THE SPIRIT OF FEMINISM REFLECTED IN THE MAIN CHARACTER OF MONA LISA SMILE MOVIE: A STUDY OF FEMINISM IN A PATRIARCHAL SOCIETY

Putri, Widya Ivani (2011) THE SPIRIT OF FEMINISM REFLECTED IN THE MAIN CHARACTER OF MONA LISA SMILE MOVIE: A STUDY OF FEMINISM IN A PATRIARCHAL SOCIETY. Undergraduate thesis, University of Diponegoro.

[img]
Preview
PDF (Word to PDF conversion (via antiword) conversion from application/msword to application/pdf) - Published Version
529Kb

Abstract

Film merupakan karya sastra audio-visual yang akhir-akhir ini menyita banyak minat masyarakat. Hal ini dikarenakan film bukan hanya berfungsi sebagai sarana hiburan namun juga merupakan refleksi dan inspirasi kehidupan masyarakat yang sarat akan nilai-nilai sosial dan moral sehingga dapat dikaji lebih dalam. Mona Lisa Smile merupakan salah satu film yang menyajikan cerita mengenai ideologi feminisme dimana pandangan tersebut sangat bertentangan dengan aturan-aturan sebuah lingkungan masyarakat akademis yang cenderung patriarki. Dalam hal ini penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai pandangan feminis Katherine Watson, tokoh utama dalam film tersebut dan usahanya mengubah pandangan patriarki masyarakat Wellesley yang terlalu memposisikan pria sebagai “yang berkehendak” dan memandang wanita sebagai umat yang sudah ditakdirkan untuk mengisi sebuah peran sebagai istri dan ibu dalam hidup mereka. Adapun metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis film tersebut adalah metode penelitian pustaka dimana penulis menggunakan buku-buku referensi serta sumber dari koran, majalah, artikel maupun internet untuk mendukung kajian analisisnya. Metode eksponensial juga digunakan yakni untuk menganalisis aspek-aspek naratif seperti latar, karakter dan plot; aspek sinematik seperti penggunaan kamera dan mise-en-scenes; serta aspek ekstrinsik yang penulis fokuskan pada analisis patriarki dan feminisme. Akhirnya, kesimpulan akhir dari analisis fim Mona Lisa Smile ini adalah bahwa meski banyak cercaan dan kritik yang dialami Katherine Watson di Wellesley, namun hal itu tidak membuatnya berhenti. Pemikiran feminisnya yang pada dasarnya menuntut masa depan yang lebih baik dari mahasiswa lulusan Wellesley dari pada sekedar menjadi ibu rumah tangga, ternyata dianggap sebagai subuah pendurhakaan terhadap takdir perempuan. Walaupun pada akhir cerita Katherihe Watson memilih untuk meninggalkan Wellesley, namun usahanya tidak sepenuhnya gagal karena salah satu mahasiswanya yang sudah menikah memutuskan utuk mengajukan perceraian atas pengkhianatan suaminya yang—karena tradisi—harus dipendam,dan diapun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke Universitas Ya

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions:Faculty of Humanities > Department of English
ID Code:33655
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:22 Feb 2012 09:42
Last Modified:22 Feb 2012 09:42

Repository Staff Only: item control page