ࡱ> 34()o   !"#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_`abcdefghijklmnopqrstuvwxyz{|}~Root EntryZ O2`>Pp CONTENTS NObject 1YnL -DPkPContents*|  !"#$%&'()*+,-.ebut pada perkembangan awal sifatnya uji coba dengan mengandalkan aliran air dari sungai yang terdekat dengan menggunakan irigasi secara tradisional. Keberhasilan tanaman padi yang ditanam di lahan persawahan tersebut sangat tergantung kepada jumlah air yang tepat diberikan, waktu pemberian air, dan ketersediaan drainase. Teknologi penanaman padi tersebut diperoleh oleh petani dengan melakukan serangkaian uji coba yang berlangsung selama bertahun-tahun. Seiring dengan berjalannya waktu, pada paruh abad ke-19, pemerintah Belanda mulai membangun jaringan irigasi besar dan modern. Pembangunan pengairan tersebut dilatarbelakangi oleh perluasan tanaman tebu dalam rangka program  Culturstelsel atau tanaman wajib dan usaha penyediaan pangan untuk menghilangkan bencana kelaparan. Pada tahun 1849, secara bertahap pemerintah Belanda membina pembangunan irigasi di Pulau Jawa, Madura, Bali, Sumatra, dan Sulawesi Selatan. Selama pendudukan Jepang sampai dengan periode 1968 pengairan di Indonesia kurang mendapat perhatian. Akibatnya bangunan-bangunan pengairan mulai rusak dan saluran-saluran mengalami pendangkalan. Hal ini disebabkan oleh tidak cukupnya dana pemerintah untuk membiayai pemeliharaan rutin maupun untuk merehabilitasi jaringan-jaringan yang rusak. Selama tahun 60-an keadaan keuangan pemerintah semakin memburuk, sehingga kerusakan jaringan-jaringan irigasi menjadi lebih parah. Adanya kerusakan jaringan irigasi ini berpengaruh pada produksi beras yang merosot dari tahun ke tahun. Akibatnya Indonesia menjadi CHNKWKS N@TEXTTEXTJFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPPFDPP FDPPFDPP FDPPFDPP FDPPFDPP FDPPFDPP FDPPFDPCFDPCFDPCFDPC FDPCFDPC FDPCFDPC PEMBANGUNAN WADUK KEDUNG OMBO DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI PADI SERTA ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KABUPATEN GROBOGAN (1981-2003) Skripsi Diajukan untuk menempuh ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sejarah Disusun Oleh: Silvia Sinta Dewi NIM A2C003131 FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Irigasi di Indonesia telah ada sejak zaman Kerajaan Hindu, bahkan sebelum zaman Hindu telah dilakukakan pendayagunaan air sungai. Para petani membangun jaringan irigasi dan salurannya untuk mengairi sawah mereka. Bangunan irigasi masih sangat sederhana, dengan membuat sekat-sekat bambu yang diisi batu sebagai bahan bendungan. Salurannya pun dibuat secara sederhana asal air dapat mengalir dan dapat masuk ke sawah. Clifford Geertz berpendapat bahwa irigasi sebagai simbol air yang merupakan salah satu faktor penyebab suburnya lahan pertanian. Melalui kombinasi dengan unsur lain, yakni api, tanah, dan udara telah memungkinkan percepatan lahan sawah di pulau Jawa. Unsur api tersebut dihasilkan oleh gunung berapi yang menghasilkan zat hara bagi tanah, air didapat dari proses alamiah hujan, kemudian mengalir melalui sungai-sungai dan sumber-sumber lain yang sangat berguna bagi kehidupan, tanah yang tersedia dari bumi ini yang berupa dataran-dataran yang luas yang dapat ditanami banyak tanaman bagi makhluk hidup serta udara yang disediakan oleh pencipta alam semesta ini yang jumlahnya tidak terbatas. Udara tersebut terdiri dari iklim yang lembab dan kering yang pergantiannya di Indonesia sangat mencolok. Berdasarkan data sejarah dan arkeologi dikemukakan bahwa munculnya usaha bercocok tanam di lahan persawahan di Jawa berada di daerah-daerah lembah sungai yang subur. Usaha terssalah satu negara pengimpor beras yang terbesar di dunia. Dalam Pelita I (1969-1974) telah ditetapkan bahwa pembangunan sektor pertanian diarahkan untuk peningkatan produksi pangan terutama padi atau beras. Sasaran produksi yang ingin dicapai dalam waktu lima tahun adalah 15,4 juta ton. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan khususnya padi atau beras. Upaya pemerintah itu dilakukan melalui intensifikasi, yaitu peningkatan produktivitas hasil dan ekstensifikasi, yaitu perluasan areal tanam dengan pembukaan lahan pertanian baru. Sampai dalam Pelita IV, program peningkatan produksi berjalan dengan lancar. Hal ini disebabkan antara lain karena hasil pembangunan pengairan pada Pelita I mulai terasa dampak positifnya terhadap program peningkatan produksi padi, khususnya yang dilakukan melalui intensifikasi Bimas dan Inmas. Sistem pengairan merupakan salah satu kegiatan penting dalam rangka pembangunan di Indonesia. Peningkatan produksi pertanian menghendaki terjaminnya pengairan yang cukup sepanjang tahun. Pengadaan saluran-saluran irigasi saja dirasa tidak cukup, oleh karena itu dibutuhkan waduk untuk menyimpan kelebihan air di musim hujan agar bisa digunakan pada musim kemarau. Arti waduk bagi pembangunan akan lebih penting bila dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain atau multi-guna, misalnya pembangkit tenaga listrik, perikanan, pariwisata, dan untuk mencegah bahaya banjir dan erosi. Pembangunan waduk multi-guna di Indonesia mulai dibangun pada kurun waktu Pelita I. Waduk adalah badan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai oleh manusia. Berdasarkan fungsinya perairan waduk dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu waduk tunggal dan waduk serba guna. Waduk tunggal adalah waduk yang dibangun untuk satu keperluan misalnya pemenuhan kebutuhan air irigasi dan umumnya berukuran kecil (kurang dari 500 ha). Waduk serba guna adalah waduk yang tujuan pembangunannya untuk pemenuhan kepentingan berbagai sektor atau sub sektor. Biasanya pembangunan waduk tersebut mempunyai tujuan utama (primer) dan beberapa tujuan tambahan (sekunder). Menurut beberapa klasifikasi di atas dapat diketahui, bahwa Waduk Kedung Ombo merupakan waduk serba guna yang pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Pengairan di dalam jajaran Departemen Pekerjaan Umum. Waduk Kedung Ombo merupakan waduk yang terbesar di Indonesia. Wilayah genangan air waduk ini meliputi tiga kabupaten, yaitu Grobogan, Boyolali, dan Sragen. Pembangunan waduk ini dilakukan pada tahun 1980-an dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tahun 1991. Alasan yang melatarbelakangi pembangunan Waduk Kedung ombo adalah tidak berfungsinya pintu air Wilalung yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1918 sebagai penangkal bahaya banjir di Sungai Serang. Kondisi ini mengakibatkan musibah banjir besar pada awal tahun 1980 yang menenggelamkan wilayah seluas kurang lebih 83.500 hektar di Kabupaten Jepara, Kudus, Pati, dan Grobogan. Banjir-banjir tersebut juga menyebabkan jalan propinsi mengalami kerusakan berat sepanjang 333 kilometer (km), jalan kabupaten 43 km, jembatan yang hanyut 13 buah. Selain banjir, muncul juga masalah kekurangan air yang dibutuhkan untuk tenaga listrik, air minum, industri, dan irigasi. Hal ini muncul karena semakin banyaknya bermunculan perindustrian dan persawahan di sebelah utara lembah Juana. Areal irigasi yang dapat diairi menyusut menjadi 30% dari kebutuhan. Akibatnya, terjadi lahan surjan yang meliputi areal seluas kurang lebih 13.000 ha di wilayah Sungai Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, dan Juana. Sebuah kawasan yang biasa disingkat menjadi Jratunseluna. Penyebaran luas lahan kritis di daerah Jratunseluna di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Serang tercatat sebesar 39.000 ha. Areal ini meliputi sebagian Kabupaten Boyolali, Sragen, Grobogan, Semarang, dan Jepara. Pada Sub DAS Tuntang dan Jragung meliputi areal seluas 30.000 ha di sebagian Kabupaten Demak dan Semarang. Sub DAS Juana sebesar 32.000 ha mencakup wilayah Kabupaten Kudus dan Pati. Sedangkan Sub DAS Lusi tersebar lahan kritis sebesar 30.000 ha, meliputi sebagian Kabupaten Blora dan Grobogan. Dengan adanya Daerah Aliran Sungai yang kandungan airnya berasal dari Waduk Kedung Ombo ini, wilayah Grobogan mampu membangun 7.500 ha sawah baru. Pembangunan Waduk Kedung Ombo merupakan sebuah impian dan ambisi raksasa, untuk mewujudkannya harus melalui sebuah proses yang teramat panjang, sekitar 20 tahun. Meskipun dalam pembangunan Waduk Kedung Ombo memunculkan banyak kontroversi, tetapi dilihat dari segi positifnya Waduk Kedung Ombo banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Waduk Kedung Ombo mampu meningkatkan penyediaan air irigasi dan pembuatan jaringan siplesinya, termasuk pengembangan jaringan irigasi tersier. Selain itu juga bisa meningkatkan penyediaan air dan tenaga listrik untuk daerah-daerah perindustrian atau pemukiman, membantu meningkatkan kuantitas penyediaan air minum masyarakat. Sebagian besar wilayah Grobogan merupakan daerah berkapur yang memiliki tanah kering. Daerah tersebut hanya cocok digunakan untuk tanaman palawija dan jati, namun ada sebagian kecil daerah Grobogan yang cocok untuk pertanian padi. Wilayah tersebut adalah sebelah barat Sungai Serang meliputi Kecamatan Gubug, Tegowanu, Godong, dan Penawangan. Wilayah ini mendapatkan irigasi atau pengairan secara teratur dari irigasi Waduk Kedung Ombo. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba mengungkapkan permasalahan dari adanya Waduk Kedung Ombo di Kabupaten Grobogan dan pengaruhnya terhadap produksi padi serta aspek sosial ekonomi masyarakat dari tahun 1981 sampai dengan 2003, yaitu: a. Bagaimanakah sejarah pembangunan Waduk Kedung Ombo? b. Bagaimana pengaruh pembangunan Waduk Kedung Ombo terhadap produksi padi serta aspek sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Grobogan setelah dioperasikannya Waduk Kedung Ombo dan jaringan irigasinya dari tahun 1991 sampai tahun 2003? B. Ruang Lingkup Dalam pembahasan suatu karya ilmiah, ruang lingkup mutlak diperlukan mengingat luasnya masalah dalam kehidupan masyarakat. Permasalahan yang ada sudah sewajarnya dibatasi sesuai topik yang diangkat. Ruang lingkup juga membantu agar tidak terjerumus ke dalam pembahasan yang terlalu luas. Dalam skripsi ini penulis mengetengahkan judul  Pembangunan Waduk Kedung Ombo dan Pengaruhnya terhadap Produksi Padi serta Aspek Sosial Ekonomi masyarakat di Kabupaten Grobogan (1981-2003) . Ruang lingkup temporal dalam penulisan skripsi ini adalah mulai tahun 1981-2003. Tahun 1981 diambil sebagai awal tahun penelitian, karena pada tahun tersebut mulai dilakukan pembangunan sarana dan prasarana penunjang, seperti pembuatan jalan masuk ke lokasi bendungan dari Monggot ke Kedung Ombo, pembuatan kantor lapangan untuk investigasi dan pelaksanaan, pembuatan gedung laboratorium untuk penyimpanan sampel geologi dan bengkel lapangan, pembuatan perumahan karyawan, pembuatan jalan untuk sarana angkutan material dari Juwangi ke Kedung Ombo beserta jembatan-jembatannya. Pembangunan prasarana tersebut berlanjut sampai tahun 1985. Sedangkan pelelangan bangunan utama yang meliputi pembuatan tubuh bendungan beserta bangunan-bangunan pelengkapnya berupa bangunan pelimpah, rumah tenaga listrik, pipa pesat, dan menara pengambilan dilakukan pada bulan September 1984. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh PT. Brantas Abipraya dan kontraktor dari Jepang yaitu Hazama Gumi, yang ditunjuk oleh Bank Dunia. Target penyelesaian pembangunan ini adalah tahun 1989. Kemudian diresmikan penggunaannya tahun 1991. Pembatasan sampai tahun 2003 diambil dengan alasan bahwa pada tahun tersebut telah menampakkan adanya peningkatan produksi padi serta aspek sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Grobogan. Pada masa awal pembangunan Waduk Kedung Ombo (1981), jumlah produksi padi tercatat sebesar 332.931 ton. Pengairan sawah masa itu kebanyakan masih menggunakan sistem tadah hujan. Pada tahun 2003 jumlah produksi padi sawah mencapai 588.215 ton dengan rata-rata produksi sebesar 60,61 kw/ha. Hal ini dikarenakan penggunaan sistem irigasi yang semakin baik. Luas lahan yang menggunakan irigasi sederhana, tadah hujan, setengah teknis semakin berkurang dan penggunaan irigasi teknis semakin luas, sehingga mampu meningkatkan produksi padi. Peningkatan produksi padi ini secara langsung dapat meningkatkan jumlah pendapatan, sehingga mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Penelitian skripsi ini bersifat sejarah lokal, dengan fokus peristiwa yang terjadi dalam masyarakat di daerah tertentu. Ruang lingkup spasial dalam penelitian ini dibatasi pada wilayah Kabupaten Grobogan. Daerah ini menjadi pilihan karena masyarakatnya sebagian besar hidup dari kegiatan pertanian. Alasan lainnya adalah karena Kabupaten Grobogan merupakan daerah yang memberikan sumbangan besar terhadap produktivitas pertanian. Wilayah tersebut mengalami perubahan dalam produksi padi sebagai akibat adanya pembangunan Waduk Kedung Ombo dan jaringan irigasinya. Kabupaten Grobogan merupakan salah satu daerah penyangga pangan bagi Propinsi Jawa Tengah. Pembangunan Waduk Kedung Ombo mempunyai pengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat Grobogan, terutama dalam sektor pertanian. Dalam jaringan irigasinya, Waduk Kedung Ombo mampu mengairi sawah-sawah di sekitar daerah irigasi. Hal ini berpengaruh pada