KAJIAN PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA IRIGASI DALAM RANGKA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI DALAM PROGRAM PNPM DI KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007-2011

Abstract

ABSTRAKSI Pembangunan yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat haruslah ada keterlibatan langsung dari masyarakat penerima program karena dengan adanya partisipasi masyarakat maka hasil pembangunan tersebut akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program yang dirancang dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap kegiatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji Bagaimana tingkat keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan irigasi dalam program PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Cawas dan bagaimana dampak pelaksanaan pembangunan irigasi dalam program PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Cawas terhadap kesejahteraan masyarakat. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif untuk lebih memahami situasi sosial secara mendalam. Penentuan informan/nara sumber dilakukan secara purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan secara wawancara, dokumentasi, literature, observasi dan penyebaran kuesioner, hal tersebut dilakukan dengan metode Focussed Group Discussion (FGD). Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan mengacu pada 8 indikator keluarga sejahtera berdasarkan BPS tahun 2005 dan 14 indikator rumah tangga miskin berdasarkan BPS untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani, sedangkan untuk tingkat keterlibatan diukur menggunakan 4 tolok ukur/indikator tingkat partisipasi, hal tersebut di atas menggunakan Skala Likert dalam penentuan skor nilai. Hasil menunjukkan tingkat keterlibatan/partisipasi masyarakat petani dalam pembangunan irigasi melalui program PNPM mandiri Perdesaan tergolong tinggi, prosentase keterlibatan responden dengan skor nilai 10. Sedangkan setelah adanya program PNPM Mandiri Perdesaan periode tahun 2007-2011 di kecamatan Cawas, tergolong taraf hidupnya sejahtera, setelah diukur berdasarkan 8 indikator tingkat kesejahteraan diperoleh 96,9% tergolong dalam keluarga dengan tingkat kesejahteraan sedang, 3,2% tergolong keluarga dengan tingkat kesejahteraan tinggi, dan diukur berdasar 14 indikator rumah tangga miskin diperoleh skor nilai 37, termasuk tinggi dalam kesejahteraan, sehingga mengindikasikan berkurangnya angka kemiskinan. Saran yang dirumuskan terkait dengan optimalisasi peranan stakeholder (konsultan/fasilitator), Sosialisasi mengenai programprogram pemberdayaan kepada masyarakat di perdesaan, dan tindak lanjut pemerintah dengan adanya program PNPM Mandiri Perdesaan, karena dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam hal pemeliharaan hasil-hasil pembangunan.