MAGNADI , Rizal Hari (2011) Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun City Branding Kota Semarang : Sebuah Wacana untuk Mendorong Perekonomian Daerah. Prosiding Seminar Nasional Membangun City Branding Kota Semarang . pp. 169-181.
| PDF - Published Version 335Kb |
Abstract
Dalam kurun waktu belakangan ini, seiring dengan berkembangnya otonomi daerah, berbagai daerah di Indonesia mengupayakan berbagai cara untuk menunjukkan diferensiasi dari kota-nya dibanding dengan kota-kota di daerah lain. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.21 tahun 1999 sebagaimana telah direvisi dengan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang lebih dikenal dengan sebutan Otonomi Daerah (Otda), telah menunjukkan sisi lain pengelolaan sebuah daerah. Ibarat dua sisi mata uang, disatu sisi pengelolaan sebuah daerah sebelumnya dilakukan dengan sistem pemerintahan yang lebih sentralistik, sementara dengan adanya Undang-Undang tersebut menunjukkan sisi lain dari pengelolaan yang lebih desentralistik dimana daerah yaitu kabupaten/kota dan propinsi di beri kewenangan secara otonom untuk mengelola daerahnya dalam beberapa bidang pemerintahan. Salah satu wujud dari diterapkannya Undang-Undang ini, beberapa kepala pemerintah daerah mulai menawarkan potensi daerahnya masing-masing sebagai upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan secara luas diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Sangat tidak dipungkiri bahwa keberhasilan sebuah daerah mengembangkan potensi yang dimilikinya sangat bergantung pada aktivitas pemasaran terpadu yang dilakukannya. Di tingkatan internasional, program pemasaran yang dilakukan melalui branding dari sebuah negara telah banyak dilakukan sebagai upaya untuk meneguhkan identitasnya dan ini sekaligus dipakai sebagai sarana untuk mempromosikan potensi yang ada. Beberapa contoh negara di Asia yang telah memiliki country branding diantaranya adalah Malaysia dengan “The Truly Asia”, Singapura dengan “Uniquely Singapore”, Kuala Lumpur dengan “City of The Future”. Belakangan, kalangan pemerintahan di negeri ini tampaknya mulai terbuka dengan urusan branding. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata pada 2008 meluncurkan branding “Visit Indonesia dengan logo berbentuk siluet Burung Garuda. Branding ini telah diikuti pula dengan beberapa daerah di Indonesia, diantaranya Bali dengan “Shanti, Shanti, Shanti”, Yogyakarta dengan “Jogja Never Ending Asia”, Surakarta dengan “Solo The Spirit of Java”, Jawa Tengah dengan “Passion Strength Herritage”, DKI Jakarta dengan “Enjoy Jakarta”, Manado yang baru saja sukses sebagai tuan rumah World Ocean Conference menyebarkan “Sail Bunaken• bekerja sama dengan Departemen Kelautan dan Perikanan dan TNI-AL” dan tidak terkecuali pula dengan kota Semarang yang dikenal dengan “Semarang The Beauty of Asia” (Semarang Pesona Asia). Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah mempunyai potensi yang sangat banyak yaitu sebagai kota metropolis yang memiliki adat dan kebudayaan yang cukup kental. Namun sebagai ibukota Jawa Tengah, Semarang seringkali berada di bawah bayang-bayang kota lain di sekitarnya seperti Yogyakarta dan Surakarta yang merupakan kota budaya, dan karenanya wisatawan sering menganggap lebih baik berkunjung ke kedua tempat tersebut, dengan penawaran wisata yang lebih beragam dan lebih menarik. Apabila mengingat era sebelum otonomi daerah, sebenarnya beberapa daerah termasuk kota Semarang telah membuat branding khas daerahnya masing-masing. Seperti misalnya Semarang dengan “Kota ATLAS”, Solo dengan “Solo Berseri”, Banjarnegara dengan “Gilar- Gilar” dan sebagainya. Namun entah apakah karena identitas tersebut hanya mencakup ruang sempit seputar kebersihan, kesehatan, kemakmuran dan sejenisnya; yang diciptakan untuk mendukung pemerolehan penghargaan Adipura dari pemerintah pusat, perlahan namun pasti branding tersebut semakin lama semakin meluntur. Sebuah branding semestinya bukan hanya sekedar menunjukkan identitas kota secara umum. Justru dengan branding diharapkan secara ideal akan membangkitkan rasa penasaran untuk mengenal lebih lanjut dari wilayah terkait. Dan dalam keberlangsungannya akan membantu proses komunikasi yang lebih baik dengan pihak eksternal. Namun, bila melihat langkah city branding yang sudah dilakukan, secara umum tampaknya lebih berat ke tujuan pengembangan pariwisata, khususnya menarik wisatawan. Padahal, city branding semestinya juga bisa mendatangkan investasi dan meningkatkan perdagangan di kota tersebut. Sebagian besar daerah dan kota/kabupaten di Indonesia, termasuk Kota Semarang, baru sebatas berpromosi, belum mengangkat sisi yang unik dan bersifat emosional. Masih sebatas membuat booklet, brosur, dan belum menonjolkan keunggulan unik daerahnya masing-masing. Identitas pengenal hanya logo identitas kotanya dan belum mencantumkan identitas yang komersial dan emosional yang dimaksudkan untuk menarik investasi. Upaya city branding yang telah dilakukan berbagai daerah/kota sejauh ini kurang ditekankan pada potensi dan keunggulan daerah tersebut secara jelas. Banyak kota/daerah yang tidak menonjolkan keunggulan utamanya dan malah ingin menjual banyak produk. Ini menjadikan banyak slogan yang dianggap sebagai landasan city branding sebuah kota menjadi tidak fokus pada satu kelebihan. Sementara mungkin ini yang dapat menjadi pondasi awal membangun potensi dan keunggulan daerah tersebut. Di sinilah letak peranan sebuah perguruan tinggi dalam membangun city branding sebuah kota. Perguruan tinggi merupakan lembaga yang sangat strategis dalam mendorong percepatan pembangunan masyarakat. Dengan sejumlah keunggulan yang dimilikinya seperti sumber daya manusia, perangkat kelembagaan yang mapan, serta kemampuan membuat riset dan kajian, maka perguruan tinggi dapat berperan sebagai agen pembangunan (agent of development), yang membantu mensupport aktivitas pembangunan daerah sekaligus menjadi agen pengontrol setiap kebijakan dan proses pengelolaan yang ada. Pertanyaan besarnya adalah sejauh mana peranan perguruan tinggi dalam membangun city branding Kota Semarang untuk mendorong perekonomian daerah?
Item Type: | Article |
---|---|
Additional Information: | Pemasaran, Branding, City Branding |
Uncontrolled Keywords: | Pemasaran, Branding, City Branding |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Economics and Business > Department of Management |
ID Code: | 35616 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 22 Jun 2012 13:55 |
Last Modified: | 22 Jun 2012 13:55 |
Repository Staff Only: item control page