EVALUASI POSISI KERJA OPERATOR PADA STASIUN PERAKITAN MANUAL BERDASARKAN KRITERIA BEBAN FISIK

MARLIKA, SELVIA (2006) EVALUASI POSISI KERJA OPERATOR PADA STASIUN PERAKITAN MANUAL BERDASARKAN KRITERIA BEBAN FISIK. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

Full text not available from this repository.

Abstract

Pekerjaan perakitan secara manual merupakan pekerjaan yang banyak ditemui di berbagai industri. Pekerjaan ini dilakukan secara repetitif dengan posisi tubuh yang selalu monoton atau statis selama produksi berlangsung beban kerja fisik dan kelelahan yang timbul akibat kerja dalam waktu yang cukup lama dan bersifat monoton akan menyebabkan berbagai keluhan dan ketidaknyamanan pada tubuh pekerja tersebut pada bagian otot. Posisi kerja yang ada di perusahaan perakitan manual pada umumnya yaitu posisi kerja duduk dan posisi kerja berdiri. Tumpuan badan pada posisi berdiri adalah pada kedua kaki sedangkan tumpuan pada posisi duduk berada pada bagian pinggang. Dengan melihat kondisi tersebut, dikembangkan posisi kerja baru yang tidak menitikberatkan letak tumpuan hanya pada kaki dan pinggang saja yaitu posisi duduk-berdiri. Posisi kerja ini diharapkan dapat mempertahankan produktivitas kerja operator dengan tidak mengurangi kenyamanan kerja mereka. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti dan melakukan evaluasi mengenai beban fisik untuk masing-masing posisi tersebut. Dari hasil evaluasi tersebut diharapkan akan menghasilkan gambaran tentang baik buruknya ketiga posisi yang dievaluasi berdasarkan kriteria fisik (beban otot dan konsumsi energi) dan produktivitas, sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan dan saran untuk aplikasinya. Otot yang diteliti dibataasi untuk dua otot saja yaitu Erector Spinae (Otot Pinggang) dan Extensor Digitorum Longus (Otot Betis) berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di perusahaan perakitan manual. Eksperimen dilakukan di Laboratorium PSK&E UNDIP dengan mengadakan simulasi kerja perakitan mesin pompa air. Beberapa orang dipilih sebagai naracoba dimana mereka melakukan simulasi kerja selama 2 jam masing-masing dengan posisi duduk, berdiri dan duduk-berdiri. Ketika simulasi berlangsung dilakukan pengukuran aktifitas otot dengan menggunakan Electromygraph dan pengukuran konsumsi energi dengan menggunakan pulse meter serta penghitungan output kerja di akhir simulasi untuk mengetahui produktifitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban otot Erector Spinae dan otot Extensor Digitorum Longus pada posisi duduk-berdiri lebih kecil dibandingkan posisi duduk maupun berdiri. Untuk konsumsi energi, posisi duduk-berdiri juga memberikan nilai KE yang kecil dan output kerja yang paling besar. Dari ketiga hal di atas dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian ini posisi kerja terbaik bagi operator pada stasiun perakitan manual adalah posisi duduk-berdiri, sehingga peneliti memberikan usulan perancangan fasilitas kerja berupa kursi dan meja untuk posisi terpilih yaitu duduk-berdiri.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords:Posisi Kerja, Stasiun Perakitan Manual Beban Otot, Konsumsi Energi, Perancangan
Subjects:T Technology > T Technology (General)
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
ID Code:34133
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:06 May 2013 21:00
Last Modified:06 May 2013 21:00

Repository Staff Only: item control page