WIDYAWATI, RIMA (2011) ASRAMA TARUNA DI AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF 116Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 5Mb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 1455Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 52Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 581Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 280Kb | ||
| PDF 53Kb | |
| PDF 230Kb | |
| PDF 92Kb | |
| PDF 44Kb |
Abstract
Akademi Kepolisian atau lebih dikenal dengan singkatan Akpol, adalah sebuah lembaga pendidikan perwira polisi di Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, yang didirikan pada tahun 24 Januari 1985. Dengan Sprin Pangab No. : Sprin/07/VI/1984 tanggal 17 Juni 1984 tentang Perintah Serah Terima Pengalihan AKABRI Bagian dari Danjen AKABRI kepada Kas Angkatan/Kapolri, maka AKABRI bagian Kepolisian berubah nama menjadi Akademi Kepolisian yang berada langsung di bawah Kapolri sesuai dengan Skep Kapolri No. Pol. : Skep/36/1985 tanggal 24 Januari 1985. Dengan terpisahnya Akpol dengan Makro Akademi TNI, maka semenjak tahun 2000/2001 penyelenggaraan seleksi Taruna Akpol dilaksanakan oleh Polri dan pelaksanaan pendidikan dilaksanakan sendiri oleh Akpol. Akpol adalah unsur pelaksana pendidikan pembentukan Perwira Polri yang berada di bawah Kapolri. Berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/53/ X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Akademi Kepolisian, tugas pokok Akpol adalah bertugas menyelenggarakan pendidikan pembentukan Perwira Polri yang bersumber dari masyarakat umum (Profil Akpol, 2007). Berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol. : Skep/145/III/2007 tanggal 26 Maret 2007 tentang Penerimaan Taruna/Taruni Akademi Kepolisian dan Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep /159/IV/2007 tanggal 13 April 2007 tentang Perubahan Atas Skep Kapolri No.Pol.: Skep/145/III/2007 tentang Penerimaan Taruna Akpol TA 2007 bahwa jumlah peserta didik untuk Taruna Akademi Kepolisian yang dibutuhkan tiap tahunnya sebanyak 400 orang, terdiri dari 350 Pria/Taruna dan 50 wanita/Taruni (Profil Akpol, 2007). Akademi kepolisian dalam perkembangannya terus berupaya mencapai yang lebih baik. Perbaikan demi perbaikan terus dilakukan untuk menghadapi kemajuan jaman yang tidak pernah berhenti. Perbaikan yang dilakukan meliputi perbaikan secara fisik, yaitu mengenai kelengkapan fasilitas infrastruktur sebagai pendukung segala aktivitas dalam pendidikan Taruna-Taruni Akpol. Dan melakukan perbaikan secara non fisik, yang salah satunya adalah peningkatan sumber daya manusia dengan memberikan kebijakan baru dalam rekruitmen yaitu diambil dari lulusan mulai dari Sekolah Menengah Atas (SMA), S1, S2, Bintara Polri S1, serta Bintara Polri S2. Dalam hal ini dimana pengrekruitan perwira wanita baru mulai dibentuk pada tahun 2002, maka dalam perbaikan fisik yaitu adanya fasilitas infrastruktur yang bersifat khusus bagi taruni akpol sendiri sangat dibutuhkan. Karena melihat keadaan sekarang dimana asrama taruna dan taruni masih bergabung menjadi satu di tempat plat taruna tingkat II, sehingga jika ini tidak segera dibenahi maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan suatu masalah yang bisa bersifat tindak asusila diantara taruna dan taruni yang berada di akpol tersebut. Adanya rencana pembentukan fasilitas baru yang ditujukan khusus bagi para calon perwira taruni akpol dapat menambah suatu sistem keamanan dan kenyamanan tersendiri yang juga penting untuk diperhatikan, sehingga sesuai dengan visi dari Akademi Kepolisian sendiri yaitu, terwujudnya lembaga pendidikan pembentukan perwira polri yang berkualitas, lahirnya praktisi dan akademisi sebagai kader pemimpin polri masa depan, sesuai strata kepangkatan dan struktur organisasi yang tergelar, jujur, bersih, profesional, bermoral, modern dan dipercaya masyarakat (Profil Akpol, 2007). 