Pemanfaatan Potensi Lokal Dalam Arsitektur Indonesia

Roesmanto, Totok (2007) Pemanfaatan Potensi Lokal Dalam Arsitektur Indonesia. Documentation. Diponegoro University Press, Semarang.

[img]
Preview
PDF - Published Version
2127Kb

Abstract

Masalah utama dalam perkembangan arsitektur di Indonesia adalah menipisnya kebanggaan pada potensi lokal karena kurangnya informasi, serta kelatahan menerapkan arsitektur yang sedang digemari. Hal tersebut tidak saja terjadi pada masyarakat awam arsitektur, tetapi juga melanda arsitek yang enggan mengembangkan potensi lokal agar bisa dihasilkan Arsitektur Indonesia mendatang yang mendunia. Potensi lokal atau local genius atau genius loci dapat berupa kekhasan arsitektur yang mendukung keberadaan hunian di tempatnya (Norberg-Schulz, 1980). Potensi lokal merupakan jiwa suatu tempat sebagai hasil dari interaksi intensif manusia dan lingkungan hidupnya. Seharusnya, potensi lokal di bidang arsitektur tidak terbatas pada arsitektur tradisional saja, tetapi juga semua karya arsitektur beserta elemen bangunannya yang memiliki kekhasan, keunikan, kesejarahan, peran penanda kawa~an, dan arti penting bagi perkembangan kota serta kehidupan masyarakatnya. Tidak semua potensi lokal diketahui karena ketiadaan informasi yang memadai, atau karena warga kota tidak ingin tahu, tidak peduli, bahkan tidak boleh mengetahuinya. Minimnya ruang terbuka di setiap hunian menunjukkan kurangnya perhatian bagi terciptanya arsitektur ramah lingkungan, dan kebanyakan mengabaikan potensi lokalnya (Roesmanto, 2004). Padahal tradisi berarsitektur telah mengajarkan luas lantai rumah tak lebih seperempat luas persilnya. Rumah sekarang minim ruang terbuka dan ber-Koefisien Dasar Bangunan 0,4-6. Meskipun perbandingan jumlah hunian tipe kecil-sedang-besar usulan Karsten (1925) sekarang diterapkan di real estat. Bersamaan tahun, Pont mengusulkan Rumah Rakyat ber-Gaya Semarang, Pekalongan, Bandung. Potensi lokal tentang ukuran dan tata bangunan sebagaimana diatur dalam Kawruh Kalang, Asta Kosala-Kosali, Betaljemur, dll jarang diketahui dan kalah populer dari Fengshui/Hongshui yang dipercaya penerapannya dapat menyejahterakan penghuni. Agar karya Arsitektur Indonesia dikenal di tingkat internasional haruslah berciri tropis & fungsional, memiliki desain inovatif yang dihasilkan melalui penjelajahan desain yang tidak berhenti pada gagasan saja tetapi berkelanjutan ke wujud karya arsitektur yang kreatif dan tidak sekedar mengikuti kecenderungan arsitektur yang sedang digemari, berkonsep ramah lingkungan dengan kekhasan berbasis pada potensi lokal mencakup tata bangunan, interior dan penggunaan material, struktur dan konstruksi bangunannya.

Item Type:Monograph (Documentation)
Additional Information:Pidato Pengukuhan Guru Besar
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:344
Deposited By:Mr. Sugeng Priyanto
Deposited On:22 Jul 2009 14:21
Last Modified:22 Jul 2009 14:21

Repository Staff Only: item control page