pola tanam petani. Dengan adanya Waduk Kedung Ombo Petani dapat panen 2-3 kali dalam setahun. Dengan demikian produksi padi pun meningkat jika dibandingkan sebelum adanya Waduk Kedung Ombo. Penulis memilih tema ini sesuai dengan bidang keilmuan yaitu Ilmu Sejarah, dengan konsentrasi pada Sejarah Sosial Ekonomi Pertanian. Penelitian ini berusaha mengkaji pembangunan Waduk Kedung Ombo dan pengaruhnya terhadap produksi padi serta aspek sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Grobogan. Keberadaan Waduk Kedung Ombo telah membawa perubahan dalam bidang pertanian. Sebelum adanya Waduk Kedung Ombo Masa Tanam yang dilakukan oleh para petani adalah 1 kali tanam, setelah adanya Waduk Kedung Ombo petani dapat melakukan masa tanam 2-3 kali. Penulis berharap supaya skripsi ini bermanfaat bagi pengetahuan masyarakat yang ingin mengetahui Sejarah Sosial Ekonomi Pertanian masyarakat Kabupaten Grobogan yang sebagian besar bermata pencahariaan sebagai petani. C. Tinjauan Pustaka Sebagai acuan untuk menganalisa permasalahan dalam skripsi ini penulis menggunakan beberapa buku. Pustaka Pertama adalah Seputar Kedung Ombo karya Stanley. Karya ini diterbitkan oleh ELSAM Jakarta pada tahun 1994. Pustaka ini membahas tentang proses pembangunan Waduk Kedung Ombo dengan segala dampaknya terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan ekologi dari masyarakat yang terkena pembangunan waduk tersebut. Penulis memilih buku ini karena dapat memberikan pengetahuan mengenai sejarah Waduk Kedung Ombo pada awal pendiriannya, pelaksanaan pembangunan dan keadaan masyarakatnya serta beberapa konflik di dalamnya. Buku ini juga memuat data, seperti data dari surat kabar dan penelitian, sehingga memudahkan penulis dalam pencarian data. Perbedaan pustaka ini dengan penelitian yang penulis kaji adalah tidak adanya tulisan mengenai pengaruh jaringan irigasi Waduk Kedung Ombo terhadap sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Grobogan. Pustaka Kedua adalah Dua Kado Hakim Agung Buat Kedung Ombo: Tinjauan Putusan-putusan Mahkamah Agung Tentang Kasus Kedung Ombo ditulis oleh Abdul Hakim G. Nusantara dan Budiman Tanuredjo. Buku ini diterbitkan oleh ELSAM Jakarta pada tahun 1997. Buku ini membahas tentang proses putusan Mahkamah Agung (MA) mengenai pengakuan hak-hak warga Kedung Ombo atas tanah dan ganti rugi atas kepemilikan itu. Buku ini sarat dengan informasi proses tercipta dan diambilnya dua keputusan yang saling berlawanan dari lembaga yang sama yaitu MA. Buku ini juga memuat dokumentasi secara analitis yang senantiasa mengingatkan kita bagaimana sebuah keputusan diambil di MA tentang pembangunan Waduk Kedung Ombo. Disamping itu buku ini juga memperkaya pengetahuan dan wawasan kita tentang MA dalam menghadapi gugatan-gugatan masyarakat yang menjadi korban berbagai proyek pembangunan. Perbedaan buku ini dengan penelitian yang penulis kaji adalah dalam buku ini hanya memuat penyelesaian ganti rugi tanah dan tidak menyangkut masalah pengaruh Waduk Kedung Ombo terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Grobogan. Pustaka Ketiga adalah skripsi karya Ian Budiatmoko, 2006 yang berjudul Dampak Pembangunan Waduk Kedung Ombo terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ngargotirto, Sumber Lawang, Sragen 1982-2004. Dalam skripsi ini dijelaskan mengenai kondisi Desa Ngargotirto sebelum adanya pembangunan Waduk Kedung Ombo, sejarah singkat pembangunan waduk, ganti rugi tanah yang diberikan kepada masyarakat, perkembangan kawasan Waduk Kedung Ombo serta dampaknya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Skripsi ini memperlihatkan adanya suatu dampak yang disebabkan oleh suatu pembangunan. Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa terlihat sekali adanya perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Ngargotirto sebagai dampak adanya pembangunan Waduk Kedung Ombo, baik dampak positif maupun negatif. Dampak negatif ini muncul ketika awal-awal pembangunan waduk, khususnya masalah ganti rugi yang diberikan tidak sesuai dengan harapan masyarakat, sehingga tidak cukup untuk dibelikan tanah/sawah dengan luas sama di tempat lain. Akibatnya, para petani pun kehilangan mata pencaharian karena lahannya banyak yang terkena proyek pembangunan waduk. Sedangkan dampak positifnya, keberadaan Waduk Kedung Ombo telah memberikan manfaat dan nilai tambah bagi masyarakat serta tambah terbukanya interaksi masyarakat dengan daerah luar maupun dengan pemerintah. Kegunaan dari skripsi ini adalah memberikan sumbangan kepada penulis tentang gambaran sejarah singkat pembangunan Waduk Kedung Ombo, ganti rugi tanah yang diberikan kepada masyarakat, dan digunakan sebagai perbandingan dampak positif dari adanya pembangunan Waduk Kedung Ombo, yaitu dengan adanya waduk bisa bermanfaat bagi kehidupan pertanian, khususnya di Kabupaten Grobogan. Pustaka Keempat adalah skripsi karya Basari, 1998 yang berjudul Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Grobogan Tahun 1970-1986. Dalam skripsi ini dijelaskan mengenai latar belakang serta faktor yang mendorong perkembangan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Grobogan dengan faktor utamanya adalah pembentukan Komando Operasi Pembangunan Desa Propinsi Jawa Tengah yang juga didukung faktor modal, peningkatan Sumber Daya Manusia, dan teknologi pertanian. pada bagian kedua dibahas dampak yang ditimbulkan oleh faktor pendorong perkembangan sosial ekonomi yang mencakup bidang pertanian, perdagangan, serta tenaga kerja dan jasa. Skripsi ini mengetegahkan masalah hubungan perkembangan sosial ekonomi masyarakat Grobogan dengan sektor pertanian. Perkembangan sosial ekonomi di Grobogan merupakan gejala perubahan akibat adanya pembangunan desa yang dicanangkan lewat modernisasi desa yang tercakup dalam Komando Operasi Pembangunan Desa Propinsi Jawa Tengah. Program tersebut bertujuan membangun desa-desa di seluruh jawa tengah agar lebih maju dan dinamis sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial antara penduduk desa dan kota. Pembangunan yang dilaksanakan dititikberatkan pada peningkatan produksi pertanian menuju swasembada pangan dengan dukungan faktor-faktor lainnya yang saling berkait. Meningkatnya produksi pertanian berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat Grobogan, sehingga kesejahterannya meningkat. Meningkatnya produksi pertanian juga membantu peningkatan perdagangan yang juga didukung sarana transportasi yang lancar sehingga memberi peluang bagi masyarakat Grobogan untuk bergerak di bidang perdagangan. Di samping itu pembangunan yang dilaksanakan berdampak pada tergesernya keberadaan petani tuna kisma sehingga melakukan urbanisasi. Urbanisasi yang dilakukan mampu meningkatkan kesejahteraan tuna kisma dan mampu memberikan sumbangan untuk pembangunan desa. Dengan demikian pembangunan yang dilaksanakan pada umumnya membawa kesejahteraan bagi masyarakat Grobogan. Kegunaan dari skripsi ini adalah memberikan sumbangan kepada penulis tentang gambaran perkembangan sosial ekonomi masyarakat Grobogan dan digunakan sebagai perbandingan ekonomi masyarakat Grobogan khususnya bidang pertanian sebelum maupun sesudah adanya Waduk Kedung Ombo. D. Pendekatan Pengertian pengaruh merupakan kemampuan dari suatu keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya perubahan pada pihak lain sesuai dengan keinginan. Pembangunan Waduk Kedung Ombo memberi pengaruh terhadap hasil produksi padi dan aspek sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Grobogan. Sejak dioperasikannya Waduk Kedung Ombo dan irigasinya yaitu sekitar tahun 1991, masa tanam padi bisa dilakukan 2-3 kali. Sebelum adanya irigasi Waduk Kedung Ombo masa tanam padi hanya 1 kali. Sondang P. Siagian mendefinisikan pembangunan sebagai suatu rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa menuju modernitas pembangunan bangsa. Pembangunan merupakan suatu proses di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu. Pembangunan pada dasarnya adalah sesuatu yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan dalam rangka mencapai kemajuan. Menurut Soerjono Soekanto, pembangunan meliputi tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, penerapan atau pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap perencanaan perlu diadakan identifikasi terhadap berbagai kebutuhan masyarakat, pusat perhatiannya, stratifikasi sosialnya, pusat kekuasaan, maupun saluran komunikasi. Pada tahap penerapan atau pelaksanaan perlu diadakan penyorotan terhadap kekuatan sosial dalam masyarakat dan mengadakan pengamatan terhadap perubahan sosial yang terjadi. Dalam tahap evaluasi diadakan analisis terhadap efek pembangunan sosial. Hal ini untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan. Pembangunan Waduk Kedung Ombo merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan waduk, khususnya untuk kepentingan irigasi pertanian bagi masyarakat di daerah irigasi Waduk Kedung Ombo, khususnya daerah Kabupaten Grobogan. Pengaruh pembangunan waduk adalah perubahan yang ditimbulkan dari suatu rangkaian usaha terencana yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang pertanian dengan membangun sarana dan prasarana pengairan. Sebagai daerah yang mayoritas penduduknya bertumpu pada sektor agraris, pembangunan sarana dan prasarana pengairan berupa Waduk Kedung Ombo dan jaringan irigasinya menyebabkan perubahan-perubahan dalam jumlah produksi padi dan kehidupan sosial ekonomi petani. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat dari perubahan pola tanam, luas areal persawahan, pendapatan petani di Kabupaten Grobogan. Penulis menggunakan pendekatan sosiologi pertanian dan pendekatan sosial ekonomi untuk memperjelas analisis dalam penulisan penelitian yang berjudul  Pembangunan Waduk Kedung Ombo dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Padi serta Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Grobogan (1981-2003)  . Sosiologi pertanian merupakan salah satu cabang dari Ilmu Sosiologi yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian yang memusatkan perhatiannya pada petani dan permasalahan hidup petani. Menurut Ulrich Plank tema utama dari Sosiologi pertanian adalah undang-undang pertanian, organisasi sosial pertanian (struktur pertanian), usaha pertanian, bentuk organisasi pertanian, dan masalah pertanian. Pemakaian pendekatan Sosiologi Pertanian akan membantu penulis dalam menganalisa fakta-fakta sosial berkaitan dengan golongan sosial, kemiskinan, serta konflik berdasarkan kepentingan di daerah irigasi Waduk Kedung Ombo, khususnya Kabupaten Grobogan. Air yang mengalir pada suatu sistem irigasi merupakan suatu hasil sosial dari organisasi manusia disamping sebagai suatu komoditi ilmiah. Pokok-pokok persoalan Sosiologi yang tersimpan dalam pengembangan dan operasi sistem irigasi yang ada di daerah irigasi Waduk Kedung Ombo berkaitan dengan pengamanan air, pengaliran dan pembagian air, pelaksanaan peraturan pembagian air, pelaksanaan peraturan pembagian air dan sarana penyelesaian konflik masalah antar anggota maupun kelompok. Penulisan skripsi ini juga menggunakan pendekatan sosial ekonomi, karena permasalahan yang dikaji merupakan sejarah sosial ekonomi pertanian. Pendekatan sosial ekonomi digunakan untuk menganalisis berbagai persoalan ekonomi yang berkaitan dengan produksi pertanian dan investasi pertanian. Selain itu, pendekatan sosial ekonomi juga dapat digunakan untuk menganalisis perbaikan sosial ekonomi petani di Kabupaten Grobogan yang meliputi peningkatan pendapatan, sarana dan prasarana pembangunan serta hal-hal lain sebagai hasil nyata dari pembangunan. Kehidupan masyarakat pedesaan khususnya petani memiliki pengertian yang erat kaitannya dengan kualitas kehidupan yang dapat dinikmati. Adanya pembangunan Waduk Kedung Ombo, maka petani di daerah irigasi Waduk Kedung Ombo, khususnya Kabupaten Grobogan memungkinkan terjadinya perbaikan sosial ekonomi. E. Metode Penelitian dan Penggunaan Sumber Metode penelitian adalah suatu cara untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan kemudian penelitian untuk menyimpulkan, mengorganisasikan dan menafsirkan apa saja yang dapat dimanfaatkan dalam khasanah ilmu pengetahuan manusia. Metode yang dipakai dalam penelitian adalah metode sejarah kritis yaitu menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lalu untuk memahami peristiwa yang terjadi dan untuk merekonstruksi peristiwa masa lampau secara imajinatif. Adapun tahapan-tahapan metode sejarah kritis adalah sebagai berikut: a. Heuristik yaitu suatu kegiatan mencari dan mengumpulkan sumber-sumber tertulis maupun tidak tertulis. Sumber tertulis terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber penulis primer yang penulis kumpulkan antara lain laporan dan dokumen dari Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana dan Dinas Pengairan Kabupaten Grobogan. Data statistik diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Grobogan, BPS Jawa Tengah, dan Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan. Data Statistik tersebut memberikan informasi yang cukup penting terutama untuk data mengenai jumlah lahan yang