SUBKHAN, MOKH (2008) PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI CENGKARENG JAKARTA BARAT. Masters thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.
| PDF - Published Version 90Kb |
Official URL: http://mpwk.undip.ac.id
Abstract
ABSTRAK Pertambahan jumlah penduduk perkotaan yang cenderung meningkat menimbulkan permintaan terhadap perumahan. Pemerintah sebagai penanggung jawab pembangunan berupaya mengatasi, salah satunya dengan penyediaan rumah susun. Akan tetapi rumah susun yang semula dimaksudkan untuk mengatasi kekumuhan kawasan secara horizontal tanpa disadari telah mengubah wujud menjadi kawasan kumuh vertikal. Cengkareng merupakan kawasan rumah susun sederhana sewa yang dikelola oleh dua lembaga yaitu Pemerintah (Perumnas) dan lembaga non profit (Yayasan Budha Tzu Chi). Berdasarkan pengamatan, lingkungan permukiman rumah susun swasta ini dianggap cukup baik. Keberhasilan pengelolaan lingkungan fisik dan non fisik ini tentunya tidak terlepas dari peran pengelola dan pelibatan masyarakat penghuni permukiman itu sendiri. Belajar dari pengelolaan di Budha Tzu Chi dan kawasan Cengkareng merupakan satu-satunya lokasi yang ada dengan dua pengelola, maka penulis merasa kawasan Cengkareng dan pengelolaan lingkungan rumah susun sederhana sewa Cengkareng ini menarik dijadikan obyek penelitian. Tujuan peneliti adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan rumah susun sederhana sewa di Cengkareng, dan selanjutnya dirumuskan konsep pengelolaan lingkungan rumah susun sederhana sewa yang optimal, metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode triangulasi dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi terhadap hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden dan deskriptif kualitatif untuk mengetahui karakteristik sosial, karakteristik ekonomi, karakteristik spasial; pengelolaan teknis prasarana dan sarana; pengelolaan persewaan, pemasaran dan pembinaan penghuni; pengelolaan administrasi dan keuangan. Dari variabel tersebut dianalisis dengan deskriptif kualitatif kemudian akan dirumuskan konsep pengelolaan yang optimal. Dari penelitian diidentifikasi penyebab kurang optimalnya pengelolaan rusunawa adalah dari aspek sosial masyarakat penghuni rusunawa mencerminkan adanya solidaritas penghuni rusunawa serta hubungan sosial kemasyarakatan telah terjalin tetapi terjadi pengelompokan secara alamiah antar blok dan waktu untuk kegiatan sosial dan gotong royong yang sifatnya rutin tidak dapat berjalan. Aspek ekonomi yang muncul adalah adanya keberdayaan dan semangat yang tinggi untuk meningkatkan ekonomi keluarga tetapi kegiatan ekonomi hanya untuk kegiatan harian karena tidak ada ”gambaran ke depan”. Aspek spasial menunjukan bahwa lokasi rusunawa sangat strategis sebagai penyangga kawasan sekitarnya, walau berada pada lapis kedua dari jalan raya tetapi sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Bila ditinjau dari sisi aksesibilitas perlu adanya angkutan umum yang dapat mengakses sampai dalam lokasi. Aspek pengelola rusunawa Cengkareng menunjukan peran organisasi kurang berjalan terhadap pengenaan sanksi masyarakat; aspek pengelolaan teknis prasarana dan sarana menunjukan adanya fasilitas bersama yang pemanfaatannya digunakan untuk kepentingan individu dan sarana balai pertemuan untuk penyuluhan kurang memadai, perencanaan operasional hanya disusun untuk jangka pendek, koordinasi dengan instansi lain sangat terbatas; pengelolaan persewaan, pemasaran dan pembinaan penghuni, survei analisis pasar, startegi pasar dan pembinaan tidak dilakukannya karena unit hunian sudah terisi penghuni lama; pengelolaan administrasi dan keuangan penerapan sanksi tidak dapat dilaksanakan. Berdasarkan analisis disimpulkan faktor-faktor yang menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan rumah susun sederhana sewa Cengkareng yaitu dari aspek sosial ekonomi penghuni Rusunawa itu sendiri yang menunjukan adanya keterbatasan kemampuan dan keberdayaan penghuni Rusunawa Cengkareng dalam pemeliharaan atau menjaga lingkungan Rusunawa Cengkareng. Kesiapan pengelola dalam menjalankan operasional Rusunawa itu sendiri perlu adanya penyegaran tentang operasionalisasi Rusunawa. Dan untuk mendapatkan pengelolaan rusunawa Cengkareng yang optimal direkomendasikan sebagai berikut: 1). diadakan pembinaan dan pemberdayaan komunitas khususnya pada bidang peningkatan usuha ekonomi dan pentingnya pengelolaan.2). pendanaan rusunawa sebagai perumahan yang bersifat sosial maka biaya sewa seharusnya diperuntukan untuk operasional harian.3). pengelolaan untuk memperkuat organisasi pengelolaan dicengkareng perlu melibatkan masyarakat penghuni hal ini untuk mengurangi konflik.4). fisik sarana dan prasarana pola penataan hunian dan blok lingkungan sebaiknya memungkinkan terjalinnya hubungan sosial, pembatasan fasilitas yang ketat untuk menghindari peralihan hak, diadakan pengaturan yang ketat menyangkut perubahan fisik bangunan guna menghindari terjadi visualisasi bangunan yang kacau dan kesan kumuh. Kata Kunci ; Pengelolaan, Rumah Susun Sederhana Sewa, Optimal
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TH Building construction |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Urban and Regional Planning |
ID Code: | 3578 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 13 Jan 2010 22:30 |
Last Modified: | 10 Feb 2010 11:00 |
Repository Staff Only: item control page