Artanti, Artanti (2010) PEMBINAAN KESANTUNAN BERBAHASA DAERAH SEBAGAI UPAYA PEMERTAHANAN BAHASA. In: Seminar Nasional Pemertahanan Bahasa Nusantara, 6 Mei 2010, Hotel Pandanaran Semarang.
| PDF - Published Version 124Kb |
Official URL: http://mli.undip.ac.id
Abstract
Saat ini bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia jumlahnya masih belum dapat dipastikan. Ada berbagai pendapat bahwa jumlah bahasa daerah di Indonesia sebanyak 300 bahasa (Moeliono, 1985:1), ada pula yang menyatakan sebanyak 538 bahasa (Parera, 1981:187). Jumlah ini berbeda dengan pendapat Grimes (1984) yang menyatakan jumlah bahasa sebanyak 577 bahasa di Indonesia. Berdasarkan informasi taraf sementara. Ada dugaan jumlah bahasa akan bertambah karena ada bahasa yang telah punah. Seperti di wilayah Ambon dan Seram yakni bahasa Hatiwe dan Loun (Collins, 2006:4). Era globalisasi ini teknologi, informasi, dan transportasi maju pesat. Hal ini mengakibatkan banyaknya unsur bahasa dan kebudayaan asing masuk ke dalam bahasa-nahasa daerah di Indonesia. Begitu pula dengan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang semakin pesat, tentunya mempengaruhi pula perkembangan bahasa daerah. Bagaimanakah membina bahasa daerah agar tetap lestari atau tidak punah. Dikemukakan oleh Gunawan (2003) bahasa juga tunduk kepada hukum seleksi alam. Pemilik atau penutur bahasa yang bersangkutanlah yang menentukan apakah bahasa mereka mampu bertahan hidup atau tidak. Hal ini juga dpertegas oleh Collins (2006) bahwa masa depan bahasa dan pelestariannya terletak pada hati penutur bahasa yang bersangkutan. Walaupun demikian upaya pelestarian tetap harus dilakukan hal ini akan sangat penting. Upaya ini muncul dari penutur bahasa itu sendiri, seperti kesadaran untuk tetap mewariskan bahasa itu kepada anak-anak mereka. Salah satu upaya yang harus dilakukan pembinaan kesantunan berbahasa daerah yang bersumber pada keluarga. Keluarga adalah kelompok individu yang terdiri ayah dan ibu, serta anak. Orang tua terutama ibu sangat berperan penting dalam mendidik putra putrinya dengan menggunakan bahasa ibu dengan menerapkan tindak tutur yang tepat. Pembinaan ini dapat dimulai pada anak usia dibawah lima tahun. Maksudnya agar anak dapat membedakan cara berbahasa yang baik melalui berbagai cara yakni menyanyi, menari dan berpuisi. Jika anak sudah bersekolah dapat menerapkan keempat ketrampilan yaitu membaca, mendengar, menulis dan berbicara. Alternatif kesantunan berbahasa dapat dilakukan melalui sanggar, forum – forum atau kegiatan formal seperti memberikan kata sambutan dalam acara peresmian, pernikahan, dan seminar. Tujuannya untuk mempertahankan bahasa nusantara ini tetap lestari.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Speech) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kesantunan berbahasa, pemertahanan bahasa |
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Linguistic |
ID Code: | 36896 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 14 Nov 2012 10:33 |
Last Modified: | 14 Nov 2012 10:54 |
Repository Staff Only: item control page