dipanen, produksi panen, dan luas areal irigasi. Sumber-sumber tersebut saling melengkapi dan membantu penulis dalam merekonstruksi penulisan Pembangunan Waduk Kedung Ombo dan Pengaruhnya terhadap Produksi Padi serta Aspek Sosial Ekonomi di Kabupaten Grobogan (1981-2003). Sumber lainnya diperoleh melalui artikel-artikel atau berita-berita yang termuat dalam surat kabar sejaman yang diperoleh dari Depo Arsip Suara Merdeka, koleksi perpustakaan Universitas Satya Wacana dan perpustakaan Widya Puraya. Sumber yang berasal dari surat kabar membantu penulis dalam menelusuri informasi seputar Waduk Kedung Ombo dan pengaruhnya bagi pertanian di Kabupaten Grobogan. Sumber lainnya berupa sumber tersier yang berasal dari hasil-hasil penelitian serta buku-buku ilmiah yang relevan dengan tema yang diangkat oleh penulis. Selain pengumpulan data melalui dokumen tertulis, penelitian ini menggunakan metode wawancara kepada sejumlah informan yang dijadikan narasumber untuk melengkapi hal-hal yang tidak termuat dalam dokumen. b. Kritik Sumber merupakan tahap kedua setelah sumber-sumber yang diperlukan terpenuhi dengan melalui dua macam kritik, yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern bertujuan untuk menguji keaslian sumber atau otentisitas sumber. Sumber dokumenter yang penulis kumpulkan berasal dari perpustakaan Suara Merdeka dan Departemen Pekerjaan Umum. Data statistik yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian tidak memerlukan kritik ekstern karena sudah dianggap asli secara fisik. Sumber yang berasal dari lembaga yang berwenang, otentisitas sumber dapat dipertanggung jawabkan. Akan tetapi, sumber-sumber yang tidak berasal dari lembaga yang berwenang dalam mengeluarkan arsip memerlukan kritik ekstern untuk mengetahui otentisitas sumber yang akan digunakan. Kritik intern bertujuan untuk menguji kredibilitas fakta yang terdapat dalam sumber. Dalam melakukan kritik intern, hal yang harus diketahui adalah identitas pengarang atau penulis, tujuan dan kepentingan pembuat dokumen. c. Sintesa atau interpretasi yaitu tahapan untuk menafsirkan fakta serta membandingkannya untuk diceritakan kembali. Sumber yang telah diseleksi, selanjutnya dilakukan tahapan sintesa untuk mengurutkan dan merangkaikan fakta-fakta serta mencari hubungan sebab-akibat. d. Historiografi atau Penulisan Sejarah merupakan langkah terakhir dalam metode sejarah yang merupakan proses mensintesiskan fakta-fakta melalui penulisan sejarah. Historiografi dalam penulisan sejarah merupakan titik puncak dari kegiatan penelitian sejarawan dan merupakan langkah terberat karena harus merekonstruksi peristiwa-peristiwa yang sudah lenyap. Dalam hal ini fakta yang sudah dianalitis harus dipaparkan dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa yang baik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. F. Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan disajikan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas yaitu: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang dan permasalahan, ruang lingkup, tinjauan pustaka, pendekatan, metode penelitian dan penggunaan sumber, serta sistematika. Bab II menguraikan gambaran umum Kabupaten Grobogan yang mencakup kondisi geografis, demografis, serta kondisi sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat Kabupaten Grobogan. Bab III menjelaskan sejarah pembangunan Waduk Kedung Ombo tahun 1981-1991 yang meliputi lokasi dan data fisik Waduk Kedung Ombo, pembangunan Waduk Kedung Ombo dan masalah ganti rugi tanah, serta potensi Waduk Kedung Ombo. Bab IV membahas tentang pengaruh waduk kedung ombo terhadap produksi padi serta aspek sosial ekonomi di Kabupaten Grobogan yang meliputi: jaringan irigasi Waduk Kedung Ombo, luas areal persawahan dan produksi padi, tingkat pendapatan petani, lumbung padi. Bab V Simpulan. BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN A. Letak Geografis Kabupaten Grobogan Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Propinsi Jawa Tengah. Daerah ini berada di dataran Pegunungan Kendeng, sebuah pegunungan kapur yang sangat baik untuk kawasan hutan jati. Daerah ini merupakan daerah yang bergelombang dalam wujud reliefnya. Kondisi Geografis Kabupaten Grobogan cocok untuk pertanian, karena potensi aliran sungai Tuntang, Serang, dan Lusi dengan beberapa anak sungainya mampu mengairi tanah-tanah persawahan di Kabupaten Grobogan. Di samping itu untuk tandon air dibangun bendung Sedadi, Kali Lanang, Sidorejo, Dumpil, dan bendung Klambu, serta Waduk Kedung Ombo, Waduk Nglanggon, Waduk Sanggah. Kabupaten Grobogan secara administratif terbagi menjadi 19 kecamatan dan terdiri dari 273 desa, 7 kelurahan, 1461 dusun, 1551 RW serta 7269 RT dengan ibukota berada di Purwodadi. Luas wilayah Kabupaten Grobogan adalah 197.586.420 ha atau kurang lebih 6,07 % dari luas Propinsi Jawa Tengah. Batas-batas Kabupaten Grobogan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Demak, Kudus, Pati, dan Blora, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Blora, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Demak, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang, Boyolali, Sragen, dan Ngawi (Jawa Timur). Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten ke propinsi adalah 64 km. Berdasarkan letak geografis tersebut Kabupaten Grobogan menjadi daerah yang strategis karena diapit oleh kota-kota utama di Jawa Tengah. Kota-kota itu adalah Semarang, Surakarta, Sragen, Blora, Pati, dan Kudus yang merupakan pusat industri dan perdagangan. Letak yang strategis dan didukung oleh sarana transportasi yang memadai, secara tidak langsung dapat menjadikan Kabupaten Grobogan sebagai daerah hinterland kota-kota tersebut. Hasil bumi masyarakat Kabupaten Grobogan dapat dipasarkan ke kota-kota tersebut yang akhirnya dapat meningkatkan perekonomiannya. Wilayah Kabupaten Grobogan juga diapit oleh dua Pegunungan Kendeng yang membujur dari barat sampai timur yang mengakibatkan perbedaan tipologi pada setiap daerah di Kabupaten Grobogan. Tipologi tersebut dapat dibedakan menjadi tiga: 1. Dataran rendah yang terdapat pada Kecamatan Gubug, Godong, Purwodadi, Grobogan Selatan, dan Wirosari Selatan. 2. Dataran perbukitan yang terdapat pada kecamatan Klambu, Brati, Tanggungharjo Utara, Wirosari Utara, dan Grobogan utara yang merupakan perbukitan kapur. 3. Dataran tinggi yang berupa pegunungan kapur dan merupakan kawasan hutan jati yang luas terdapat pada wilayah Kabupaten Grobogan bagian Selatan. Tipologi wilayah tersebut memberi gambaran bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Grobogan adalah pegunungan kapur dan hanya sebagian kecil saja yang merupakan dataran rendah sebagai lahan pertanian. Grobogan juga terletak antara 110 15' BT - 111 25' BT dan 7 LS - 7 30' LS. Dilihat dari letak tersebut Kabupaten Grobogan berada pada daerah khatulistiwa yang beriklim tropis dan memiliki angin muson yang bertiup bergantian setiap enam bulan sekali. Angin Muson Barat bertiup setiap bulan Oktober-Maret yang membawa uap air sehingga mendatangkan musim kemarau. Dengan memiliki dua musim menjadikan daerah Grobogan baik untuk tempat bercocok tanam. Grobogan memiliki iklim enam bulan musim kemarau dan enam bulan musim penghujan. Sedangkan suhu di Grobogan berkisar antara 20 C - 36 C dengan suhu rata-rata 28 C. Ketinggian wilayah di Kabupaten Grobogan 50-100 di atas permukaan laut. Rata-rata curah hujan adalah 1357 mm jumlah hari hujan adalah 77. Tanah merupakan unsur terpenting dalam pertanian. Menurut jenisnya, daerah Grobogan memiliki empat jenis tanah, yaitu: 1. Tanah Alluvial. Tanah ini berwarna coklat cocok digunakan untuk tanaman palawija dan banyak terdapat di Tegowanu. 2. Tanah Kapur. Tanah tersebut berwarna kuning, coklat sampai kemerahan yang berupa Pegunungan Kapur Kendeng yang merupakan kawasan hutan jati dan terdapat di Kecamatan Geyer, Karangrayung dan Kedung Jati. 3. Tanah Gromosal Tanah ini berwarna kelabu sampai hitam yang berupa dataran rendah yang cocok digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Tanah ini terdapat di Kecamatan Gubug, Godong, Penawangan, Toroh, Purwodadi, Grobogan, Tanggungharjo, Pulokulon, Wirosari, dan Gabus. 4. Tanah Mediteran. Tanah ini berwarna merah sampai kecoklatan dan cocok untuk tegalan. Tanaman yang cocok adalah buah-buahan dan padang rumput. Pada daerah yang berkapur tanahnya kering sehingga tidak dapat digunakan untuk penanaman padi karena kekurangan air. Tanah tersebut tidak mampu menyerap air sehingga menjadi kering dan tanaman yang cocok hanya ketela, jagung, palawija, dan jati. Dengan demikian hanya sebagian kecil daerah Grobogan yang cocok untuk pertanian padi yaitu pada dataran rendah. Pada dataran rendah ini pun memiliki dua tingkat kesuburan yang berbeda. Wilayah yang subur yaitu sebelah barat Sungai Serang meliputi Kecamatan Gubug, Tegowanu, Godong, dan Penawangan. Daerah ini merupakan penghasil padi yang utama bagi Grobogan. Wilayah yang kurang subur yaitu sebelah timur Sungai Serang meliputi Kecamatan Purwodadi, Grobogan Selatan, Wirosari Selatan, Toroh, dan Gabus dengan hasil utamanya palawija. Tiang penyangga perekonomian Kabupaten Grobogan adalah bertumpu pada sektor pertanian. Luas lahan pertaniannya sendiri adalah 90.502,252 hektar. Menurut penggunaannya, wilayah seluas itu terdiri atas tanah sawah 59.316,965 hektar dan tanah kering 30.856,347 hektar. Tanah sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi. Tanah kering adalah tanah yang digunakan untuk perladangan, tegalan, dan sebagainya. Tanah kering terdiri atas 30.749,036 hektar tegal atau kebun, 28,551 hektar padang gembala, dan 68,760 hektar tebat atau kolam. Tanah sawah dibagi-bagi menjadi sawah irigasi teknis, setengah teknis, irigasi sederhana, dan tadah hujan. Sawah irigasi teknis adalah sawah dengan sistem irigasi yang bangunannya dilengkapi oleh alat pengukur yang dipasang pada bangunan bagi dan sadap sehingga air dapat digunakan dengan efisiensi tinggi. Sawah irigasi setengah teknis alat pengukurnya hanya dipasang pada bangunan pengambilan saja dengan tingkat efisiensi sedang. Jenis irigasi teknis dan setengah teknis dapat dilihat dari segi luas sawah teririgasi melalui jaringan saluran primer, sekunder, dan tersier yang bersumber dari sungai atau waduk. Kemampuan irigasi teknis dapat mengairi lahan dengan luas hingga ribuan hektar bahkan lebih. Perbedaan irigasi teknis dan setengah lebih berkaitan dengan bangunan-bangunan permanen dan pintu-pintu pengendali yang menghubuingkan saluran-saluran menurut tingkatannya dibandingkan irigasi setengah teknis yang seringkali tidak dapat mengukur air. Pengambilan air dipetak-petak sawah tidak langsung diambil dari saluran primer tetapi dari saluran tersier. Tipe irigasi sederhana adalah jaringan irigasi sederhana yang dibuat melalui teknologi sederhana dengan bangunan-bangunan fisiknya bersifat tradisional dan tidak permanen. Jaringan sederhana hanya mampu mengairi lahan kurang dari 2.000 hektar. Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari air hujan. Tabel 1. Luas Tanah Sawah dan Pengairannya di Kabupaten Grobogan Tahun 1981-2003 Sumber: Diolah dari Kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten GroboganTahun 1981- 2003 Berdasarkan tabel tersebut, diketahui terjadi peningkatan jumlah sawah irigasi teknis dari tahun ke tahun, sedangkan sawah irigasi setengah teknis mengalami penyusutan pada tahun 1981-1995, dan meningkat lagi pada tahun 1997-2003. Irigasi teknis mengalami peningkatan setelah dioperasikan Waduk Kedung Ombo pada tahun 1991. Irigasi sederhana pun menyusut pada tahun 1981-1993 dan meningkat lagi pada tahun 1995-2003, sedangkan irigasi tadah hujan terus mengalami penyusutan. Peningkatan dan penyusutan sawah irigasi ini dipengaruhi oleh keadaaan alam di Kabupaten Grobogan, misalnya jumlah curah hujan per tahun. B. Kondisi Demografi Kependudukan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan jalannya kehidupan, perkembangan dan kualitas suatu negara. Penduduk pada hakekatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi pembangunan sebab penduduk merupakan subjek serta objek pembangunan. Masalah kependudukan merupakan suatu masalah yang selalu menjadi kajian pokok dan menjadi sentral karena menuntut perhatian yang khusus tiap waktu. Masalah ini membutuhkan pemahaman dan analisis yang mendalam, salah satu faktor yang menimbulkannya berkaitan dengan pertambahan penduduk yang cepat dengan keadaan dan sumber daya alam yang terbatas. Masalah penduduk membutuhkan jalan keluar untuk dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan penduduk, sehingga dapat memperbaiki kesejahteraan suatu bangsa. Jumlah penduduk di Kabupaten Grobogan selalu mengalami perubahan setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan. Untuk mengetahui gambaran mengenai jumlah penduduk Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Jumlah Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 1981-2003. Sumber: Diolah dari Data Statistik Kabupaten Grobogan Tahun 1981-2003 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk di Kabupaten Grobogan sangat cepat. Hal ini memberikan indikasi