PERMUKIMAN TERPADU KALANGAN EKONOMI MENENGAH BAWAH DI BIDARA CINA

SUBHIE, AZAN and MALIK, ABDUL and BHAROTO, BHAROTO (2012) PERMUKIMAN TERPADU KALANGAN EKONOMI MENENGAH BAWAH DI BIDARA CINA. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
4Mb
[img]
Preview
PDF - Published Version
67Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
82Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
56Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

13Mb

Abstract

1. 1 LATAR BELAKANG Arus urbanisasi pada era globalisasi berjalan dengan cepat dan masif. DKI Jakarta merupakan kota dengan indeks urbanisasi tertinggi di Indonesia (BPS, 2010). Terdapat beberapa alasan yang melatarbelakangi urbanisasi, namun alasan utama dari mayoritas pelaku urbanisasi adalah mendapatkan pekerjaan untuk meningkatkan taraf kehidupan mereka ke tingkat yan lebih baik. Tingginya arus urbanisasi dan pertambahan populasi penduduk DKI Jakarta yang disertai minimnya keahlian dan keterampilan bagi masing-masing individu membuat banyak dari mereka yang terjerumus pada kemiskinan. DKI Jakarta yang semula menjadi harapan untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih baik berbalik menjadi arena pertarungan bagi penduduknya, khususnya penduduk berekonomi menengah bawah. Himpitan ekonomi yang dialami oleh masyarakat ekonomi menengah bawah menimbulkan dampak negatif berantai , salah satunya bidang permukiman. Permukiman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Tingginya tingkat kebutuhan seseorang akan permukiman membuat seseorang melakukan segala cara untuk memperoleh sebuah permukiman baik formal maupun informal dan baik layak maupun tidak layak. Pada kasus di DKI Jakarta minimnya solusi tepat guna dari pemerintah dalam memfasilitasi fenomena kebutuhan permukiman yang terus meningkat membuat masyarakat ekonomi menengah bawah memilih bermukim pada tempat-tempat yang tidak layak dan terus menjamur. Pertambahan populasi yang meningkat tajam setiap tahunnya berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan permukiman. Minimnya penataan pemerintah mengenai tata guna lahan DKI Jakarta menjadikan banyak lahan yang akhirnya beralih fungsi menjadi permukiman informal. Kebutuhan terus meningkat dan keberdaannya semakin kritis termasuk ruang terbuka hijau dan ruang publik. Lahan yang kini semakin kritis tersebut sekarang menjadi perebutan bagi para pengusaha untuk dijadikan area komersil termasuk alih fungsi ruang terbuka hijau.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:35959
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:03 Jan 2014 15:24
Last Modified:12 Feb 2014 09:14

Repository Staff Only: item control page