Titiek Suliyati, Titiek Feng Shui dalam Dinamika Budaya Masyarakat Cina di Kawasan Pecinan Semarang. Feng Shui dalam Dinamika Budaya Masyarakat Cina di Kawasan Pecinan Semarang .
Microsoft Word - Published Version 4Mb |
Abstract
Sebagaimana penduduk kota-kota besar lain di Indonesia, penduduk kota Semarang terdiri dari berbagai etnis, baik etnis yang dari berasal dari daerah-daerah di Indonesia, maupun etnis yang berasal dari luar Indonesia. Berbagai ragam etnis yang sudah menyatu sebagai masyarakat Semarang ini mempunyai budaya dan tradisi yang sangat beragam, yang mewarnai budaya kota. Salah satu etnis yang telah menjadi bagian dari masyarakat Semarang dan telah lama bermukim di Semarang adalah etnis Cina. Sebagai etnis yang berasal dari luar Indonesia, masyarakat Cina membawa keunikan budaya dari negeri leluhurnya. Dari berbagai budaya dan tradisi yang dibawa oleh masyarakat Cina yang masih bertahan sampai sekarang salah satunya adalah penerapan feng shui . Budaya dan tradisi yang hidup dalam masyarakat Cina, khususnya yang terkait dengan feng shui bersumber dari ajaran Tao yang menekankan pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan seluruh isi alam semesta. Tao adalah jalan yang benar atau jalan yang seharusnya (wu wei) untuk mencapai Thien (Tuhan). Masyarakat ideal yang menjadi tujuan Tao akan tercipta bila keharmonisan hubungan antara manusia dengan Thien (Tuhan) dan hubungan antara sesama manusia dan seisi alam terpelihara baik. Konsep Tao tentang keharmonisan alam terkait erat dengan konsep Yin-Yang, yang dipercaya sebagai dua kekuatan semesta yang saling mempengaruhi. Satu hal yang dipandang cukup penting dalam falsafah Cina selain keharmonisan antara manusia dan Tuhan serta alam semesta, yaitu kehidupan manusia harus disesuaikan pula dengan feng shui . Feng shui diterapkan sebagai pedoman bahwa manusia harus memperhatikan arah angin dan aliran air pada tempatnya berpijak/ bertempat tinggal. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan jaman penerapan feng shui dalam kehidupan masyarakat Cina juga mengalami perubahan. Penerapan feng shui yang semula digunakan untuk mengatur keselarasan tata ruang dan tata letak bangungan agar manusia sejahtera, sekarang digunakan untuk semua aspek kehidupan masyarakat, tidak hanya terkait dengan tata ruang saja, tetapi juga digunakan untuk perjodohan, untuk memperlancar rejeki, untuk hubungan-hubungan sosial dan lain sebagainya. Sejalan dengan perkembangan dan dinamika masyarakat, maka pemahaman masyarakat tentang feng shui juga mengalami perubahan. Mereka hanya memahami makna feng shui secara sederhana sebatas sebagai konsep keselarasan tata ruang dalam arti keselarasan yang dapat dilihat secara fisik /visual. Kiranya sangat menarik untuk mengkaji perubahan pemahaman masyarakat tentang feng shui sejalan dengan dinamika masyarakat serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya serta dampaknya dalam kehidupan masyarakat.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Humanities > Department of History |
ID Code: | 34050 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 09 Mar 2012 13:49 |
Last Modified: | 09 Mar 2012 13:49 |
Repository Staff Only: item control page