bahwa daerah tersebut merupakan daerah berkembang dan masih akan terus mengalami pertambahan penduduk. Pada tahun 1981 penduduk Kabupaten Grobogan berjumlah 1.038.436 jiwa. Selanjutnya selama kurun waktu 4 tahun ke depan yaitu tahun 1985 jumlah penduduk meningkat menjadi 1.103.062 jiwa. Dengan demikian terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 64.626 orang. Apabila diprosentasikan maka tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Grobogan rata-rata sebesar 5, 86 % per tahun. Gejala pertumbuhan penduduk yang cepat ini dikenal dengan istilah Population Explotion atau lebih dikenal ledakan penduduk. Pertambahan jumlah penduduk yang semakin pesat di Kabupaten Grobogan disebabkan oleh banyaknya pendatang dari daerah lain atau migrasi. Selain itu juga karena angka kelahiran yang tinggi menyebabkan penduduk semakin bertambah. Jumlah penduduk di Kabupaten Grobogan berdasarkan struktur kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Grobogan Berdasarkan Struktur Kelompok Umur Tahun 2000. Sumber: Diolah dari Data Statistik Kabupaten Grobogan Tahun 2000 Berdasarkan data di atas dapat dilihat depency ratio yaitu perbandingan antara penduduk tidak produktif yang berumur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas dengan penduduk produktif yang berusia 15 sampai 64 dengan ratio perbandingan mencapai 70 % untuk penduduk yang berusia ini merupakan sumber daya manusia yang dapat menyerap tenaga kerja yang potensial. Mereka ini yang kebanyakan bekerja di sektor pertanian baik sebagai petani sendiri maupun buruh tani. C. Kondisi Sosial Ekonomi Kabupaten Grobogan 1. Deferensiasi Kerja Kondisi sosial ekonomi di suatu daerah ditentukan oleh faktor-faktor yang beragam seperti letak geografis dan mata pencaharian penduduk setempat yang mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kabupaten Grobogan merupakan salah satu daerah penyangga pangan di propinsi Jawa Tengah. Kondisi daerah agraris terasa sangat dominan terhadap struktur perekonomian Kabupaten Grobogan. Berbagai jenis tanah di Kabupaten Grobogan memungkinkan untuk dibudidayakan sebagai lahan pertanian. Lebih kurang 80% dari luas tanah digunakan sebagai lahan pertanian. Sebagian lahan pertanian yang ada berupa sawah, tegal, kolam, dan perkebunan. Oleh karena itu, sebagian besar dari penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian, baik sebagai petani sendiri maupun buruh tani. Di samping sebagai petani dan buruh tani, masyarakat Kabupaten Grobogan juga bermata pencaharian sebagai buruh bangunan, Pegawai Negeri Sipil/ABRI, pedagang, buruh industri, pensiunan, pengangkutan, pengusaha, dan lain-lain. Rincian data tersebut dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Jenis Mata Pencaharian Penduduk di Kabupaten Grobogan Tahun 1981-2003 Sumber: Kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten Grobogan Tahun 1981, 1985, 1989, 1993, 1997, 2001, 2003. Berdasarkan tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk Kabupaten Grobogan adalah petani dan buruh tani. Kedua jenis mata pencaharian ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1981 jumlah petani 316.191 orang, tapi pada tahun 2003 jumlahnya mencapai 343.753 orang. Sama halnya dengan jumlah buruh tani, pada tahun 1981 berjumlah 140.000 orang, kemudian tahun 2003 bertambah menjadi 190.253 orang. Hal yang mempengaruhi peningkatan jumlah petani dan buruh tani antara lain adalah peningkatan jumlah sawah irigasi yang mulai terlihat pada tahun 1993. Usaha di luar sektor pertanian yang dilakukan masyarakat Kabupaten Grobogan adalah berdagang. Jumlah pedagang ini mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1981 jumlah pedagang hanya 6.037 orang, tapi pada tahun 2003 sudah mencapai 85.342 orang. Kondisi ini didukung oleh meningkatnya sektor pertanian dan adanya sarana transportasi yang lancar. 2. Prasarana Ekonomi Prasarana ekonomi adalah alat yang penting dan paling utama untuk meningkatkan perkembangan kegiatan ekonomi dan sosial. Pembangunan tidak akan berjalan lancar jika tidak ada prasarana yang baik. Prasarana dianggap sebagai sarana potensial dalam menentukan masa depan dari perkembangan suatu wilayah. Sarana perekonomian tersebut bisa berupa komunikasi, transportasi, dan pemasaran. Dengan terpenuhinya sarana tersebut dapat meningkatkan derajat hubungan dengan anggota masyarakat lain dan sebagai akibat terjadi mobilitas penduduk yang tinggi. Mobilitas penduduk dapat mempercepat perluasan cakrawala pandang dan berfikir sehingga daerah tersebut dapat dengan cepat menangkap gejala-gejala kemajuan dan inovasi yang datang dari luar. Grobogan merupakan daerah yang strategis karena diapit oleh kota-kota utama di Jawa Tengah. Kota-kota itu adalah Semarang, Surakarta, dan Kudus yang merupakan pusat industri dan perdagangan. Hal ini menyebabkan adanya frekuensi hubungan antara Grobogan dengan kota-kota tersebut lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola dan cara hidup masyarakatnya. Peranan media siaran yang memiliki potensi yang besar untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Grobogan adalah televisi, radio, dan telepon. Pada tahun 1985 sudah terdapat 7.603 buah televisi, 43.251 buah radio, dan 599 buah telepon. Seiring dengan kemajuan teknologi jumlah media siaran terutama televisi semakin meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2003 jumlah televisi meningkat menjadi 39.184 buah, tetapi jumlah radio turun menjadi 42.549. Alat transportasi yang ada di Kabupaten Grobogan pada tahun 1981 masih tradisional seperti becak atau gerobak untuk angkutan. Namun seiring dengan perkembangan jaman pada tahun 1985 kendaraan bermotor dan mobil menjadi alat transportasi. Peningkatan alat transportasi di Kabupaten Grobogan dapat dilihat dari tabel: Tabel 5. Sarana Pengangkutan Kabupaten Grobogan Tahun 1981,1985, dan 2003 Sumber: Diolah dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan Tahun 1981, 1985, dan 2003. Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa alat transportasi yang masih banyak digunakan oleh masyarakat Kabupaten Grobogan adalah sepeda. Sepeda digunakan oleh anak-anak untuk bersekolah, selain itu para petani juga menggunakan sepeda untuk berangkat ke sawah. Jumlah sepeda di Kabupaten Grobogan tahun 2003 sekitar 105.674 buah. Selain sepeda, alat transportasi lain yang banyak digunakan masyarakat adalah sepeda motor. Masyarakat lebih senang menggunakan sepeda motor karena lebih menghemat jarak dan waktu. Jumlah sepeda motor makin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1985 tercatat ada 7.552 buah sepeda motor di Kabupaten Grobogan. Pada tahun 2003 jumlahnya meningkat menjadi 40.780 buah. Alat transportasi yang sangat penting bagi para petani adalah truk. Truk ini digunakan untuk mengangkut hasil panen. Pada tahun 1985 sudah ada sekitar 426 buah truk di Kabupaten Grobogan. Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 2003 jumlah truk meningkat menjadi 1.711 buah. Sarana pemasaran yang ada di Kabupaten Grobogan berupa pasar yang menjual kebutuhan pokok untuk keperluan sehari-hari. Pasar Purwodadi merupakan pasar yang terlengkap di Kabupaten Grobogan. Dalam bidang perdagangan banyak penduduk yang membuka warung makan, warung minum, kios, dan lain-lain. Kebanyakan dari mereka membuka warungnya di dekat tempat tinggal mereka atau di pinggir-pinggir jalan. Pada tahun 1981 kios atau warung yang ada di Kabupaten Grobogan berjumlah 2.568 buah. 3. Kredit Dalam upaya melaksanakan pembangunan guna meningkatkan perekonomian masyarakat Grobogan diperlukan komponen-komponen yang saling mendukung termasuk permodalan. Modal adalah salah satu unsur utama guna tercapainya tujuan pembangunan di bidang ekonomi terutama ekonomi pertanian. Permodalan tersebut dapat berasal dari pemerintah maupun masyarakat sendiri melalui swadaya masyarakat. Pemberian kredit oleh bank-bank pemerintah berdampak pada meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat Grobogan. Di pedesaan, terdapat lembaga Badan Kredit Desa (BKD) dan lumbung desa yang memberikan pinjaman modal terutama kepada petani dan pedagang. Para petani dan pedagang banyak yang mengambil kredit di BKD dengan bunga yang ringan. Pembentukan lembaga tersebut didorong oleh timbulnya kesadaran untuk memikirkan kehidupan ekonomi di desa dari pemerintah, sehingga diambil tindakan yang nyata untuk menolong penduduk miskin di desa. Para petani setiap musim panen memerlukan modal untuk biaya penggarapan lahan pertanian, pemeliharaan tanaman, pemupukan, dan pemasaran hasil pertanian. Biaya tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri oleh sebagian petani, sehingga mereka mengambil kredit dari BKD sebagai biaya penggarapan tanah pertanian. Pada kenyataannya kredit tersebut tidak dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat desa dan hanya orang-orang tertentu saja yang mendapat kredit tersebut, yaitu orang kaya yang memiliki tanah luas dan para pejabat desa yang memiliki kekuasaan. Para petani kecil terutama tuna kisma tidak memperoleh kredit tersebut karena tidak dapat memenuhi persyaratan kredit. Setiap pengambil kredit harus menyerahkan surat berharga sebagai jaminan kredit berupa akta tanah. Para tuna kisma tersebut tidak memiliki tanah sehingga tidak mampu memenuhi persyaratan tersebut. Mereka memilih mengambil kredit pada tukang riba meskipun dengan bunga sampai 20% sebulan. Tukang riba tersebut banyak terdapat di desa dan dibedakan menjadi dua. Tukang riba bermodal kecil dan biasanya berkeliling desa dalam memberikan kredit kepada masyarakat. Dalam mengambil kredit pada tukang riba ini, masyarakat tidak perlu memberikan jaminan. Tukang riba kedua adalah bermodal besar dan biasanya masyarakat yang memerlukan uang dapat mengambil kredit dengan membawa jaminan kredit berupa barang-barang mewah. Dengan kredit ini, para petani dan tuna kisma dapat lebih mudah mendapatkan kredit tanpa prosedur yang berbelit. Dalam perkembangannya, masyarakat yang bergerak dalam bidang perdagangan dan mengambil kredit di BKD mengalami kemajuan usahanya sehingga membutuhkan tambahan modal yang lebih besar. Mereka tidak memperoleh tambahan modal dari BKD, sehingga mengambil kredit langsung di bank swasta atau pemerintah. Meskipun demikian, masih ada masyarakat yang mengambil kredit di BKD terutama pedagang yang bermodal kecil. Masyarakat yang tidak terjangkau kredit dari BKD juga memanfaatkan tukang riba dalam mendapatkan modal untuk usahanya. D. Kondisi Sosial Budaya Kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa, pengertian yang lanjut mengenai kebudayaan menurut Koentjaraningrat merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Manusia dalam setiap kebudayaannya juga mempunyai unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal meliputi sistem organisasi sosial, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi, sistem pengetahuan, kesenian, bahasa dan religi. Pada setiap unsur kebudayaan pada hakekatnya mengandung tiga wujud kebudayaan yaitu sistem budaya, sistem sosial dan artefak. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut merupakan ciri dan indikasi untuk melihat kebudayaan suatu bangsa didalam perkembangan serta perubahan kebudayaannya. Kehidupan sosial masyarakat Kabupaten Grobogan umumnya sama dengan kehidupan di daerah lain di Jawa Tengah yaitu suka bergotong royong. Hal ini sudah menjadi kebiasaan yang berlangsung sejak lama. Ciri suatu masyarakat paguyuban yang sarat dengan gotong royong dan tolong-menolong masih dapat ditemukan dalam budaya masyarakat setempat yang kecenderungan patembayannya juga muncul. Partisipasi sumbangan gotong-royong masyarakat terlihat pada pelaksanaan hajatan seperti pernikahan yang masih banyak melibatkan para tetangga maupun kerabat dekat untuk membantu dalam persiapan prosesi upacara pernikahan yang dilakukan secara besar-besaran untuk membantu bidang konsumsi, persiapan tempat, penerima tamu maupun pengiringnya. Contoh yang lain seperti pada waktu pendirian rumah. Meskipun budaya gotong royong ini bukan merupakan ciri masyarakat kota namun dalam skala kecil khususnya masyarakat dengan ekonomi menengah masih memperlihatkan kecenderungan seperti ini. Di beberapa desa di Kabupaten Grobogan masih banyak ditemui hal-hal tersebut. Kehidupan sosial budaya masyarakat Kabupaten Grobogan tidak dapat dipisahkan dari bidang pendidikan, kesehatan, agama, dan adat istiadat. Ini terlihat jelas dalam perilaku sehari-hari. 1. Pendidikan Tingkatan kehidupan masyarakat dalam bidang sosial budaya dapat diukur dari berbagai segi, salah satunya adalah keberhasilan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan bagian yang penting dalam segala bidang. Bidang pendidikan di wilayah Kabupaten Grobogan, mengalami perkembangan yang baik. Pemberantasan tiga buta telah dilakukan dari tahun 1983. Pada tahun ini jumlah penduduk yang mengalami buta aksara sebanyak 74.218 orang dan di tahun 1987 menjadi 21.951 orang. Hal ini bertanda bahwa jumlah penduduk yang buta aksara telah mengalami penurunan sebesar 52.267. Pada tahun 1988, secara resmi Kabupaten Grobogan dinyatakan sebagai daerah Bebas Tiga Buta oleh Gubernur Jawa Tengah. Masyarakat Kabupaten Grobogan telah menyadari akan pentingnya pendidikan. Hal ini terlihat dari banyaknya orang tua yang menyekolahkan anaknya, bahkan sampai jenjang perguruan tinggi. Perkembangan pendidikan di Kabupaten Grobogan dapat dilihat dari tabel 6 di bawah ini: Tabel 6. Jumlah dan Jenis Sekolah di Kabupaten Grobogan Tahun 1981-2003 Sumber: Kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten Grobogan Tahun 1981, 1985, 1989, 1993, 1997, 2001, 2003. Tingkat pendidikan akan menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan bagi pembangunan di Kabupaten Grobogan. Kualitas SDM ini dapat diukur dari tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan tersebut mempengaruhi kualitas ketenagakerjaan di Kabupaten Grobogan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan menambah kualitas tenaga kerja setiap tahunnya. Namun di sisi lain, bertambahnya tingkat kualitas pendidikan tersebut tidak menambah peluang kerja di Kabupaten Grobogan. Tabel 7 di bawah ini memberikan gambaran mengenai data jumlah pendidikan menurut jumlah lulusan pendidikan di Kabupaten Grobogan tahun 1981-2003. Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Lulusan Pendidikan di Kabupaten Grobogan Tahun 1981-2003 Sumber: Kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten Grobogan Tahun 1981, 1985, 1989, 1993, 1997, 2001, 2003. Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa masyarakat Grobogan semakin tahu arti pentingnya pendidikan. Kondisi ini bisa dilihat dari jumlah lulusan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang mengalami peningkatan. Pada tahun 1981 jumlah lulusan SMP 26.707 orang, tapi pada tahun 2003 jumlahnya meningkat menjadi 156.838 orang. Jumlah lulusan SMA pada tahun 1981 sekitar 12.591 orang dan pada tahun 2003 jumlahnya meningkat menjadi 91.750 orang. Selain itu jumlah tamatan Akademi/Perguruan Tinggi juga meningkat. Pada tahun 1981 hanya terdapat 779 orang yang lulus perguruan tinggi. Pada tahun 2003 sudah semakin banyak penduduk yang mampu menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi, hingga jumlah lulusan perguruan tinggi meningkat menjadi 16.820 orang. Kondisi ini mengindikasikan bahwa masyarakat Kabupaten Grobogan sudah sadar betapa pentingnya pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. 2. Kesehatan Penduduk Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal bagi keberhasilan pembagunan bangsa. Apabila penduduk sehat, maka pembangunan diharapkan berjalan dengan lancar. Di Kabupaten Grobogan ada beberapa unit pelayanan kesehatan yang akan membantu masyarakat yang membutuhkan. Pada tahun 2000 sudah terdapat 4 Rumah Sakit, 30 Puskesmas, 70 Puskesmas Pembantu dengan jumlah dokter sebanyak 53 orang, bidan sebanyak 256 orang, perawat sebanyak 111 orang, dan dukun bayi sebanyak 705 orang. Peningkatan jumlah sarana kesehatan akan terus dilakukan karena wilayah Kabupaten Grobogan luas, sehingga sarana kesehatan dapat merata di seluruh pelosok wilayah yang ada. Dengan demikian masyarakat tidak perlu datang ke kota untuk berobat. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan juga menyebabkan meningkatnya sarana kesehatan tersebut. Masyarakat Grobogan terutama masyarakat desa sebagian besar tidak lagi ke dukun untuk berobat tetapi beralih ke Puskesmas atau dokter. Hal ini mendorong pemerintah untuk menambah jumlah Puskesmas di seluruh wilayah Grobogan. Bertambahnya sarana kesehatan mendorong meningkatnya kesehatan, mampu menurunkan kematian bayi, dan meningkatkan jumlah kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan yang pesat. Dengan memiliki jumlah penduduk yang besar dapat menjadi aset pembangunan sebagai tenaga kerja sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. 3. Kesenian Kegiatan kesenian yang mewarnai masyarakat Kabupaten Grobogan pada tahun 1980-an hingga tahun 1990-an meliputi seni tari klasik (Ledhek), orkes keroncong, serta teater tradisional (wayang, kethoprak). Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya dilakukan pada waktu acara Agustusan dan upacara pernikahan. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan jaman, kesenian ini mulai pudar. Kesenian ini tergeser oleh kesenian-kesenian lain yang lebih modern seperti dangdut dan solo organ. Hal ini dikarenakan generasi muda mudah menerima unsur  unsur baru, sehingga pola pikir mereka berubah dari pola pikir tradisional ke arah pemikiran yang lebih rasional dan kritis. Perubahan pola pikir ini disebabkan tingkat pendidikan masyarakat yang makin meningkat. Kelompok generasi muda kebanyakan mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Di samping itu, tren dan kemajuan teknologi juga mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku generasi muda. Masyarakat Kabupaten Grobogan mayoritas terdiri dari etnis Jawa dan etnis Tionghoa. Orang Tionghoa mengembara ke Jawa sejak tahun 1800. Banyak diantara mereka yang tinggal di kota-kota kecil seperti Ambarawa, Salatiga, Demak, Purwodadi, dan Kendal. Etnis Tionghoa di Kabupaten Grobogan mayoritas bermata pencaharian sebagai pedagang. Masyarakat Tionghoa memiliki tradisi yang merupakan warisan leluhur mereka, misalnya perayaan Imlek dan Cap Go Meh. 4. Agama dan Kegiatan Keagamaan Masyarakat. Penduduk Kabupaten Grobogan menganut berbagai macam agama yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha, tetapi sebagian besar penduduknya beragama Islam. Berikut ini adalah data jumlah penganut masing-masing agama tersebut: Tabel 8. Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Grobogan Tahun 1981-2003 Sumber: Kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten Grobogan Tahun 1981, 1985, 1989, 1993, 1997, 2001, 2003. Berdasarkan tabel 8 tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Grobogan memeluk agama Islam. Agama Islam sebagai agama yang paling banyak dianut masyarakat tidak menimbulkan suatu pertentangan dengan pemeluk lain. Kerukunan antar umat beragama terjalin dengan baik dan tidak ada permusuhan. Perkembangan jumlah pemeluk agama di Kabupaten ini dari tahun ke tahun telah mengalami perkembangan. Para penduduk yang beragama Islam, disamping beribadah salat, juga menjalankan kegiatan keagamaan yang lain seperti Yasinan dan Tahlilan. Yasinan adalah membaca surat Yasin secara bersama-sama, umumnya dilakukan pada hari jum at. Sedangkan Tahlilan adalah membaca doa bersama-sama bagi orang yang telah meninggal. Tradisi-tradisi yang masih mewarnai kehidupan masyarakat Kabupaten Grobogan terlihat pada acara selamatan untuk mendoakan keluarga atau kerabatnya yang sudah meninggal dunia dengan mengirimkan doa memperingati 7 hari, 40 hari, 100 hari dan 1000 hari. Selamatan tersebut ditujukan dengan maksud masih adanya keterikatan hubungan antara yang masih hidup dengan yang sudah meninggal yaitu dengan mengirimkan doa sebagai suatu kewajiban dan keyakinan agar yang meninggal lebih tenang di alamnya serta sebagai bekal untuk kehidupan selanjutnya. Dalam menjalankan aktivitas keagamaan tentu membutuhkan sarana atau tempat beribadah bagi masing-masing pemeluk agama. Di Kabupaten Grobogan juga dibangun sarana beribadah, baik yang dibangun oleh pemerintah maupun swadaya masyarakat atau yayasan. Berikut ini adalah data jumlah tempat ibadah di Kabupaten Grobogan: Tabel 9. Jumlah Sarana Peribadatan di Kabupaten Grobogan Pada Tahun 1981-2003 Sumber : Diolah dari Kantor Biro Pusat Statistik Kabupaten Grobogan Tahun 1981-2003. Pada tahun 1981 terdapat 586 masjid dan 27 mushala, pada tahun 2003 jumlah masjid bertambah menjadi 1.261 buah dan jumlah mushala bertambah menjadi 3.369 buah. Demikian juga jumlah sarana peribadatan agama lain juga mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Dengan adanya tempat-tempat ibadah tersebut, memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan mereka. Tahun Irigasi Teknis (ha) Setengah Teknis (ha) Irigasi Sederhana (ha) Tadah Hujan (ha) 1981 7.812 4.362 3.800 43.840 1983 12.401 2.703 3.023 42.803 1985 12.536 2.482 2.960 42.850 1987 12.036 1.967 2.851 43.686 1989 12.891 2.131 2.250 43.041 1991 17.249 1.679 2.265 39.395 1993 18.129 1.382 2.312 37.492 1995 17.725 1.253 3.125 37.114 1997 17.572 2.318 3.106 38.071 1999 17.928 2.225 4.678 36.939 2001 18.715 2.249 5.663 35.443 2003 18.715 2.002 7.738 34.681 Tahun Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 1981 509.046 529.390 1.038.436 1985 541.002 562.060 1.103.062 1989 569.687 591.790 1.161.477 1993 598.961 619.530 1.218.491 1997 633.847 649.477 1.283.324 2003 655.376 669.041 1.324.417 Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah 0-4 61.287 59.441 120.728 5-9 71.259 70.684 141.943 10-14 75.701 78.927 154.628 15-19 65.593 63.830 129.423 20-29 108.733 104.516 213.249 30-39 101.410 107.224 208.634 40-49 69.354 76.030 145.384 50-59 49.910 52256 102.166 60 ke atas 60.226 22993 45.388 Jumlah Mata Pencaharian Banyaknya Penduduk (dalam tahun) 1981 1985 1989 1993 1997 2001 2003 Petani 316.191 329.440 339.240 343.723 343.411 343.522 343.753 Buruh Tani 140.000 137.796 152.485 171.619 184.083 188.212 190.253 Pengusaha 1.697 2.930 3.604 7198 15.705 20.115 22.391 Buruh Industri 6.366 11.729 12.711 14.206 15.006 13.176 35.256 Buruh Bangunan 9.773 10.092 10.123 10.890 10.468 10.355 10.334 Pedagang 6.037 9.854 15.161 17.057 28.200 61.521 85.342 Pengangkutan 2.296 3.702 5.539 6.202 6.962 8.451 17.782 PNS/ABRI 13.532 16.385 16.979 20.583 21.915 22.191 24. 587 Pensiunan 4.177 4.838 5.338 6.001 6.906 7.222 7.355 Sarana Pengangkutan Tahun 1981 1985 2003 Sepeda 53.930 65.162 105.674 Sepeda Motor - 7552 40.780 Dokar 645 895 837 Becak 743 1.165 2.314 Mobil - 167 597 Bus - 16 261 Truk - 426 1711 Grobag Dorong 37 37 304 Grobag Hewan 186 136 32 Banyaknya (dalam tahun) Jenis Sekolah TK SD SMP SMA Ponpes 1981 425 820 56 22 36 1985 476 876 69 29 27 1989 596 883 74 40 28 1993 635 887 74 41 35 1997 580 886 111 41 43 2001 603 872 129 42 54 2003 639 868 134 36 115 Banyaknya (dalam tahun) Pendidikan yang ditamatkan Tamat PT/ Akademi Tamat SMA Tamat SMP Tamat SD 1981 779 12.591 26.707 328.156 1985 1.189 19.300 40.743 411.229 1989 1.877 27.748 53.503 498.173 1993 3.926 37.461 62.368 517.597 1997 6.482 57.673 96.592 589.074 2001 12.173 66.400 129.140 617283 2003 16.820 91.750 156.838 598.163 Banyaknya (dalam tahun) Agama Islam Kristen Katholik Hindu Budha 1981 1.018.154 11.524 4.641 440 2.634 1985 1.082.491 10.875 5.801 522 3.251 1989 1.140.467 6185 11.271 372 3.182 1993 1.193.781 12200 4.858 506 2.842 1997 1.263.436 12.769 4.904 592 1.623 2001 1.320.017 10.143 4.730 363 1.877 2003 1.333.365 10.264 4.788 366 1.905 Tahun Masjid Mushola Gereja Katholik Gereja Protestan Wihara Pura 1981 586 27 14 49 4 6 1985 657 32 17 57 6 2 1989 763 56 25 56 6 2 1995 1.025 315 13 37 0 6 2001 1.138 135 29 50 5 5 2003 1.261 3.369 36 51 7 6 a Pengangkutan# Tahun# #### 1981# 1985# 2003# ###Sepeda# 53.930# 65.162# 105.674# ###3  l*,.02B68:<>`@v"'j,284,8D=tBEGbNNN "t;4"5%* "t;2'( t;4"5%$2'( t;4"5%4"5%4"7 4"5%4"5%4" 4")GTH,J.JPJLVf]aeBjkk llqjs2z|8Z\^`j><вh04hD $2'( \4"7$2'( @4"7* "t;2'( t;4"5% "t;4"5%$2'( t;4"5%4"74"5% " "4"5%J&(6\>tzV2. 2 " "4"5%0 " "2'( 4"5%*2'( t; 4"5%4"74"74"5%$2'( t;4"5%$2'( \4"7$2'( |4"5%4"5%*2'( | t;4"5%*2'( | t;4"5%t. 6     8B  !!!&&&./,//888h>>h>hh>"PS4"5%4"7 "G "l "G "l"PS0 "2'( t; 4"5%* "2'( t;4"5%6 " "2'( t; 4"5%$2'( t;4"5%4"5%0 " "2'( 4"5%.8b9<<X==EElFFRGTGNNNT$[]]]]J^L^N^P^R^T^V^X^Z^\^^__(`:`<`T`fjjjnr}rdd\R((*2'( t; 4"5% 4"5% " $2'( t;4"5% "G "l"PS  "G "l"PS4"5%4"5%4"7"PS4"5%'Hn.024Pʙ̙ΙЙҙԙؙ֙j~LN<>@BDܡޡ*~T@@@@@@@  TT"PS4"5% "G "l"PS  "G "l"PS4"5% "t;4"5%6 " "t;2'( | t;4"5%*"PS2'( t;4"5%$2'( t;4"5%4"5% " "|4"7      !"#$%&'()*+,-./01256789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_`abcdefghijklmnopqrstuvwxyz{|}~$~68Xr$&~~dd`~@***~``````````````"PS*(2"'( ( #P  " "= "PS  "G "l"PS4"5% "G "l"PS"PS4"5%6 " "t;2'( | t;4"5%$2'( t;4"5% "t;4"5%L @Jnz .:FT^lx&2>LVdp|*6DN\ht *"PS*"PSG$.>Nbl|&6FZfz,<HVdt$0>JZp~ *"5"PS*"PS*"PS*K(2<FPZdr(8HXh| (6DRp|$2@Zfr~"PS*"PS* *G&:FR^jv :>HVbjrz  "PS* *"5"PS*"PS*G *.6@\bhp(2:BHNT^fntz (.4>FNV\d"PS* *"5"PS*"PS*G  2<DTdt~,<FR`n~8FHJLNP\l~".8LVd"5"PS*"PS*"PS* *Kdlx,:FNZdx",6>DJPTXbjpv| *6<BFJ"PS*"PS*2\bXZtv8<pv""@'b8b.b("!$ 08. "|"$ 08("$ 08 "!* " $ 08* "$ 08$ $ 08* $ 08- & $ 08- @'''t.v.4464<<@=B=EEE.JNJLL N NVVk llm8mvH* "$ 08("$ 08("!$ 08* "$ 08."$ 08."4 "|"$ 08.". "|"$ 08("$ 088msftttjРҠ46pX*X("!$ 08(" $ 08* "$ 08. "|"$ 08("$ 08. "|"$ 08* "$ 08("$ 08pr|~4.0&(zPPPPP(((((( "!0 "$ 08."* "$ 08("$ 08* " $ 080 " $ 08."(" $ 08. "|" $ 08(  `b:bB   !X*X,"$ 08."!$ 08.""$ 08. "|" $ 08(" $ 08. "|"$ 08("$ 08* "$ 08 !!&&/*/://15*5888^<f2" $ 08."* "!$ 08("!$ 08."!$ 08."$ $ 08"$ 08&$ 08* "$ 08("$ 08* "$ 08 88b999<<X==?ElF\4\."$ 08."("$ 08(" $ 08* " $ 080 "!$ 08."( "|$ 08$ $ 08"$ 080 " $ 08."." $ 08."lFFFFTG`HMNNT~YYRZ2\h^_&`p@pj* "$ 08(" $ 08. "|"$ 08("$ 08." $ 08."0 "$ 08."0 "$ 08."."$ 08."2"$ 08." &`(`8`<`R`ajj0rfw  Fd6666z* $ 08."4 "|"$ 08."." $ 08."0 "$ 08."."$ 08.","$ 08"$ 08&$ 08("$ 08Frtn8JH\Б4Pj|XX** "$ 08("$ 08,"$ 08* $ 08."." $ 08."* " $ 08(" $ 08. "|$ 08."($ 08."ND ޡD**Ntt($ 08."* $ 08."(" $ 080 "$ 08."0 "$ 08."2"$ 08."."$ 08."("$ 08* "$ 08*>~HJں8R$$$b0 "$ 08."0 "$ 08."2"$ 08."0 " $ 08."