1. 2 Tujuan Dan Sasaran 1.2. 1 Tujuan Merumuskan program dasar perencanaan dan perancangan yang berhubungan dengan aspek-aspek perancangan dan perencanaan Asrama Taruna di Akademi Kepolisian sebagai bangunan fasilitas utama yang mencerminkan citra Akpol dalam jangkauan nasional dan internasional serta mampu memenuhi kebutuhan hunian yang nyaman bagi siswa dan siswi taruna Akpol, sehingga tersusun langkah-langkah untuk dapat melanjutkan kedalam perancangan grafis. 1.2. 2 Sasaran Tersusunnya usulan langkah pokok proses perencanaan dan perancangan Asrama Taruna Di Akademi Kepolisian Semarang berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan dan alur pikir proses penyusunan LP3A dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. 1. 3 Manfaat Pembahasan 1.3. 1 Secara Subyektif Sebagai pemenuhan syarat tugas akhir periode 38 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro yang nantinya digunakan sebagai pegangan dan pedoman dalam perancangan Asrama Taruna di Akademi Kepolisian Semarang. 1.3. 2 Secara Obyektif Perencanaan dan perancangan Asrama Taruna dan Taruni di Akademi Kepolisian Semarang ini diharapkan dapat menjadi masukan /acuan dan pegangan selanjutnya dalam perancangan kembali Asrama Taruna dan Taruni Di Akademi Kepolisian Semarang. Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan Proposal Tugas Akhir, Seminar atau mata kuliah lainnya. 1. 4 Lingkup Pembahasan 1.4. 1 Ruang Lingkup Substansial Merencanakan dan merancang Asrama Taruna dan Taruni di Akademi Kepolisian Semarang yang termasuk dalam kategori bangunan dengan beberapa massa bangunan yang terkoneksi /satu massa bangunan yang terintegrasi berserta dengan perancangan tapak lingkungan sekitarnya. Lingkup pembahasan dibatasi pada permasalahan yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur di Asrama Taruna dan Taruni di Akademi Kepolisian Semarang meliputi perundang-undangan /kebijaksanaan pemerintahan, aspek-aspek fisik dan non fisik. Secara fisik, lingkup pembahasan perancangan ini adalah kota Semarang dengan skala pelayanan bersifat nasional. 1.4. 2 Ruang Lingkup Spasial Secara administratif adalah tapak perencanaan yang akan dipakai yaitu di lahan Akademi Kepolisian yang berada di BWK II Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah. 1. 5 Metode Pembahasan Metode yang digunakan secara keseluruhan adalah deskriptif analitis, yaitu melihat dan mencermati kondisi awal kegiatan dan sarana yang memiliki kemungkinan muncul dan dapat mendukung, kemudian mengadakan pengumpulan data primer maupun sekunder, kemudian diadakan analisa sehingga akan dihasilkan sintesa-sintesa. Pengumpulan data diperoleh dengan cara : 1. Observasi Lapangan Kegiatan observasi lapangan dilakukan dengan mencari data dan informasi mengenai latar belakang pembangunan asrama, kondisi existing, kebutuhan dan besaran ruang, organisasi ruang, kapasitas / populasi dan kegiatan, struktur kelembagaan personil / kelompok pengguna bangunan, bahan bangunan, sistem utilitas, struktur dan bentuk bangunan serta tata ruang dalam dan ruang luar bangunan. Serta melakukan studi banding dengan bangunan Asrama Taruna yang berada di Akademi Militer Magelang sehingga menghasilkan data yang lebih sempurna nantinya. 2. Studi Literatur Literatur yang digunakan dalam proses ini berasal dari buku-buku pedoman serta mencari materi-materi dari internet yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan desain Asrama Taruna dan Taruni di Akademi Kepolisian. 3. Wawancara Yaitu mencari informasi dari nara sumber dan pihak-pihak yang terkait mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan perancangan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 33510 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 15 Feb 2012 09:10 |
Last Modified: | 15 Feb 2012 09:10 |
Repository Staff Only: item control page