekali terjadi di daerah pegunungan di perkebunan-perkebunan teh diusahakan. Di daerah semacam itu tentu memiliki ekosistem dengan keanekaragaman tumbuhan dan hewan, tetapi yang kemudian diubah menjadi perkebunan yang merupakan bentuk ekosistem baru. Apalagi setelah di sekitar perkebunan itu akhirnya menjadi pemukiman penduduk yang terus bertambah, khususnya para buruh perkebunan teh, perubahan ekologi itu tentu terjadi secara cepat.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:D History General and Old World > DS Asia
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in History
ID Code:37047
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:20 Nov 2012 14:25
Last Modified:06 May 2013 20:39

Repository Staff Only: item control page