."$ 08."."!$ 08."." $ 08."($ 08."* $ 08." r2Fhz&HtL"L"LLLLt "!2"$ 08."."$ 08."* "$ 08("$ 08."!$ 08."."$ 08."0 "$ 08.": HJxz ,.8:DFRT\^jlvxffffff. "!$ 08."4 "!"!$ 08."."!$ 08." "!H $&02<>JLTVbdnpz|(*46BDLNZ\fhrt "!. "!$ 08."E"$,.<>LN`bjlz|$&46DFXZdfxz." $ 08." "!"$ 08G*,:<FHTVbdrt~"$.0<>HJXZnp|~." $ 08." "!J&(02:<DFNPXZbdpr&(68FHVXfhz|   "!."$ 08."J&(46BDPRnpz|"$02>@XZdfpr|~$&8: "!."$ 08."J:DFPR\^hjtv 8:<>FHTV`bhjprxz (* "!."$ 08."J*,.46>@Z\`bfhnp&(028:@BFHLNRT\^dflnrtxz~ "!."$ 08."J &(,.24<>DFLNTVZ\bd   02:<BDRTbdrt|~ "!."$ 08."J*,:<DFPR^`ln|~68DPZ\jl|~ "!."$ 08."J  ",.68JLTVbdjlvx *,8:DFLNXZbdvx "!."$ 08."D "*,46<>BDHJNPRTVX`bhjnptvz|~($ 08." "!."$ 08.""  (*46:<@BDFHJ "!($ 08." pTSH$pTSH "   *rdc  !"#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_`abcdttGt8~dJ@'8mp(!8lF&`F*:*J   "$&(*,.02468:(xONTTimes New Romana!rstuvwxyz{|}~defghijklmn6789:;<=>?@ !"#$%&'(56789:;<=}~ """" "#P"Æ ""R`"z""""z" " " " " " " " " """ i""""6\""""n""2"""""""" s""""Γ""!""""8Y""S""""" ""!"""""#""$""%"{9"&""' "( ") "* "+"{",""-"".""/""0"{9"1""2 "3"S"4""5""6""7""8"{9"9"": "; "<""="">"o"?""@""A""B""C"{9"D""E "F "G"S"H""I""J""K"{9"L""M "N "O "P"S"Q""R""S""T""U"{9"V""W "X "Y"S"Z"r"[""\ "] "^ "_""`"]"a.FX                   !          1234568 $&.6? "*2:C  '.6")07?")07?")08 $*08$+2; !'-4          %&'(*        3457&0! " ! ! ! " # !#$&&%%&&& %6=C      cX! 8$?C6??88;4 *70!"!!!"##$&&%%&&&C " " " "``  !"#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_` """"O""( "Ć "Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""O"\"V"Ć "Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]"O""["Ć "Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""O"<"["Ć "Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="O""["Ć "Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "      !"#$%&'i+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_`abcdefghijklmnopqrstuvwxyz{|}~ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""( "z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""\"V"z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]"""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""<"["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """" ""( ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" "\"V""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]" ""[""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" "<"[""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""=" ""[""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""( "z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""\"V"z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]"""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""<"["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""( "z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""\"V"z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]"""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""<"["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""( "z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""\"V"z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]"""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""<"["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""( "z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""\"V"z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]"""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""<"["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""( "z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""\"V"z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]"""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""<"["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""( "z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""\"V"z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]"""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""<"["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""( "z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""\"V"z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]"""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""<"["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""( "z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""\"V"z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]"""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""<"["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""( "z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""\"V"z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""]"""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""<"["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""["z"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""( ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""""\"V""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""]"""[""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""""<"[""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""="""[""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"ig*+", """"""e " i"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""" i"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""")"h" i"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""*"""S" i"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"$%"&"ig'(")"*+", """"""e ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""")"h""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""*"""S""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""e "6\"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""""6\"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""")"h"6\"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""*"""S"6\"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""e ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""")"h""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""*"""S""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""e "n"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""""n"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""")"h"n"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""*"""S"n"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""e "2"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""""2"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""")"h"2"8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""*"""S"2"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """" ""e ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" """"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" ")"h""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""*" ""S""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""e ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","""""""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","""")"h""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""*"""S""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"ig*+", """""<"Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""("Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","")""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""<"Z0" s"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""Z0" s"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""("Z0" s"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","")""" " s"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""<"Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""("Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","")""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""<"Z0"Γ"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""Z0"Γ"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""("Z0"Γ"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","")""" "Γ"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""<"Z0"!"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""Z0"!"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""("Z0"!"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","")""" "!"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""<"Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""("Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","")""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"$"<"Z0"8Y"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="$""Z0"8Y"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""$"("Z0"8Y"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","")"$"" "8Y"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """" "<"Z0"T"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""=" ""Z0"T"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" "("Z0"T"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","")" "" "T"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""<"Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""("Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","")""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""<"Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""="""Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""("Z0""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","")""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""<"Z0"Γ"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""="""Z0"Γ"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""""("Z0"Γ"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","")""" "Γ"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"ig*+", """x"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""","v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""-""t"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"$%"&"ig'(")"*+",""u"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""""L"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""M"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """x" ""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" ","v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""-" "t"v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""u" ""v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" ""v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" "L"v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""M" ""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" ""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """x"""\""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""","v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""-""t"v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""u"""v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""L"v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""M"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """x"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""","v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""-""t"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""u"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""L"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""M"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """x"""\"|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""","v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""-""t"v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""u"""v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""L"v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""M"""v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """x"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""","v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""-""t"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""u"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""L"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""M"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """x"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""","v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""-""t"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""u"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""L"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""M"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """x"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""","v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""-""t"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""u"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""L"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""M"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """x"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""","v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""-""t"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""u"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""L"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""M"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """x"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""","v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""-""t"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""u"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""L"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""M"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """x"""\"|9"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","""","v "|9"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""-""t"v "|9"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""u"""v "|9"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","""""v "|9"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""""L"v "|9"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""M"""v "|9"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","""""v "|9"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"ig*+", """""|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+","""" "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"$%"&"ig'(")"*+","" ""T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """" "|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}" ""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" " "v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" " "T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#"|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" "v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""T"v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""}"""v ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","""" "v ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","" ""T"v ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"ig*+", """""|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+","""" "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"$%"&"ig'(")"*+","" ""T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """" "|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}" ""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" " "v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" " "T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#"|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" "v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""T"v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """" "|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}" ""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" " "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" " "T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """" "|"p#""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""}" ""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" " "v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" " "T"v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """""|"p#"-"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""}"""v "-"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","""" "v "-"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","" ""T"v "-"Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"ig*+", """"" ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""K" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""L"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"$%"&"ig'(")"*+","""""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""""_"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""`"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """" " ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" " "K" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""L" ""d5 ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" ""d5 ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" "_"\""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`" ""d5 ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""K" ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""L"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""_"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""K" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""L"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""_"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J"|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""K" "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""L"""d5 "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""d5 "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""_"\"|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"""d5 "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""K" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""L"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""_"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""K" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""L"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""_"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""K" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""L"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""_"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","" ""K" ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""L"""d5 ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","""""d5 ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""""_"\""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""`"""d5 ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"ig*+", """"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""o" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""p"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"$%"&"ig'(")"*+",""""G"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""H"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """" ""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" "o" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""p" ""\""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" "G"\""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""H" ""\""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""\""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""o" ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""p"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""G"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""H"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""\"|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""o" "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""p"""\"|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""G"\"|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""H"""\"|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""o" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""p"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""G"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""H"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""o" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""p"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""G"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""H"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""o" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""p"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""G"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""H"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""o" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""p"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""G"\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""H"""\""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""\""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""""o" ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""p"""\""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""""G"\""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""H"""\""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"ig*+", """"" ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""c" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""d"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"$%"&"ig'(")"*+",""""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""""k"d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+",""l"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """" " ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" " "c" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""d" ""d5 ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" "" ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""" "k"d5 ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""l" ""v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""c" ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""d"""d5 ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""" ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""k"d5 ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""l"""v ""8c"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""c" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""d"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""k"d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""l"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J"|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""c" "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""d"""d5 "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""" "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""k"d5 "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""l"""v "|9"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""c" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""d"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""k"d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""l"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""c" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""d"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""k"d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""l"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""c" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""d"""d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""k"d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""l"""v ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"" ".J""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","" ""c" ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""d"""d5 ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""""" ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""""k"d5 ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""l"""v ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"ig*+", """"-"""r"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""-"" "r"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""-"P" "r"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""Q"-""\7 "r"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""-" " "r"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" "-"_"d5 "r"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"-""l"r"Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""P" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""Q"""\7 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" " ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""_"d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"""l""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""P" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""Q"""\7 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" " ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""_"d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"""l""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""P" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""Q"""\7 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" " ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""_"d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"""l""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""P" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""Q"""\7 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" " ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""_"d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"""l""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""""P" ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""Q"""\7 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","""" " ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+","" ""_"d5 ""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"*+",""`"""l""Ԕ"|"8c "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"*+", """"""""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""""" ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""""P" ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""Q"""\7 ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","""" " ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+","" ""_"d5 ""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"'(")"ig*+",""`"""l""Ԕ"|"Ԕ "| "   "" ""8? """""" "ig!""#"ig$%"&"ig'(")"ig*+",XXKMicrosoft XPS Document WriterX 4dXXA4DINU"L r SMTJMicrosoft XPS Document WriterInputBinFORMSOURCERESDLLUniresDLLInterleavingOFFImageTypeJPEGMedOrientationPORTRAITCollateOFFResolutionOption1PaperSizeLETTERColorMode24bpp MXDW1winspoolMicrosoft XPS Document WriterXPSPort:bF"8;""=S"4"` "`""A."@"8;""=S"4"` "`"."p  "(e"qd"Ć "` "`"""" "*",."p  "p"qd"z"` "`"""" "*",."p  "Et"qd""` "`"""" "*",."p  "Q)v"qd"z"` "`"""" "*",."p  "Iy"qd"z"` "`"""" "*",."p  "A#}"qd"z"` "`"""" "*",."p  "9"qd"z"` "`" """ "*",." p  "1"qd"z"` "` " """ "*",." p  "C"qd"z"` "` " """ "*" ,." p  ";o"qd"z"` "` " """ "*" ,." p  "3"qd"z"` "` " """ "*" ,." p  "+i "qd"z"` "` """" "*" ,."p  "##"qd""` "`"""" "*" ,."v  "\G"`b" i"` "`"""" "*",."0"v  "J"`b""` "`"""" "*",."0"v  "M"`b"6\"` "`"""" "*",."0"v  "R"`b""` "`"""" "*",."0"v  "R+U"`b"n"` "`"""" "*",."0"v  "X"`b"2"` "`"""" "*",."0"v  "["`b""` "`"""" "*",."0"v  "t]"`b""` "`"""" "*",."0"v  "GL"}`""` "`"""" "*",."0"v  "tO"}`" s"` "`"""" "*",."0"v  "l"S"}`""` "`"""" "*",."0"v  "/V"}`"Γ"` "`"""" "*",."0"v  "JX"}`"!"