REVITALISASI BATIK SEMARANG

beta, aris isniah (2010) REVITALISASI BATIK SEMARANG. Undergraduate thesis, ilmu sejarah.

[img]Microsoft Word (sejarah) - Published Version
260Kb

Abstract

Seni batik adalah sebuah seni gambar di atas kain yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja dan masyarakat zaman dahulu. Antara batik kerajaan dan batik rakyat hal yang membedakannya adalah dari segi motifnya. Bukan sekedar keindahan yang berupa perpaduan dan komposisi ragam hias serta permainan warna yang mempunyai satu ciri khas tersendiri, tetapi juga mewakili sebuah identitas diri dan semangat yang terpancar dari pesona kesenian batik tersebut. Lekukan garis yang unik, dipadukan dengan arsiran-arsiran lembut terus berkembang dalam motifnya seolah-olah beradaptasi dan mengikuti satu demi satu perkembangan zaman. Seperti tergambar dalam kain-kain selendang dan kebaya yang bergambarkan bunga-bunga, bahkan satu cerita bisa digambarkan dalam kain-kain tenunan tersebut.   Ketika penjajah Belanda datang ke Indonesia, mereka tidak serta merta menyingkirkan kesenian batik yang merupakan identitas bangsa, justru kesenian tersebut dikembangkan oleh mereka, baik dalam bentuk pengembangan corak, warna, motif ataupun modelnya. Bahkan lebih jauh mereka telah menjadikan batik sebagai bagian dari produksi mereka. Banyak hal yang baik yang bisa kita lihat dari kesenian batik. Ciri khasnya telah menjadikan batik sebagai salah satu khasanah budaya bangsa yang tak surut termakan zaman. Zaman feodalisme, zaman kolonialisme, zaman kemerdekaan, sampai zaman kapitalisme sekarang ini, batik masih menjadi satu pakaian yang mengidentitaskan dan karakter bangsa Indonesia di mata internasional. Perkembangan dan transformasi budaya, tenyata tak mampu menyingkirkan batik dari identitas bangsa. Ciri khas tersebut tidak sekedar sebagai artian dari identitas semata. Secara filosofis juga mempunyai esensi perlawanan terhadap westernisasi yang semakin pesat melanda Indonesia khususnya westernisasi dalam hal busana. Pengaruh budaya Barat khususnya dalam hal mode atau fasion, mendapatkan satu resistensi dari eksistensi batik sebagai simbol fasion Indonesia. Membatik yang awalnya hanya menjadi pekerjaan dari kaum perempuan sebagai salah satu sumber mata pencaharian. Namun seiring dengan perkembanganya, terutama ketika telah ditemukannya “Batik Cap” maka pekerjaan ini telah menjadi satu hal yang lazim bagi kaum laki-laki. Walaupun fenomena umum ini tidak terjadi di daerah pesisir yang telah lazim bagi kaum laki-laki untuk membatik.# Berdasarkan teori kebudayaan, para ahli berpendapat bahwa batik merupakan salah satu jenis kebudayaan asli Indonesia. Bosch menyatakan bahwa sebenarnya sebelum kedatangan orang-orang India ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memiliki kepandaian dan kemampuan setempat yang disebut sebagai local genius, dan mampu pula mengembangkan pengaruh tersebut sesuai dengan suasana atau lingkungan setempat. # Selanjutnya Brandes menyebutkan bahwa orang Jawa telah mengenal sepuluh macam kepandaian sebelum datangnya pengaruh kebudayaan Hindu yang dibawa oleh orang-orang India itu. Kesepuluh kepandaian itu adalah (1). Pandai membuat dan memainkan wayang; (2). Pandai membuat dan memainkan gamelan; (3). Pandai membuat dan menyanyikan tembang; (4). Pandai membuat batik; (5). Pandai membuat dan mengerjakan logam; (6). Mengenal sistem mata uang; (7). Mengenal sistem pelayaran; (8). Mengenal sistem astronomi; (9). Mengenal sistem irigasi; (10). Mengenal sistem pemerintahan yang teratur. Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa sebenarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang telah maju semenjak sebelum kedatangan kebudayaan Hindu, dan seni membatik itu adalah kesenian asli Indonesia. #

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:D History General and Old World > D History (General)
Divisions:Faculty of Humanities > Department of History
ID Code:3437
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:13 Jan 2010 11:55
Last Modified:13 Jan 2010 11:55

Repository Staff Only: item control page