` "`"""" "*",."0"v  "eZ"}`""` "`"""" "*",."0"v  "}_"}`"8Y"` "`"""" "*",."0"v  "d"}`"T"` "`"""" "*",."0"v  "*f"}`""` "`" """ "*",." 0"v  "k"}`""` "` "!""" "*",."!0"v  "¿n"}`""` "`!""""" "*" ,.""0"v  "X-"xKk""` "`""#""" "*"!,."#0"v  "dj1"xKk""` "`#"$""" "*"",."$0"v  "(3"xKk""` "`$"%""" "*"#,."%0"v  "w7"xKk""` "`%"&""" "*"$,."&0"v  "C';"xKk"|9"` "`&"'""" "*"%,."'0"v  "D^?"xKk""` "`'"(""" "*"&,."(0"v  "pC"xKk""` "`(")""" "*"',.")0"v  "܁G"xKk""` "`)"*""" "*"(,."*0"v  "K"xKk""` "`*"+""" "*"),."+0"v  "tO"xKk""` "`+",""" "*"*,.",0"v  "@S"xKk"{"` "`,"-""" "*"+,."-0"v"  "J"3W""` "`-".""" "*",,.".0"v"  "b1N"3W""` "`."/""" "*"-,."/0"v"  "O"3W""` "`/"0""" "*".,."00"v"  "@S"3W""` "`0"1""" "*"/,."10"v"  " W"3W"|9"` "`1"2""" "*"0,."20"v"  "B%\"3W""` "`2"3""" "*"1,."30"v"  "7`"3W""` "`3"4""" "*"2,."40"v"  "Hd"3W"S"` "`4"5""" "*"3,."50"v"  "n"3W""` "`5"6""" "*"4,."60"v"  "r"3W""` "`6"7""" "*"5,."70"v"  "̰s"3W""` "`7"8""" "*"6,."80"v"  "w"3W""` "`8"9""" "*"7,."90"v"  "d{"3W"|9"` "`9":""" "*"8,.":0"v"  "e "3W""` "`:";""" "*"9,.";0"v"  "1"3W""` "`;"<""" "*":,."<0"v#  "C"3W""` "`<"=""" "*";,."=0"v#  ""3W""` "`=">""" "*"<,.">0"v#  ""3W""` "`>"?""" "*"=,."?0"v#  " "3W"o"` "`?"@""" "*">,."@0"v(  "(e"L.e""` "`@"A""" "*"?,."A0"v(  "9i"L.e""` "`A"B""" "*"@,."B0"v(  "+j"L.e""` "`B"C""" "*"A,."C0"v(  "¿n"L.e""` "`C"D""" "*"B,."D0"v(  "r"L.e"|9"` "`D"E""" "*"C,."E0"v(  "-w"L.e""` "`E"F""" "*"D,."F0"v(  "?{"L.e""` "`F"G""" "*"E,."G0"v(  "\Q"L.e""` "`G"H""" "*"F,."H0"v(  "(c"L.e"S"` "`H"I""" "*"G,."I0"v)  "="0e""` "`I"J""" "*"H,."J0"v)  "O"0e""` "`J"K""" "*"I,."K0"v*  "C"0e""` "`K"L""" "*"J,."L0"v*  ""0e"|9"` "`L"M""" "*"K,."M0"v*  ";"0e""` "`M"N""" "*"L,."N0"v*  "L""0e""` "`N"O""" "*"M,."O0"v*  "^&"0e""` "`O"P""" "*"N,."P0"v*  "tp*"0e""` "`P"Q""" "*"O,."Q0"v*  "@."0e"S"` "`Q"R""" "*"P,."R0"v-  "3"0e""` "`R"S""" "*"Q,."S0"v-  "7"0e""` "`S"T""" "*"R,."T0"v-  "h9"0e""` "`T"U""" "*"S,."U0"v-  "z="0e""` "`U"V""" "*"T,."V0"v-  "_A"0e"|9"` "`V"W""" "*"U,."W0"v-  "`E"0e""` "`W"X""" "*"V,."X0"v-  ",I"0e""` "`X"Y""" "*"W,."Y0"v-  "M"0e""` "`Y"Z""" "*"X,."Z0"v-  "Q"0e"S"` "`Z"[""" "*"Y,."[0"v.  "9"a"r"` "`["\""" "*"Z,."\0" v/  "x"a""` "`\"]""" "*"[,."]0" v/  ""a""` "`]"^""" "*"\,."^0" v/  ""a""` "`^"_""" "*"],."_0" v/  "r""a""` "`_"`""" "*"^,."`0" v/  " %"a""` "``"a""" "*"_,."a0" v/  "*"a"]"` "`a"b""" "*"`,."b0" COVER SKRIPSI.wps"""G{"G{ }_"}`"8Y"` "`"""" "*",."0"v  "d"}`"T"` "`"""" "*",."0"v  "*f"}`""` "`" ""BFDPCFDPCFDPCFDPCFDPCFDPCFDPCFDPCFDPCFDPCFDPC FDPCFDPC FDPCFDPC FDPCFDPC FDPC FDPC FDPC"FDPCFDPC$FDPCFDPC&FDPCFDPC(FDPCFDPC*FDPCFDPC,FDPCFDPC.FDPCFDPC0FDPCFDPC2FDPCFDPC4FDPCFDPC6      !"#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_`abcdefghjklmnqrstuattt[x|l  EMFx| Qr F, EMF+@``F,% %EMF+"@ @ $@ 0@?!@ @x$l$PNG  IHDRQbl gAMAPLTEٟ pHYs)u)t`7 IDATx͝9vY[ qkƙƥ a4Ob=BhJP0G+PV(fnP-E߽3 3{+xUפ2})myko|W񓪾꾄J/RpJw^ IJT tʸc 8A{3pCx=ht܃GDE=x{R^{؀#ޒr%RA.?t1Y/]eeNvW{T(ݾǂvUxwٽytKY~Zظ'~\vU}ïfaGvN;6`W-m>oĜۼZ;2#mf;Ukyb^>G vӆl-UY*Umu^U{˿is*תy$ƶ}IUQhHFAKFe`>7\} :)!s?qA[{i<\}5}3|S\ axƒy>.$P:J,O"sVaxoAPKXԠ%(IqWfZw74o~UIAP@9O֣o[0_$p0RJN6h7p}azYta+P=0k۱[l/`$ rָx$dq9< W* l2*x-I~<b:7̏؁'t݂f#/Uhu|y/i 8PB2 `yE^{3]/ T[fEJMmyokZ{F\GZcSw&n&\8V_2o}&d@49/*omaAGQ'GW)<3 lp~hL7 \S^p5+P=.fP2R V' [+s.3<s~”<kY]46cZ0?/͠4c?zfMGݬ~U|c+8s_[!qFp[qzIu>Tl0<9?/`x4޽0Uqa*<> #W1DpTfWr,xraCix$vAvP00kmg^ Ҍ<+y>0]w.]9>W+6.pGAOny}2wUt?Մ|Q;"m-$KS풯RjRW9Pz{ }0* ))y6)F.4I x;zގl(<}Ʒ3sPh0<7[a {س*@Iaf)pqi\ˆx~=4G8 OTӕ_8̳Tk}9q+x62e T,< Dp*1T8-ƨTd`捓2򿊼v3Iu'_WKxM<%zS ;%OOG'ޥjb7+:|<4̼% 2W<OMr!?|_KJw @`X_-R$Od[`+t|px-:uOrՒtiד^XU<;N+euEx489Vx˪}M>ff_?b׏/>'yج}8K&p^<("oW?`[h91}9탑r /2jy"wܤA,QrwW XCIxI$']G'^ߑ 6Q 3y<^.<'ɀYfkZײF>PyAjް hC 0ުg7akkbF2!ߊKz0} x*xppQˤ0KIoyk9ihП~{OV|Kj9p!#cN#5X2u%!Mɢ˂ys!t>,M YIz.xPQ\%j￧DK3J\d18tbx &1F[ ڝJ\1N8j]+wϿQaXōC^;u%|xT./BOW3$ J?q@#*o?IP~2ߚx%#r}EY6M|莉'no+%L|]dɵ_Fm.6ti6CΣ,0P*oTnQQ;@:[KW'%%6ɖv7ZO/xS>B?ƥi>m QӾ-*>å^]υog#!%o"6r蓜7kDA޾3F9nc^qe;I#luR h ,å̋Ӓ7|Ggתx|ZT܃W!^8ZDӴ^<5^& 4mKFIST>!˓=;%<|zfTKg|"&Re5;v&٣;iPp!O 3^gDב>|%>!G<yC*0l5ms<>f&F :~G*={\ |T3:.ᓐ5{:y|M##nwaJTKFU'Z jGE=\6)(V[W9q:4J%qac/S/cTcsab!L[>"uTG|orgows9atR̚3s/CÐ=15]I*x惤.$>ZhyKWӅkڱ|mK}O:L)P]>C;ޡj|^v槌P "Âr4v^ӳB=ͧؓSzyǿ6x3k(+`MrkMKZ ۥLǿw<˭^S16=sHAuB)|)OǻWk>$~\m=1O*z¿T06xgES7B?zMyɹc&J^~gaTXzo( pIvEk࠵ ( 7>vӸkI ż]^;iG,fŋXXĿ9"$ CJ4Ӭjͫ5 ۬"g|l/-e]O%m oV<_*}= ϭi7 Z+^o /b ^b+4;sFysN6³ 5972:[%w7yqw8yԖ)-hs3ٛl!+[|I9qr 6x_)Jϡ^%-|߶&oi?\/ϼ q=J*e(S p[saƌo/yk7)X bKG+_)s~*c߄ϕ%j *"-ͫi>U<0!gܢF==WaF6pt~v%/UsԜFFG}PJh|u*P(;JejΉ!~H|1u(w Q ެ{oqKD\caL1Ξ&a\ϥņȇW[|Д$//iU;x  qX1 c9SE~*7ҟBh(Ƶ)؍|p &ǒxMN~ {fa/̟(:0vZYZ@?\:*]ށf_SK a||71(o[>͂o{6֠UuN7k7tyu]7t̻%CM\Ug#2&y||¨dBK:<2AS@1nR2Xjm_qͰ(R4,8L&sq~mbk AxCPZ;sz.jz|1X\p=4B;^Owsp^|?!O3vn1\riq{y@񇿘o0vSLi #73܂,v%͟`&z' kt[E;_z@y2ЪJo[;1_0čkQ/䡫"yT27FyZx=Xs=fK8oq4xJ|ğP}j\uk+J1Ine^Aa8Uɂuk `;<:2 |9?,j\)u62l${G|D<ι 54@|/Hpgz_ 䯱L;q'!00MO|<}] _ ^VDʯ).j30@}avs"YuӚ >/1TTbSZG.. ˁKPw%o֋>YZϒ/<(0~@^eT%_V7[w@$<5>"y!?k||vK9%ɇ >2yAa^i F/ϚJgnފ ~݃EPg݀EȊ%VmU`]E lE_gX&cK@?%~Q:3EQGjwW>t3~a[xaVO[<7ޟ6b s5-Vz߬R<-/Д^6w}#|кq!tdï6+Fm#[VVTAĹزR`q漬/w[uh83~HGu5׼ @|Ioy7uR/eH u?l^dߩ%,[OD-ByU k(k$e} g*,_#ol;Vƕ^S8jZY >ŽY<9hz:pl;Rc2ǥƏ3P7ķ8,(|+ko)pIDAT|EŒ0~בi KL_U6:lA /weabTt5ϿuRu[||o si>J卞y} bӴ( |O{y{]8wQ  C]^op3ۚFóO[#H3`{RxC !qsOrx ZKSn~%6yoOV!+Y&2,Zʗ|xИz%;х&_[cFπ. On3j~zU4~,/Em8׉oYsQqK3@wO/[N5n(R&-vyY̿')umǧy,r?yyM ҞZzbOڷȃ[q z75({R;l6~.ۜoLǙW{t!oޛ)/÷K>l? 52quB~B3p3lw_bl3ywJ"sqǯHc~Ča_?:}uK霭ɼ%O>~Y^6;߬@<3[txQ)uU/ɯ+zx_Um7䡐 ;b]m{/]qݕjj۸>"WeǒZ#E_wubO#ÏidsPl͛esnovl]~%3ٞM;{WE _gf~A/Z;/xEH IENDB`@$@@4C@D2CRC!b   QUfP(xpQ (f"""vvv===>>>~~~}}} OOOqqq///,,,+++777ZZZlllKKK ;;;ttt^^^eee111PPP%%%000:::666{{{999aaaYYYHHH))) !!!rrr]]]'''222CCCddd...BBB ???444GGG___--- FFF333fff```RRRAAADDDmmmyyy@@@WWW [[[nnnXXX$$$&&&oooQQQ<<<pppNNNUUU888hhhxxxwwwkkk\\\cccggg###JJJVVVSSSsssjjj555TTTIIIEEEMMM|||uuuzzzbbb***(((iiiLLL)$1T 4444p& 444LvvvvmXO{;ޛ\ 9NI%% 7AMc;Fj!/) EEHHGHHHtE!)))))));~`)~777:/Z///////2777777h##H333+3####I77//4$ƴj]$cAAAQFAAA@IuXQXX<1JJ7qqq@JJ-FOOq"MMELYY{***|*M******<Ev22oo4oo>Zd'CV>;[[[;&t%{[[[[[[[[[(XL[[<̚>Epp,e^^^.^^^^+p'dI.Wswww P;;6PZZtZ1.kUZa```bW^81.kkT~~~~~~~9W.p^81[ .2k,QQQQQQ4 Q4O7!^K>{5k6T^-;  (',J$ vHow yvj sw1<*0yBHn\dw=\;nT:nn3@G4{}Tq>QvISuYu;2sn -}sL=p 0Sf2_}Q={Sf3'.11(6)Z1U{(((6cc{(oZ111n'(]MpZ-5p-@#NSFQ]E/c- }4JQ@MضN|/*$4]rPK- 5-x tC{(A|Ig]U -(ttb *!.y#AA6s] I]-+Bt 11 \"k]`-+BtaQs_P4 <<<< ']Q/f>E!+Bt x(M](>V_cVVV]b~}$]cB,$zf Y8E#l(mJ]$m1Bګ1* x-( 4`+]G<BjSuD(H"Tx!.d^Lv<LBKMruHz<m6/bkJ3'OuB- k;jX1X /JhO^i+dЧugfYo-1$UJ&Oι /B$!%>+OIRI]41<8O);S#D.V12<8O)˚&#P3q;&лIF{O?(Άf%5  lU#s!<(g&| q-,S b4"hvc>NrmSuB4NIEEE)X5eH41bA nnp^yyh5\u:vn;Fd.ҬK(X 5>__i-B~C"V$zR )C jE>({4ɃXNpNkFc^QWC]|Q }^M<Cke/odB<͆-I<C3 4 ?- .10s<Cbv"z) <94(ڡ԰@MHK5qb'!IM( *rkNGwd0[!K4($!niQyXJ,l4y&zJlll c l8!}$IIq( X} Yh1 Z4&{sh/eeeee ikZGt(i(J+2ڛlcNllll|kNr+ut%%jj~OcAy$&yQH 2FWD`D _1?P--Iu-S%\P2K1~5$ 428`w\n#?ST?ӚIK=1w5#=`T`Bw&䵃wVs7eHx ܇?-NӶV1-PKWL,iQ7CNY,Inn,E%$C,IbubC3+u [b COC#>%X\VC;i#N,# "CKbSR'5NTZ6>%Ct6;$N4R sI~}8<Ca6rFf6TRh4^h4VkI)%C-6 nC'6RT6 NV ICm!Y x a53%Cv! ņ\H IG(gh+nN C%w#w%1c f<H:QM\+,JLx<D X6um4{'D+  JqI6AX;Qe}/dP+ \ZalE`+ %\[!7lHT1Y4p(TG;Ӭzi1F1)gII\L(+'+Yqi_ ';,.Nb5Nxs5AH#'  u"+dAi5sckZWK:`F'xA1 B{TH`L(Mjh]K6M N+ yK(L1Nw: : 5m]4 1wP H ^C+w/w$ LWok},04{ x^C neJfzLH+203-^(Cby'U^L1"5r'8\x5'03Wް;@4<DC|_^ L#oO03[1>@XC{LʝS^Nl0 q|#1'!%0d3йV@XDC$rH^cGh3@ 3CA^=4y23@6Q|-C*QA^=Tz;55LTQ[3/@/h-C l4:^8J^Cp<T^3@=b:Cc6FQ[[[u[[[[/^Ny<շ63\5a@8bzC7Pdd"dd^X d!N33ddddddd/ m8[C^KprN?eooo<ooW9'\CJL^[]kk,6k/9Mz/=IsEo7LC&8potwCqp-z6F^+SeBTɒp:@g0 8&+B&88$db0 p@5Ke5NA;42 8B;#TwL_p 62_4GS~[9_(G(11A_1 :([09_L1_1*(n7_c1_1l(h7/eU;6zUEh7/'G}SC CPX'({B( (1Sp'L1 S"e]pDL2l Gd#dp ( mJ3>#\dp|  0d5/Q{ 0k#c?3D뮮9N KhZQ0oAAAA-KhWAA~@0oGkR.=Qpwz+[w? 1ot)w G5Τno;)11YYnN*r%5]sYUB****\6;)E1g xM"[=;)E1md#KXRdddLNbb^ddd\_;8E15%Fo'5I)kNK''''[_{#[P''('''10E1pggggggLg,8[u6fwww6PPP%PPPPwwwwTm$uwwi.P  WYGwQZZN T%.?Ym jIV T-  FYe◃c4 t sNICQQ? k YH]Z[m{_58ٸzzz {{{{{{{{{{zzzzzz{{{{{{{{{zF ){z{{{{Nڀ5{zQ{E{{{{{{{{{{{%= ?~*/e]^{@qY%(p>tO~E8RRRRRR7RRRRBjRRRCq-R O~II%%%%%%%%k%%1L!tyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyE(k4+%%%%%%%k% 4Cc%%1*A#~%}n5q?X}}"x n=;6~'-hL|4"TqL?5;ikXaLI.9xxxxxxxxxxxxxxx,&]e]0oLI<" ZvH=](^1"(LPLW((dc",]LLi ,L]<]#kSSSSSSr54%Q CJj5߇#S1].g;޽:hrksMw]1I? 3{-1(1V\ \II1\]?^۬1B-VaJz8$d0?K 1{Lrh:L$(8KKKtX?{ jnk%e&?h{QX$g<s4ftX?8VNi h9ytX:?+N~51Oh4I~MM (z"?tX?쿿\۔l(Hiw{?&tX?*\|kGSXA yx69X?1""""""AL +gs  Qu'U-!"EX?^O-Fs  ~B@9 ;>~X?T8s 4 BkX?͟<s  r;X?4H~s  C-OAXzi6 (CC C=0NCCUXAHIH>{seXiA Z65(=1_rh^XA(Few3_r;Cу XulAAh9* X_r XulNAZ1 4_?xխ#.XAHDg8+_md XA'E̬R'm+_+Ak|X'A.|+_M:W bXA>ECa#+_TxX4N#,'k(+_4TYhdh%\Xov+_?T4hL%0X1P"5J"+_?TsɍD%JBpx#O!)+_?TEf`tz} I+_?Tf-4[B`1%F+_?&UAF-;#yNVVVVVVViYS=+_?9U==e- s,  5VjtY+_?9-vKK^KQ]+_9)n5KLJSƦypw+_9)zaP۟M4III1Ic0(wh(+_9)z(  (1tC4&+"+_9)X;T'7)/SS% 'S8"^ܱe4+_9)1FFe6U,E"W+_9RCH6X1yA#Z@3+_9|Rs1Sc{[!;2u*2%G+_9H/mPFt\o/3xx*bF+_9Jv`ڡCi_/xSwcf?hffff\ *5 xhDJ8O4+_9QrbWs8iipjjɨKyu*);b_9yd5{3_\<}PH`(pI,(y%*L+ Ns(_$ I?(sv(Q 5qGLw kR>SFt?TNC9 G%CsV(DDDDU F ?TN E4Cԓ1D>ss4^pUzzz{{6R m ?TN~ _5 0,ubf/Q g{sx,R:C.JZ ?TNA .]fGBZ"Ejk  ?Tht⩧%. M.p▃ktNYi,Lj&~4P  ?Tz4#AqNZZZZs``L G F TT`*aFf g/7EGwwzPu }u5i\Qu2T  TkV?u6' kuPPFf5jgh@G Bi< TAxg+Ff}N'[@KNE[#%~[5[>Li1`!Tְ[5FAhx ZI4"['' f,pdK,  NChTwkgqWvqd;Y¸.aC3K%;hTj&։8v8ց6QYYYE6-**~/5 .%O'h!H_E dE/&*U9_OR,.&.h87_K 2ys2h*%qqX5h9йd/W*F;:'qqNemkUAzAAAAAAAAVh d'5iA:^@f8[-9q"JVh_Q> '%3B9;PJ##5QAX2f0/*'ZLtr5]B/////Dl(q`~L'Z rPouIk~!-'Z %N#:~ -Z YS;.2Nwx/@+)~-[Z CvA#c+ 3,wV(~&-[Z )kfckA,U`^*#q ~~--Z H8$K(m&c!knQ~R/-6gM4%m  ~]Q=V,~`-g8D]aCƖ vvjWV!~`-tLgCklSkvv;mIz ذ1VB-i~`-'1g.$1Nf\.,O$/.-WGÊ6 I~`-TgBCA*#y\tte_VQJk=L~6-T?gC/Ej5JsԎhocI03qTQ-T7gRcuUbtCbTT-Twg!kR 7Y8b-\{HOxh?TWiRH_ -_m&zhA?T'3;Reh({us՛N<'6fUNuhw?T'h%>NuDr!"RZ;h?T'*iIk444"444 ;h4^ v'U{44fku3-1bc_\"Ruzh9'ιB5!wj_sC  &8h9>ךـ{r༅Z4-$  Eu k9!u+&9S#\%j !$4LsqY ck8tP $\2pyTsK Tm *1өh5I>R1f˸ I}N@/] -~  .2A.0D$Th\* H7&|  .%fȈ0x5jH,JNHHsK'6 k;;;;;;;;;%.Qp;;5(sN5;zw ^)>g,NQHpApOėfP)  /\56633{3()k+#7777IrU5m4%F!6k#a|3:z3o+^x0+.B'@o+^33A*x0B(j# _h8J$m44\#I=*0Q%J8QYHJ=^,#*X;Mm c(UST[;;mi^hNQsf=Uk 6h>T)QwI,0E~3HUcPoiX Fej%JȯH&e:x_|\Wdv(6Ik}Y{(asy t1uv^k's>Rk_GՐwj%Bi/uhe ;O46bTm~Du ovz-q1Bn%#dcw$jz{ 'G~Z>~~X!~#jI{z8l(>N4!,?w< #$Q(2mC,5>T -*FmH4\J8Q<5du;\1 _?!!!!7U6?54)<"zUl >'f̪FK2` .Ja*{1.Q^(IY6j1L o1ՠI1'(G J51k%%IlNqNG81we)T}jW7}NSgi+}j U ^f_!sg1uUx ~(1+&1\fAky=b;4} sLLFVNNQ5)/\<kڹ\; BA%2v7$8 $GTӶo3K(g( IC<.(IT|1I"u(kI 3(I CjqIe4Y<=f46lJ* 4|,Sgh0Wh 1 E<kI3uN55?"<(%#'1k +!iՖ>5V;O$zg;:NA(!NKJ(–0Mu&E~5t,Q(M2:۞(MfpvS6yw\KN0J(DQ %Š6|((9 d+'wIܨoӰUHEr\rS3{Xrt(J5+z!#W6T4TT,<%g5@뵨&jT/JTmw~N1za-,Ů O8/97-z,oObF5`N}x54!h??nysT?Q/Q{@'%fx{pzV! fP8n.a*\{h{j^IkV!1hڝ߃6ȶ&hQ1}aaaV_Ӷ8I+mL:q.5..FV]{V O"L% 4'/1VQE_kk-^4@Af % y/31Eu VTk.QV 6uJ/SGhQgI|Qk=U'41?c]'y1OF`yffLVJL'(1ts'@ i 4 i5l(l<!+o[9SDxhlt< <kQ1HZh{XQ ?{xIpE9(<#Yt<{q?+_:#hQo&{]FztHW\vWXPaq!$j ?N{(I1c\"N%' y-(B1%U(dE#N,XAC][\]eo:qgy#W :(F?Hsk6YsEzj><(Ȱܯ'+jjT(: 0.fw[- Z$)w\JzE"jojF'"Jzq1$SJ(1: (FCschB{-{q<: 1d1(6~~] <T~qhh:EL~6bQxh6&N041o(S5DZ#"e1/ZN} ;T_ ?mv}1c `T(KU.[ ΐM(\ѰdE~gh6HT"0FtHT:`$~9IFG%( KKLb)#l6+;PگXQY o#1`Tb3qbB-rHE#Iz5J( I t1 84ڜZ{:(J1z:m7 7/@ 8UUH(j9; ~~ 8Զ(DWGj~ b/h0h'W bTzzzzzp-h4_1 z.-----U% ihQDLsoR/rUBi) $5J(`{61XLbIHP<i'5 , N bS9T$z(I3[{2V8YELLeYz~7ebz=I|/'P6i &S ?%AkN++' Ȑ+-|^$z_@s 8XeO/0]S' $wh!"O-F/"N i'!5+t4.P.z-16\U..rd60h)~H F>1z0$KK%f #ܡX;W)ܠh {ri'IOcX%XU}[<ze]sXc[dkb H}-4+++++++++Ϛņ R'-Z}EeFK%>@<Z3#.vb]F1Y.i4D5T`SιN1/ߚ}hWMb$z[[N4yr4'SB'I Yu'(ރXs&!("k А|6|T*@vڡչ46/JH>4 qNQ@IӉU,f=nbQe=+M(ў{k&TbQ(ou'T'%Nl@\3e!Lf`;cFiI(Z# 3 (IO xiBD`13Fk,i'/F ?nw=M1A1cc?3q118c1 22  N{GfyuiP(i%k=sBn-}}Hpk  N]m $O5RYzxZ( ;{+886 FTXg~p1%UQQN|$}~Bexyz`{]?(s=tu;vP PM; Iws ^nopqr[7gg6hije[[1k6lmLbb*cdde\d%fbG\]]X^_`aPTUVW XYZN;[U/MMINOPQRSMMCDEFGHIJKL?@@A+B@=9:;23<=>/012345678/()*+,-.!"#$%&'     Ld)??" FEMF+@ DFDPCFDPC8FDPCFDPC:STSHSTSH<STSHSTSH<8SYIDSYIDV<SGP SGP =INK INK =BTEPPLC =BTECPLC r>FONTFONTR?<EOBJPLC ?.TCD PLC F TCD PLC F TCD PLC F TCD PLC G TCD PLC PLC NTCD ?PLC 0NTCD @PLC LNTCD APLC hN$TCD BPLC N$TCD CPLC N$TCD DPLC N$TCD EPLC N$TCD FPLC O$TCD GPLC @O$LTCD HPLC dO$TCD IPLC O$TCD JPLC O TCD KPLC O TCD LPLC O TCD MPLC P TCD NPLC ,P TCD OPLC LP TCD PPLC lP TCD QPLC P TCD RPLC P TCD SPLC P$TCD TPLC P$TCD UPLC Q$TCD VPLC 8Q$TCD WPLC \Q$TCD XPLC Q$TCD YPLC Q$TCD ZPLC Q$TCD [PLC Q$ TCD \PLC R(TCD ]PLC 8R(TCD ^PLC `R(TCD _PLC R(TCD `PLC R(TCD aPLC R(TCD bPLC S(STRSPLC (S@MCLDMCLDhVFPRNTWNPR gFRAMFRAMz,TITLTITL>$DOP DOP >CompObjVSPELLING  Z O2Quill96 Story Group Class9qy`y`/y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y` `ny`s`ty`|`}y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y`%`&y`.`/y`6`7y`:`;y`E`Fy`K`Ly`T`Uy`Z`[y`a`cy`k`ly`s`ty`y`zy``y``y``y``y``y``y``y``_``}qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`q`qy`r`ry`r` ry`r`ry`r`ry`#r`$ry`)r`*ry`0r`1ry`5r`6ry`>r`?ry`Gr`Hry`Lr`Mry`Rr`Sry`Xr`Yry`_r``ry`gr`hry`jr`kry`tr`ury`}r`ry`r`ry`r`ry`r`ry`r`ry`r`ry`r`ry`r`ry`r`r_`r`ry`r`ry`r`ry`r`ry`s`sy`s` sy`s_`sy`Y`]y`c`dy`g`ky`r`ty`x`yy`~`y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y`!`"y`.`/y`3`4y`9`:y`<`=y`B`Dy`J`Ky`Q`Ry`_``y`f`gy`o`qy`{`|y``y``y``y``y``y``y``y``y``y``y`